everything

Jumat, 29 November 2013

Dokter oh Dokter

Dari kecil, entah mengapa saya ga kepingin banget jadi dokter (ga maksud mendiskredikan profesi ini), tapi sekarang, kebetulan tetangga sebelah ruko ada seorang dokter umum, saya jadi sedikit  berandai2 semoga kelak anak saya juga bisa menjadi dokter seperti tetangga saya ini.

Dokter itu, sebutlah dokter baik, apa sih prestasinya sampe saya yang tidak melirik profesi dokterdan tenaga kesehatan lainnya hingga saya berubah pikiran, kalo ingat serial  dr. Sartika dulu, yang tayang di TVRI kalo ga salah, begitulah dokter baik ini berkiprah, dokter baik ini benar2 dokter  seperti yang di gambarkan dalam sinetron dr. Sartika, tidak pernah lelah melayani pasien, diminta untuk datang kerumah juga mau, bahasanya sangat lembut, bahkan beberapa pasien bercerita, baru ngobrol dengan dokter baik ini, rasanya penyakit ilang katanya #lebai nech pasien.

Seringkali juga dokter baik ga keberatan untuk pulang lagi ke tempat praktek, ketika dia hendak pergi kesuatu tempat, dia pernah loh, dah pergi 20 km lebih  balik lagi ke praktek demi mengobati pasien yang menelfon. banyak kah pasiennya? jangan ditanya, pokoke di daerah kami ini dia dokter umum favorite, pasiennya  terbanyaklah disini, makanya sampe saya mikir, enak bener jadi dokter ya.....

Tapi ternyata dokter yang seperti itu juga ga banyak, padahal jujur saja,  kita semua pasti mendambakan dokter seperti dr. Sartika itu.....pengalaman saya ke beberapa dokter spesialis juga gitu, kesannya cuek dan buru-buru...makanya waktu hamil sempet ganti2 dokter kandungan.

Seminggu yang lalu, anak saya sakit diare dan muntah, dokter anak juga lagi dinas ke Jakarta selama 1 minggu, padahal dia dokter anak satu-satunya di tempat kami ini, akhirnya saya cuma ke apotik untuk membeli obat dan alhamdulliah sembuh.

Sulitnya pelayanan dokter sudah terbiasa bagi kami yang tinggal di daerah seperti ini, jangankan dokter yang demo, dokter yang  pergi seminar berhari-hari meninggalkan rumah sakit, adalah makanan sehari-hari, makanya kalo cuma di tinggal demo,  sudah biasa.

Menyimak kasus dokter ayu yang sedang marak, saya juga punya cerita, RSUD daerah kami ini, tidak memiliki dokter spesialis kandungan, yang ada adalah dokter yang sedang magang per-6 bulan, saya tidak tau persis bagaimana prestasinya, tapi dengan adanya dokter2 magang ini, ruang kebidanan menjadi lebih rame, malah banyak juga yang SC.

Hingga saat ini, entah kenapa tidak juga ada satupun dokter kandungan yang bersedia di tempatkan didaerah kami ini, dengan adanya kasus  dokter ayu, saya kuatir tidak ada lagi  calon dokter  spesialis yang bersedia magang di tempat kami ini. (tidak hanya calon dokter kandungan yang magang disini).

Kasus dokter ayu yang tiba2 menjadi isu nasional, hendaknya dapat diselesaikan dengan baik, saya salut dengan solidaritas para dokter, tapi hendaknya tidak lagi mengadakan demo, dokter juga manusia dan   tidak ada manusia yang sempurna, saya orang awam yang tidak paham masalah kedokteran, saya hanya penikmat jasa dokter, yang selalu berharap mendapatkan pelayanan yang maksimal dari dokter. 








Selasa, 26 November 2013

Lamanya Membuat Sertifikat


Pernahkan kalian mengurus sertifikat? ribetkah urusannya? berapa lama mengurusnya? nah kali ini saya pengen curhat sedikit mengenai pengalaman saya dalam membuat sertifikat, memang sih saya tidak secara langsung mengurus sendiri.

Tahun 2005 saya pernah membuat sertifikat, katanya sih itu prona, saya kurang paham apa dan bagaimana itu prona, waktu itu saya berurusan dengan seorang pegawai BPN, dia menawarkan bahwa di wilayah saya membeli tanah itu sedang ada program prona, dan saya di tawarkan dengan biaya Rp.750.000,-, kalo ga salah hampir satu taun baru saya menerima sertifikat atas nama saya itu.

Tahun 2009, saya kembali membuat sertifikat, saya membeli sebidang tanah yang tidak bersertifikat, tanda bukti pembelian adalah dengan surat jual-beli yang di tandatangani oleh lurah, serta surat persetujuan dari seluruh pemilik tanah tersebut (tanah itu merupakan warisan dari seorang bapak yang sudah meninggal kepada 10 orang anaknya),  saya mengurus langsung dengan pegawai BPN tanpa ke kantor BPN #janganditiru#

Tanah tersebut kebetulan saya beli bersama teman saya, jadi tidak bisa langsung membuat sertifikat atas nama kami masing-masing, kami membuat dulu sertifikat induk atas nama teman saya, kemudian dipecah atas nama saya, 9 bulan kemudian baru sertifikat beserta pecahannya selesai, kami mengeluarkan uang kurang lebih 11 juta.

Dan yang terakhir tahun 2013 ini, saya mengurus sertifikat dengan seorang notaris, berharap bisa selesai dengan cepat, ternyata  hingga hari ini belum kelar juga, saya melengkapi berkas ke notaris sekitar bulan juni, kemudian dilakukan pengukuran oleh pegawai BPN, didampingi perwakilan dari kantor notaris. ternyata cara pembuatannya beda lagi, tanah yang saya beli ini sudah ada sertifikatnya, saya pikir langsung  bikin pecahannya, ternyata tidak sodara-sodara, pertama saya buat dulu sertifikat pecahan atas nama penjual, kemudian baru balik nama atas nama saya (saya hanya membeli seperempat bagian dari jumlah total tanah dalam sertifikat tersebut), ribet juga ya....

Sejujurnya saya sering sebel  mengurus hal-hal begini, karena memakan waktu yang cukup lama, dana yang juga tidak sedikit, ketika saya tanyakan kepada pihak notaris, jawabanya sang kepala BPN jarang di tempat, yang sedang pelatihan, dinas luar, tapi masa pengurusan sertifikat begitu lamanya. saya tidak tau bagaimana proses pengurusan sertifikat di tempat lain, apa memang lama juga seperti di daerah kami.

Sertifikat tanah sangat lah penting, dengan adanya sertifikat kita sebagai pemilik tanah tidak perlu ketar-ketir, ketika kita meminjam uang di bank, sertifikat dapat dijaminkan, tapi dengan realita sekarang, dimana proses pengurusan yang super ribet dan memakan waktu lama, tidak sedikit orang yang menyerah mengurus sertifikat, teman saya  ditahun 2004 pernah mengurus sertifikat, membayar 50% biaya yang sudah di sepakati, tetapi hingga 6 bulan tak kunjung jadi, saking kesalnya teman saya membatalkan pembuatan sertifikat tersebut dan mengambil kembali uang yang sudah di setorkan kepada pihak yang mengurusnya.

Saya memang belum pernah mengurus secara langsung ke BPN, beberapa sumber menyebutkan bahwa mengurus sertifikat langsung ke BPN akan lebih mudah dan lebih murah, saya juga baru tau ternyata tidak disarankan mengurus sertifikat di notaris atau calo, padahal terakhir ini saya mengurus langsung ke notaris, karena menganggap notaris adalah  tempat yang paling tepat, apalagi biasanya pihak notaris memberi kemudahan dengan bisa datang ketempat kita tanpa kita perlu repot, apalagi buat ibu rumah tangga macam saya yang kebanyakan di rumah, pergi ke kantor BPN sendiri, yang memang jauh dari rumah, biasanyapun tak cukup sekali, sungguh merepotkan.

Okelah masalah biaya, mahal  tidak masalah kalo memang itu sudah menjadi standar, tapi yang bikin malas adalah lamanya si sertifikat jadi. mengingat betapa pentingnya si sertifikat ini, hendaknya proses pembuatan sertifikat ini tidak ribet dan lama, kalo keadaanya masih seperti saat ini, pantas saja lebih banyak orang yang tidak memiliki sertifikat.


gambar : birojasasabila.wordpress.com


Selasa, 19 November 2013

Janda/Duda, Emang Kenapa?

Menjadi janda atau duda, memang tidak mudah, apalagi jika ada anak, sudah tentu sangat kerepotan mengurus anak sendirian, tanpa seseorang yang biasanya bisa dijadikan tempat curhat kala ada masalah, membantu dikala repot, mendadak semua harus diatasi sendiri, bagi perempuan  apalagi yang tidak berpenghasilan, hal ini tentu akan sangat sulit, harus pula memikirkan  nafkah. sementara bagi lelaki, kehilangan istri juga menyebabkan luka yang tidak ringan, urusan domestik rumah tanggapun mendadak menjadi tanggungjawab sepenuhnya, padahal bagi kebanyakn lelaki urusan domestik rumah tangga seperti memasak, mengurus anak, membersihkan rumah adalah hal remeh temeh yang ternyata cukup sulit dilakukan.

Sudahlah  dirumitkan dengan keadaan harus mengatasi masalah sendiri, masih banyak pula omongan serba negatif yang seringkali menerpa dan  tatapan aneh atau belas kasihan yang harus dihadapi.

Seorang temen perempuan saya meninggal dunia, saat ini suaminya menjadi seorang duda dengan 2 anak balita, pernah saya bertemu, suami almarhum teman saya menjadi kurus, anak perempuannya yang berumur 3 tahun berpakain kebesaran dengan celana panjang kebesaran pula, saya sedih melihatnya, tapi dengan sabar dia mengikuti kehendak anaknya yang lumayan rewel, menemani hari-hari anaknya dengan sabar, salahkah suami teman saya ini menjadi duda, temen saya meninggal karena sakit kangker....

Adalagi temen perempuan saya, dengan seorang anak yang juga balita, suaminya meninggal kecelakaan  sepulang kerja, dihantam sebuah mobil tronton....saat ini diapun mengurus anaknya seorang diri, apa yang salah dengan teman saya yang mendadak harus menjadi janda, kalo boleh meminta, tentu dia tidak ingin menjadi single.

Seringkali kitapun tidak menganggap normal status janda atau duda, percayalah....sesungguhnya tidak ada yang ingin berstatus seperti itu, janda atau duda kan bukan merupakan suatu pilihan, tapi itu sebuah takdir yang harus kita terima, tidak harus untuk diolok-olok atau didiskualifikasi dari daftar pertemanan, perjodohan atau apalah....

Beberapa dari kita masih sulit menerima jika saudara kita, anak kita, kakak kita, sepupu kita, teman kita yang belum pernah menikah baik laki atau perempuan,  berhubungan serius atau malah mau menikah  dengan janda atau duda, ada saja penyataan kurang enak yang kerap kita dengar, misal "kok mau sih  kamu kawin sama dia, kan sudah duda/janda, mestinya kamu tuh cari yang perjaka/perawan". yaelah.... hari gini, kalo ada yang bilang gitu, tanya balik lagi donk...."lo tanya  ma alloh, kenapa suami/istrinya meninggal"

Tapi kalo ada  janda dan duda seumuran, trus mau menikah, langsung tuh kedengaran "nah cocok tuh" atau kakek duda kawin ma nenek janda, "lebih cocok tuh", walah.... emang janda dan duda itu hanya boleh berpasangan dengan janda duda juga, ga juga kan...?. trus boleh menjandi janda atau duda kalo sudah kakek nenek.

Semua orang ingin hidup ideal, sekolah pintar, kerja yang enak, pendapatan tinggi, pasangan yang cantik/ganteng, keluarga harmonis atau...... tamat sekolah pada waktunya,  kerja pada waktunya, menikah pada waktunya, mendapat anak pada waktunya dan mati pada waktunya....loh....waktunya tu kapan? balik lagi semua kan cuma alloh yang tau...kita kan hanya menjalani, memang bukan dengan berpangku tangan, tetap harus berusaha, tapi kesemuanya  alloh yang menentukan.

Tetangga saya belum pernah menikah, kemudian dengan iklas keluarganya menerima ketika dia menikah dengan seorang duda, alhamdulilah saat ini keluarganya baik-baik saja, jadi tidak ada relasi dan korelasi  kebahagia dalam berumah tangga dengan status janda atau duda  pasangan kita.

Didunia ini, kita tidak punya kapasitas untuk menghakimi seseorang hanya dengan status yang demikian, yang hidup berpasangan saja belum tentu baik, karena memang didunia ini semua hal ada lawannya, ada manusia yang baik, ada juga yang jahat, ada yang cantik, ada juga yang jelek,  ada miskin, ada kaya, ada pengertian, ada yang keras kepala, ada yang mudah emosi ada yang penyabar... begitulah dunia... tinggal bagaimana kita selalu belajar, belajar dan belajar dari orang-orang yang baik agar kita juga menjadi baik, menjadi bijaksana, menjadi penyabar, menjadi berguna bagi orang lain,  mengkoreksi diri sendiri jangan hanya sibuk mengkoreksi orang lain.







Kamis, 14 November 2013

Nyaman Bepergian Dengan Balita

Membawa balita dalam aktifitas outdoor terkadang memang tidak bisa kita hindari, seringkali beberapa balita merasa tidak nyaman berada diruang publik dimana banyak orang yang asing baginya, serta dengan berbagai aktifitas yang tentunya juga tidak mereka sukai.

Pernah suatu kali saya sedang berada ditoko pakaian, ada seorang ibu membawa balita, si ibu bermaksud membeli pakaian, ketika si ibu sedang mencoba pakaian diruang pas, sang anak menangis minta pulang, si ibu tampaknya tidak peduli sehingga sang anak bertambah marah, terus menangis dan berteriak2, sang ibupun membentak-bentak anaknya, penjaga toko menyarankan si ibu untuk kembali lagi besok karena si anak benar2 tidak bisa dibujuk, sampai ibu yang punya toko ikutan keluar karena anaknya yang sedang tidur ikutan menangis, kaget dengan teriakan tadi.

Saya  dan seorang teman  yang sedang memilih pakaian tentu saja merasa tidak nyaman, karena si ibu keras kepala sekali, si anak terus membuntuti si ibu yang masih juga asyik memilih pakaian, karena makin kesal dengan perilaku balitanya yang terus menagis bahkan makin keras, tanpa sadar  atau mungkin kebiasaan,  si ibu menampar anaknya, kami terkejut dan menjauh dari si ibu,  saya dan teman saya hanya saling berpandangan, tetapi kami juga tidak berani ikut campur karena sebelumnya saya juga sudah mencoba membujuk anaknya.

Kejadian seperti itu mungkin sering kita alami, karena itu suami saya selalu melarang saya membawa anak ketempat umum yang menyebabkan anak tidak nyaman dan merasa dibaikan dengan aktifitas kita, misal pergi kondangan, berbelanja, pengajian. tetapi jika membawa anak tidak bisa dihindari maka kita juga perlu mengetahui trik-trik membawa anak agar merasa nyaman di tempat umum.

ini adalah beberapa cara membawa anak agar nyaman ketika kita ajak bepergian :

  1. Dalam keadaan kenyang, sebelum bepergian, pastikan balita kita tidak dalam keadaan lapar dan haus. balita yang lapar dan haus cenderung mudah rewel.
  2. Jangan bawa balita bepergian dalam keadaan mengantuk, ini juga memicu balita kita rewel sewaktu kita beraktifitas.
  3. Membawa bekal makanan, minuman atau mainan untuk menghibur sekecil jika dia mulai bosan.
  4. Hindari bepergian terlalu lama  jika membawa balita karena akan menyebabkan sikecil lelah
  5. Kenakan pakain yang nyaman pada balita, yang tidak  mudah membuatnya gerah, terkadang para ibu sering kali mendandani anaknya sedemikian rupa, padahal si anak merasa tidak nyaman.
  6. Ketika anak mulai gelisah, marah dan menangis, sebaiknya hentikan aktifitas mengabaikannya, anak biasanya tidak suka dicuekin, jadi meskipun kita sibuk dengan aktifitas kita, tidak ada salahnya melibatkan anak, sehingga dia tidak merasa bosan dalam kasus di atas, ajak sikecil juga memilih pakaian untuk dirinya.   
  7. Jika mungkin, bawalah orang yang juga dikenalnya, misal ayah, kakak tau teman yang lebih besar.
itulah beberapa trik yang saya lakukan saat membawa si kecil bepergian jika terpaksa, alhamdulilah sikecil tidak rewel, jika sikecil mulai rewel, saya akan langsung membawanya pulang, karena membuat sikecil marah ditempat umum akan menganggu orang lain, memarahi sikecil juga tidak akan berguna pada saat seperti itu, malah akan memberi dampak yang lebih buruk.

Sumber gambar :
http://www.indotopinfo.com/tips-belanja-bersama-anak.htm



Selasa, 12 November 2013

Macam-macam Arisan

Kalo ditanya pernah ikut arisan? saya rasa hampir semua perempuan apa lagi yang sudah jadi ibu rumah tangga pernah ikut, saya sendiri sering ikut arisan bahkan dari masih gadis, sampai sekarangpun masih sering ikut arisan, dan sekarang saya makin tahu bahwa arisan itu banyak banget jenisnya, tapi saya sangat selektif memilih arisan, karena beberapa jenis arisan sepertinya tidak cocok buat saya dan menurut saya juga agak merepotkan.

Arisan yang biasa saya ikutin adalah arisan pengajian, karena ini wajib, setiap anggota pengajian harus ikut, besarnya Rp. 10.000,-/minggu, tujuan arisan ini adalah meringankan anggota yang menjadi tuan rumah, karena pengajian di tempat kami diadakan berkeliling dari rumah ke rumah, dan habis pengajian biasanya ditutup dengan acara makan2 dari mulai kategori ala kadarnya mpe mengada-ada.

Arisan lain yang saya ikuti adalah arisan bersama karyawan salon, ini sih juga arisan kecil-kecilan,  hanya   Rp. 200.000,- di kocok tiap bulan dan periodenya hanya 10 bulan, soalnya kalo undian arisan berdasarkan jumlah anggota, bisa lama, saya ga suka banget arisan yang lama-lama, iya kalo dapat duluan, yang terakhir capek nunggu uangnya, kalo dapat arisan saya langsung beli2 peralatan dapur dan rumah tangga.

Ada lagi arisan barang, yang ini saya pernah sekali ikut, arisan panci, itupun karena ada sales, jual panci 5 dapat 6, jadilah saya bayar semua dan mereka mengangsur ke saya, untungnya.....ya saya dapat panci gratis. arisan barang ini banyak banget macamnya, dari mulai emak saya dulu, ikut arisan sembako, ini tujuannya meringankan anggota yang akan punya hajatan, misal si A mau hajatan, maka anggota memberi si A sembako, mulai dari beras, minyak goreng, telur, tepung, gula, kopi dll. nantinya si A juga mengembalikan barang yang sama jika anggota yang lain hajatan. tetangga saya juga punya arisan bahan bangunan, mulai dari semen, batubata hingga seng. arisan barang ini paling banyak modelnya, ibu-ibu paling doyan arisan begini, mulai dari karpet, panci, piring, kain panjang, kuali, dandang, peralatan prasmanan, sprei dan ntah apalagi, saya jarang banget ikutan arisan beginian, soalnya saya lebih suka milih barang sendiri.


Dikeluarga kami juga ada arisan emas, ne berlaku buat  yang masih single, jadi siapa yag menikah, dapat emas, bisa juga di konversi ke Rupiah, besarnya disesuaikan dengan kemampuan, bisa 1 mayam, 2 mayam atau lebih,  arisan ini juga sangat membantu dan tidak merugikan, kata  mbah saya sebagi pencetus ide ini di keluarga kami, arisan ini  sama saja dg menabung, soalnya nilainya terus naik mengikuti harga emas.

Nah, ada lagi arisan harian dilingkungan saya ini, kebanyakan yang ikut adalah pedagang, arisan harian, dikocok per sepuluh hari, besaranya juga macam-macam, mulai yang dari Rp.10.000,/ hari sampai dengan Rp.500.000 perhari, gini perhitungannya, misal arisan Rp 100.000 perhari, anggota 10 orang maka  perhitungannya : 
        Jumlah uang arisan = ( 10 orang x 10 hari x Rp. 100.000,-) - Rp. 200.000,- (biaya pengelola)
                                     =  Rp. 9.800.000,-
semakin besar arisan ini, maka semakin kecil pengikutnya, arisan yang besar2 ini pengikutnya pedagang besar di sekitar kami ini,   saya belum pernah ikut arisan yang model ini, beberapa kali di tawarin, tapi sepertinya tidak cocok buat saya, terlalu memberatkan.

Ada lagi arisan yang paling anyar di tempat saya ini, arisan tembak namanya, yang ini saya baru denger, modelnya sama dengan arisan harian, tetapi semua anggota dapat pertama, jadi gini, kalo arisannya Rp.100.000,-/hari, anggota sepuluh, maka kesepuluh anggota langsung dapat uang arisannya serentak,  sebesar Rp. 8.500.000,-, kemana yang Rp.1.500.000,-, nah itu buat biaya pengelola. arisan model ini potongannya besar, karena pengelola perlu modal besar juga supaya semua anggota bisa dapat pertama semua.

Arisan memang banyak modelnya,  dikemas dengan  rupa-rupa yang sangat menarik terutama buat  kaum perempuan,  saya yakin masih banyak lagi jenis arisan lain yang saya tidak tau seperti apa (katanya ada arisan brondong, arisan online, dll),  bahkan saking hebatnya nech arisan, mpe mbak Nia Dinata memfilemkannya dengan judul yang sama yaitu ARISAN (dah pada nontonkan filemnya),   arisan memang menarik, ada yang bermanfaat, ada juga yang tidak, pintar-pintarlah kita memilih mana arisan yang paling pas dengan kebutuhan kita.



Gambar :  http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2013/04/12/pentingkah-ikut-arisan-550325.html

Senin, 11 November 2013

Jambi, Daerahku Tercinta

Terlahir dan dibesarkan di Jambi, tentunya saya lumayan mengerti seluk-beluk daerah saya ini, malu kan sebagai orang Jambi malah ga kenal daerahnya, saya lahir dan menghabiskan masa sekolah saya di kota Jambi, dari mulai SD sampai Perguruan Tinggi, dan sekarang setelah berkeluarga sayapun masih tinggal di Jambi, cuma sudah berpindah ke Kabupaten lain yaitu Tebo.

Menurut saya Jambi tuh unik, Provinsi Jambi, ibukotanya juga sama namanya yaitu kota Jambi, provinsi Jambi memiliki 9 Kabupaten  yaitu  Batang Hari, Muara Jambi, Tebo, Bungo, Sarolangun, Merangin, Tanjung Jabung Timur, Tanjung Jabung Barat, Kerinci. dan 2 kota yaitu Kota Jambi dan kota Sungai Penuh (ini saya belum tau dah resmi ato belum yah....). tentunya setiap kabupaten dan kota memilki keunikan masing2.

Masyarakat  Jambi adalah masyarakat yang heterogen yang terdiri dari penduduk asli Jambi yaitu suku melayu yang mendominasi hampir disemua wilaya provinsi Jambi, ada juga suku kerinci yang berasal dari Kabupaten Kerinci, yang berbahasa dan budaya mirip dengan minangkabau,ada juga suku-suku asli yang masih primitif yaitu suku kubu dan suku anak dalam, selain itu juga ada pendatang yang cukup lama bermukim di hampir seluruh provinsi Jambi  yang berasal dari  Minangkabau, Batak, Jawa, Bugis, Cina, India, Sunda, Betawi dan lainnya.

Ini ceritanya kayak belajar sejarah saja ya, males pastinya  kalo ngomongin yang gini-gini, ato mau bikin skripsi?, bosen ya... trus ceritane opo???.....yang bikin kita pengen ke Jambi tuh apa?????... wait..., itukan baru mukadimah, minimal saya bisa ngejelasin kalo saya tau banyak tentang provinsi tercinta ini, lah.... kok malah mbulet sih...

To the point aja ya, yang bikin saya kemanapun pergi tetep balik lagi ke Jambi ya pastinya karena Jambi is my hometown lah, saya kan ga punya rumah di kota lain, ato di provinsi lain, trus yang menarik apa? yang bikin orang lain yang ga kayak saya penduduk Jambi tertarik untuk datang apa? nech saya kasi tau ya...

Pertama, Jambi tuh terkenal banget dengan penghasil duku, kalo lagi musim panen duku, wuih... rame banget pedagang dari daerah lain, malahan ada yang dari Jakarta sono, ikutan beli-beli duku di Jambi untuk di pasarkan di daerah Jawa yang katane ga punya pohon duku, tapi emang loh, duku dari Jambi dah terkenal seantero Indonesia, saya boleh bangga kan...., nah yang unik dalam perdagangan duku ini, biasanya pedagang yang asalnya  dari mana-mana itu sudah terlebih dahulu memanjar dari si duku masih ijo2, biar ga keduluan sama pedagang lain, yang begini biasaya pedagang besar dengan modal kuat, mereka keliling Jambi sebelum masa panen,  petani juga lebih senang dengan cara ini, karena mereka  dah bisa menikmati uang  dari sebelum dipanen. tahun lalu ada pedagang dari Palembang yang menginap di sebelah rumah saya, tiap hari rata2 dia mampu mengirim 5 - 7 truk duku ke Jakarta selama 2 minggu, tiap hari pak pedagang menghabiskan lebih dari Rp. 100 jt untuk membeli dan mengirim duku tersebut. nah saya recomended  kalian yang gemar wisata, datanglah ke Jambi pas musim duku, dijamin  ga terlupakan manisnya buah duku. apa lagi yang punya bakat bisnis, peluang loh..


duku  Jambi
Kedua, daerah kami ini memiliki kerajinan Batik Jambi, yang ga kalah  cantik dengan batik dari Jawa yang  lebih dulu nyohor itu, batik Jambi keren loh, warnanya berani2, ga kalem kayak batik Jawa, motifnya juga mencerminkan budaya jambi seperti duren pecah, kembang sepatu, angsa dan lainnya, batik Jambi juga jadi baju wajib yang kudu dikenakan oleh para pegawai negeri sipil di Provinsi Jambi. ayo... siapa kolektor batik, mbok ya batik Jambi dilirik juga...trus dibeli biar makin lengkap koleksinya.







beberapa motif batik Jambi yang cerah ceria
Ketiga, Kebun teh di Kayuaro, kalo yang ini boleh saya sangat bangga, karena perkebunan warisan  jaman Belanda yang sekarang dikelola perusahaan BUMN ini merupakan kebun teh tertua di Indonesia dan terbesar di dunia serta menghasilkan teh kualitas terbaik (grade I) di dunia, teh kayu aro merupakan bahan baku  perusahaan teh premium di  Inggris yang produknya dikonsumsi oleh para bangsawan Eropa. bahkan Ratu  Belanda, sejak zaman Ratu Wihelmina, Ratu Juliana hingga Ratu Beatrik mengkonsumsi teh kayu aro ini, dulu produk teh kayu aro, hanya untuk ekspor, namun sekarang sudah ada yang dijual untuk lokal. beberapa kali saya pergi ke sana, mpe sekarang masih pengen balik lagi dan balik lagi, disana adem banget, pokoke pemandangannya keren abis.



teh kayu aro

Kebun teh dengan pemetiknya yang trampil

Keempat Sungai Batang Hari, nah kalo ini adalah  ikonnya kota Jambi, sungai batanghari kan terkenal dengan sebutan sungai yang terpanjang dipulau Sumatera, lagunya juga ada, dikota Jambi, ada tuh tempat namanya Ancol, (ga cuma di Jakarta kan...), pas di pinggir Sungai Batanghari, kalo malam rame, tempat kumpul-kumpul tua-muda yang ingin menikmati kota Jambi, sambil makan jagung bakar aneka rasa sambil minum es tebu, trus mandangin  sungai Batanghari, dan kerlip-kerlip lampu dirumah penduduk seberang sungai wuih.... romatis loh.. berasa di Singapur....

sungai batang hari yang membelah kota Jambi

Kelima, you know, TEMPOYAK, nah ini makanan  enak nan legendaris  bagi penikmat kuliner, kalo ada yang bilang itu durian busuk, No Way....tempoyak terbuat dari duren yang di fermentasi, seperti halnya kalian makan tape atau tempe, nah tempoyak ini paling enak dimasak dengan ikan baung atau patin sungai, aromanya emang agak tajam, namanya juga terbuat dari duren, tapi rasanya.... di jamin mak nyoss...jangan ngaku ke Jambi kalo belum nyicip tempoyak ya?.

Tempoyak...mak nyussss
Keenam, Karet dan Sawit, Jambi sangat terkenal loh dengan 2 komoditas perkebunan ini, Jambi penghasil karet terbesar kedua di Indonesia (merdeka.com), sedangkan sawit, Jambi menempati urutan keempat penghasil sawit terbesar, beberapa daerah transmigrasi dimasa pak harto menjadi ikon penghasil komoditas ini,  seperti daerah Sungai bahar, Rimbo Bujang dan Pamenang.  nah buat para pemodal atau investor yang berminat, masih terbuka lebar peluang bisnis hulu hingga hilir di komoditas ini,




Karet dan sawit, ikon perkebunan Jambi

Ketujuh, Sektor Tambang, Jambi merupakan penghasil minyak  dan gas yang cukup besar, bahkan dari jaman Belanda, sudah dilakukan eksplorasi minyak, disekitar rumah orang tua saya di Kenali Asam Bawah, banyak sumur bor peninggalan Belanda, Jambi menempati posisi ketujuh penghasil minyak terbesar di Indonesia. gak cuma minyak, Jambi juga penghasil gas dan batu bara, banyak perusahaan lokal, nasional maupun multinasional yang berinvestasi di Jambi.

pengeboran minyak

Tuh, banyakkan alasan kenapa kamu kudu datang ke Jambi, yang suka kuliner, para traveller, backpacker, investor, ayo datang ke Jambi, dijamin ga nyesel. 

 "Postingan ini di ikut sertakan kedalam Lomba Blog www.pipetmagz.com"



Sumber
1.  http//www. tribunnews.com
2.  http//www.infoemasijambi.blogspot.com
3.  http//www.batikzhorif.wordpress.com
4.  http//www.newskpkjambi.com
5.  http//www.rimbobujang.com
7.  http//www.metrojambi.com