everything

Senin, 19 Januari 2015

Tips Berjilbab Tanpa Ketombe


sumber : disini

Rambut berketombe ketika kita menggunakan jilbab, yups….bisa jadi iya, gak usah yang berjilbab, yang gak pakai juga kepala sering berketombe, apalagi yang berjilbab, rambut tertutup rapat, sehingga mudah sekali lembab karena sirkulasi udara tidak lancar, apalagi jika menggunakan dalaman atau anak jilbab yang ketat.

Keluhan seputar ketombe pada perempuan lazim kita dengar, gara-gara berjilbab jadi ketombean, gara-gara berjilbab rambut jadi apek, eits….gak juga lah, sebenarnya bukan jilbab penyebabnya, tapi karena  ketidakcermatan kita saja.

Awal-awal berjilbab, saya juga mengalami kepala yang berketombe, kulit kepala rasanya gatal dan panas, rasanya gak tahan lama-lama berjilbab, apa terus gak usah pakai jilbab, ya bukan itu solusinya kan, wong berjilbab itu wajib, dari pengalaman saya yang masih baru berjilbab dan masih terus memperbaiki kualitas berjilbab, saya punya beberapa tips yang bikin rambut saya sekarang bebas ketombe, ini cara ampuhnya :
  1. Gunakan jilbab hanya pada saat rambut kering, apalagi untuk pemakaian yang cukup lama, missal setengah hari atau seharian. Yang beraktifitas pagi, bisa rutin cuci rambut tiap sore, ibu-ibu susah donk, ada urusan uhuk-uhuk, gak tiap hari juga kan..?pakai  hairdryer atau kipas angin juga cepet kering.
  2. Cucilah rambut tiap hari, rambut yang kotor di pengap dalam jilbab,  menjadi tempat subur untuk ketombe, juga dapat menimbulkan bau apek, jika ada yang membuka jilbab, kemudian tercium bau yang kurang seksi, dan bikin pengen tutu idung, kemungkinan besar ia berjilbab dalam keaadan rambut kotor.
  3. Pilihlah jilbab yang terbuat dari bahan yang adem dan mudah menyerap keringat. sehingga jika aktifitas atau berkegiatan di tempat yang panas tidak mudah berkeringat.
  4. Jangan menggunakan jilbab dan anak jilbab terlalu  terlalu ketat. Gak cuma bikin tambah pengap, kalo inijuga asli bikin pusing, trus stress, trus ketombe makin betah.
  5. Pakailah selalu jilbab dan dalaman yang bersih,  jangan pakailah lagi jilbab dan anak jilbab yang sudah kena keringat. yang begitu juga bikin ketombe makin eksis
  6. Gunakan shampoo yang sesuai dengan kulit kepala. Banyak pilihan shampoo dengan berbagai merek, baca baik-baik sesuai kebutuhan rambut dan kulit kepala kita, apakah rontok, berketombe, berminyak dll.

Nah itu sedikit tips agar tidak berketombe meskipun berjilbab seharian, semoga bermanfaat dan bye-bye ketombe....


Kamis, 15 Januari 2015

etika menggunakan media sosial



Kalo dulu kita sering dinasehati dengan pribahasa, mulutmu harimaumu, sekarang kita harus waspada dengan jari kita sendiri, seiring dengan perkembangan tehnologi dan jejaring sosial yang semakin tinggi. jejaring sosial seperti Facebook, twitter, google +, path dan lainnya dimana para penggunanya saling berinteraksi terkadang justru menjadi tempat untuk saling menghujat, curhat hal yang kurang bermanfaat, membicarakan sesama teman, memamerkan sesuatu, ajang pertengkaran dan sebagainya. hati-hati, jarimu harimaumu.

Sebenarnya seperti  kita berbicara secara langsung, menggunakan jejaring sosial juga ada etikanya, tidak asal saja menuliskan status atau komentar, seperti yang sudah sering kali terjadi, beberapa status dan komentar justru mengantarkan pembuatnya kemeja hijau, sungguh miriskan.

Berikut beberapa etika menggunakan jejaring sosial yang saya rangkum dari berbagai sumber :

1. Etika berkomunikasi

Dalam menggunakan jejaring sosial, sebaiknya gunakan bahasa yang baik dan sopan, bukan yang provokatif, apalagi nantinya tulisan kita akan menjadi sumber pertengkaran bagi orang lain.

2. Menghargai karya orang lain

Tidak mudah pastinya membuat tulisan yang baik, bisa dijadikan motivasi bagi banyak orang, terkadang dengan mudahnya jari lentik kita mengcopy sebagian kalimat indah yang dibuat orang lain tanpa ingat mencantunkan penulisnya. menuliskan seolah-olah itu hasil pemikiran kita, itu sungguh terlalu.

3. Hindari SARA dan Pornografi

Nah kalau yang ini juga sangat sensitif,  saya sepakat tidak menuliskan soal sesuatu yang tendensius sama agama dan ras orang lain, pornografi apalagi ya, sangat mengganggu, tanpa membawa nilai apapun, pornografi tidak layak untuk disebarluaskan. karna lebih banyak dampak tidak baiknya ketimbang positifnya.

4. Jangan terlalu mengumbar  informasi  pribadi

Ini yang paling sering terjadi, sadar atau tidak kebanyakan kita selalu menumbar informasi pribadi (termasuk saya), ya kalau informasi itu bermanfaat bagi orang lain, kalau tidak,  kadang kala membuat status sedang bertengkar dengan si anu, bertengkar dengan  suami/istri/pacar, benci dengan si anu, semua kegiatan 24 jam ditulis, mulai dari bangun tidur, mandi, sarapan, ngantar anak, masak apa, baru beli mobil, perhiasan atau apalah, nonton acara tv, selamat tidur, mungkin kalau bisa, tidurpun nyetatus.... zzzzz.

5  Pahami perbedaan

beda pendapat itu pasti terjadi, kita gak bisa memaksa orang lain untuk sependapat dengan  kita, misal kita suka warna merah, apa semua kudu suka merah, pasti ada yang suka hijau, oren, kuning dan lainnya, bayangkan jika warna yang ada didunia ini cuma merah, malah gak baguskan....

Yuks mari belajar menjaga etika di dunia maya, jadikan media sosial tempat menebar kebaikan, bukan pelampiasan amarah dan caci maki. jadiakan media sosial  tempat pertemanan yang penuh manfaat.




Sumber
1. http://sosbud.kompasiana.com/
2. http://trimaaja.blogspot.com/
3. oasisbiru.blogspot.com

Selasa, 06 Januari 2015

Cerita Lucu di Warung Tenda

Jadi ceritanya malam itu sehabis ngambil buku, saya, suami dan anak2 makan dulu sebelum pulang, seperti biasa menu pilihan kita ayam bakar, kalo suami sukanya pake nasi uduk, kalo saya sih nasi putih, jadi warung tenda Lamongan tempat biasa kita makan itu jadi pilihan, sebenarnya kebanyakan warung tenda disini berasal dari Lamongan, terbukti dari judulnya dimana tulisan Lamongan lebih gede dari tulisan lainnya.

Tidak terlalu ramai waktu kami masuk, saya langsung pesan makanan, kemudian duduk dikursi yang paling pojok sebelah kanan, meja terdiri dari dua baris, saya langsung buka sate dan nyuapin Tata, ga lupa nyuapin diri sendiri juga, kuatirnya Tata ga habis nanti, sambil mata juga pecicilan liat kiri kanan. 

Ada mbak muda yang cantik bingits bawa anaknya yang lasaknya sama kayak Thoriq, umur 3 tahunan lah kayaknya, sederet dengan saya. Meja sebelah, tepat dibelakang mbak cantik, seorang pemuda yang sepertinya baru pulang kerja, tampak kelaparan, dan di belakang saya ada 2 orang cowok yang sedang ngobrol. tak lama menu mereka semua datang, mulailah mereka menikmati piring masing-masing.

Si mbak cantik sedikit ngomel-ngomel dengan anak laki-lakinya yang narik-narik kursi kesana kesini, tapi yang bikin saya geli adalah si pemuda yang baru pulang kerja, mungkin sudah sangat lapar, tetapi si ayam masih panas, ga sabar nih nunggu dingin, trus digigitnya ayam itu, kemudian di lepeh diatas piringnya, beberapa kali....saya senyum sendiri melihatnya soalnya itu saya banget pas waktu kecil, ga sabar nunggu makanan dingin, dicuilin pake gigi. ternyata ada juga yang begitu...hihihi.

Makanan saya belum juga datang, jadi masih  mondar-mandir ngikutin Thorig yang ga berenti jalan-jalan, eh kejadian lucu lagi, salah satu  cowok dibelakang saya, sepertinya belum kenyang, minta nasi tambahan dengan masnya sambil bilang "Aa tambuh ciek....", dengan logat padang asli...glek, biasa makan nasi padang ne cowok....padahal ini penjualnya mas-mas semua, untung aja pada ngerti. dan langsung tanggap mengantarkan sepiring nasi tambahan.

Itu kejadian yang cukup menggelikan menurut saya, tapi...bisa jadi juga mereka senyum-senyum melihat saya yang sibuk nyicipin sate Tata, emaknya nyicip ato doyan, atau mungkin malah jengkel melihat kelakuan  Thoriq yang lasaknya minta ampun, mpe bapaknya makan terburu-buru...hihihi, terserahlah...happy tuesday night.

Sabtu, 03 Januari 2015

Dilema "Overweight"

sumber : blog.djarumbeasiswaplus.org

Suatu hari saya pergi kesebuah instansi pemerintan, menemani teman saya yang akan mengurus surat apalah gitu, dari tempat parkir mata kami sudah tertuju kedalam kantor yang kecil itu, tampak seorang wanita yang kelihatnya sangat sibuk, mondar-mandir, menelpon, masuk ruang kepala kantor, saat kami masuk, si ibu tadi memperhatikan teman saya dan langsung menyapa, saya mengekor saja, cos tidak kenal juga dengan si ibu ini...

ibu kantor : eh kamu rupanya, gendut sekali sekarang (masih dengan sibuk, ternyata mereka kenal, saya mengekor teman saya saja)

Teman saya: eh, sama lah kita, kamu juga gendut (balas teman saya dengan santai, saya berusaha menahan senyum)

Ibu kantor : nggak ah, gendutan kamu dech (masih dengan sibuk kesana-kesini, dengan suara yang sangat yakin dan agak ketus, ibu ini ternyata istri pak kepala kantor)

Teman saya : masak sih, kayaknya samalah......(teman saya masih juga ngeyel, saya...? jelas tersenyum lebar, berusaha untuk tidak ngakak)

Dua ibu tadi sebenarnya memang hampir sama, teman saya memang kurang lebih 65 kg, cukup besarlah, saya geli saja mendengarnya, ternyata dua orang yang besarnmya hampir sama, merasa kurang senang juga dibilang gendut..... #sampairumahlangsungnimbang #ngacadirisendiri.

Berat badan bertambah itu memang sungguh menyiksa, pengalan pribadi kok, pakaian banyak yang mubazir, tiap mau pergi-pergi pusying mikir baju, cos dah ga ada yang muat, kalo di rumah sih santai ya, pake daster juga pasti muat,  ato bisa juga pakai sarung....hihihi.