everything

Rabu, 29 Januari 2014

Terdiagnosa Penyakit Serius

Siapa yang ingin sakit, tentu tidak ada yang mau, tidak ada rasanya penyakit yang diharapkan datang, seperti yang terjadi pada adik ipar saya, beberapa hari yang lalu  mual dan sering muntah, badan lemas, mata tampak kekuningan, itu yang kasat mata, selebihnya saya tidak tau, karena saya bukan dokter.

Sulit bagi saya membayangkan bagaimana perasaan adik ipar saya, mengetahui hasil diagnosa penyakitnya adalah cholesistitis akut / efusi fluera kanan /ascites,( bagus banget nama penyakitnya ya...), itu dari hasil usg dokternya. dari hasil googling saya. cholesistitis akut adalah peradangan kandung empedu, biasanya disertai oleh adanya batu empedu, efusi fluera kanan adalah penumpukan cairan di ruang fluera, sedangkan ascites adalah kondisi medis yang ditandai dengan akumulasi cairan di rongga dada, nah yang terakhir ascites ini biasanya disebabkan oleh sirosis, apa lagi sih  sirosis ini.. ternyata sirosis suatu kondisi di mana jaringan hati yang normal digantikan oleh jaringan parut (fibrosis) yang terbentuk melalui proses bertahap. Jaringan parut ini memengaruhi struktur normal dan regenerasi sel-sel hati. Sel-sel hati menjadi rusak dan mati sehingga hati secara bertahap kehilangan fungsinya. lebih ngeri lagi kan, apa jadinya kalo kita kehilangan fungsi hati....


Keluarga suami tampaknya kecewa sekali, mungkin bisa dibilang mendekati putus asa, karena kondisi adik juga stroke sejak 2 tahun yang lalu. di tmbah lagi tambahan penyakit dengan nama yang unik-unik ini, saya saja ga ngerti apalagi mertua saya ya....


Sempat empat hari dirawat di rumah sakit daerah kami ini, tapi karena kondisinya tampak tidak menunjukan perkembangan yang signifikan menurut ukuran keluarga kami, juga perasaan tidak puas dengan dokter yang menangani. jadilah kemarin keluar dari rumah sakit untuk mencari alternatif pengobatan yang alternatif 


Awalnya pengobatan alternatif yang dimaksud adalah pengobatan dengan obat herbal, bukan obat kimiawi, saya sampai berdebat keras dengan suami dengan metode pengobatan ini, saya bukan paling anti dengan herbal, saya percaya herbal pengobatan yang ampuh juga, sehingga prof hembing, yang aslinya dokter mengeluti bidang ini. tapi untuk kasus adik tadi, sepertinya saya tidak setuju sekali. perlu perbandingan tindakan medis yang lebih teliti dengan peralatan yang lebih lengkap dan dokter yang lebih hebat tentunya.


Mengkonsumsi obat herbal tidak selalu aman, Para ahli dari Leeds University School of Pharmacy Inggris memeringatkan ancaman di balik konsumsi obat herbal. Mereka menyatakan konsumsi obat herbal  bisa menimbulkan masalah kesehatan yang cukup serius. Pasalnya, kebanyakan obat herbal yang dijual di pasaran tak mencantumkan tanda peringatan keamanan seperti tanggal kadaluwarsa dan efek samping. tuh kan ngeri...


Lagi pula di tempat kami ini juga tidak ada pakar herbal seperti Prof. Hembing, kalo abal-abal, menurut perkiraan kita dan cuma hasil googling2, saya mah nomor satu tidak setuju. 
















sumber

1.http://ramahactink.blogspot.com/2011/01/efusi-pleura-part-1
2.http://www.persify.com/id/perspectives/medical-conditions-diseases/asites
3.http://medicastore.com/penyakit/607/Kolesistitis_Akut
4. http://health.kompas.com/read/2011/08/15/10413516/Bahaya.Tersembunyi.dari.Obat.Herbal

Minggu, 26 Januari 2014

My Star Birthday

Bulan januari adalah bulan yang sangat berarti bagi saya pribadi karena saya lahir bulan ini, juga bagi my hunk, karena hari ini, setahun yang lalu, thoriq lahir...dengan tak sabar karena tak kunjung lahir, kami memutuskan untuk melahirkan thoriq dengan SC.  waktu terasa begitu singkat, masih terbayang rasanya, saat-saat menanti kelahiran thoriq, yang sudah berkali-kali diperkirakan laki-laki, tetapi saya masih tidak yakin juga...terlalu besar harapan saya pada alloh, semoga anak kedua adalah laki-laki.

Memang sungguh alloh maha pemberi, hal pertama yang saya tanyakan ketika thoriq keluar dari perut saya adalah jenis kelaminnya, jawaban " laki-laki"  dari dokter kandungan sungguh melegakan perasaan saya, tak peduli betapa mengerikannya proses operasi yang sedang berlangsung, suara denting peralatan, suasana sibuk tim medis yang ada diruangan, serta pusing tak terkira karena saya tidak tahan dengan dengan obat bius, saya mengucap alhamdulilah berulang-ulang dengan air mata tak terbendung.

Thoriq Ali Umran nama yang kami sematkan, hasil perdebatan panjang dan sengit, hingga 4 bulan lamanya akta kelahiran thoriq baru dibuat, sepertinya begitu sulit mencari tambahan  kata yang tepat untuk melengkapi nama thoriq.

Dan sekarang sudah berlalu satu tahun "selamat ulang tahun anak ku, ibu sangat bersyukursekali dianugrahi anak tampan dan pintar seperti thoriq, semoga kelak menjadi anak yang soleh, seperti saidina Ali, menjadi penulis seperti harapan ibu dan ayah, serta menjadi apapun yang thoriq ingin"

Dihari istimewa inipun, saya ingin membuat kenangan indah untuk thoriq, membuat kue ultah sendiri, meskipun belum pernah buat, hasil googling dari berbagai resep, saya putuskan membuat kue blackforest yang sangat simple, just for my little star....

akhirnya....inilah hasil jepret-jepret  ulang tahun thoriq, cuma tiup lilin dan makan kue hasil eksperimen semalam, dan hasilnya ga mengecewakan dengan indikator  ludes  dalam beberapa menit tu kue....tuan kreb minded langsung pengen buka lapak...


semangat mau potong kue...

ibue semangat tiup lilin....waktu kecil ga ono....


tangan apa kue yang di gigit...

dasar emak-emak....mau eksis..

loh...kok kuenya tinggal separo....





Rabu, 22 Januari 2014

Pernikahan dan Pesta



Sebenernya bukan karena latah dengan gosip yang wara-wiri di televisi tenteng pernikahan anak pesohor, nia daniati yang pasca pesta ribu-ribut di media sosial. saya termasuk yang kurang setuju dengan kebanyakan budaya pesta pernikahan dimewahkan,  diada-adakan, diusaha-usahakan, bahkan rela berhutang.

Pernyataan bahwa pesta pernikahan sekali seumur hidup memang benar adannya, tapi bukan berarti kita kudu memaksakan untuk membuat acara pernikahan diluar kemampuan kita, dulu sewaktu akan menikah, saya justru meminta kepada orang tua untuk menikah saja, tanpa ada pesta yang meriah dan menguras kantong, karena menurut saya mending uangnnya digunakan untuk modal kita mulai membina rumah tangga, tapi ya begitulah, tak hendak orang tua mengabulkan keinginan saya, meski saya bersikukuh untuk menikah saja, orang tua tetap membuatkan pesta yang cukup meriah dipernikahan saya.

Masalahnya, saya justru heran saat ini, disekitar saya,  beberapa pasangan muda yang akan menikah, justru pake acara mengancam kedua orang tuanya untuk membuatkan pesta yang meriah, padahal mereka sendiri belum mapan secara financial, bahkan ada yang masih fresh graduate, kalo si orang tua kaya, pastinya itu bukan merupakan suatu masalah, tapi kalo ga punya, kudu jual tanah, atau jual ternak, menurut saya itu permintaan yang terlalu berlebihan.

Kita sebenarnya paham bahwa dalam agama kita juga tidak ada anjuran untuk mengelar pesta pernikahan secara berlebihan, semampunya saja, yang terpenting dari proses pernikahan tentu saja adalah akad nikah, ada mahar, ada wali, saksi, serta pak penghulu. selebihnya hanyalah seremonial pelengkap, budaya daerah kita masing-masing.

Menggelar pesta sederhana dengan ratusan undangan saja, membutuhkan puluhan juta rupiah, sementara sebagai keluarga baru, tentu juga memerlukan materi yang tidak sedikit untuk membangun keluarga baru, perlu tempat tinggal dan  perkakas rumah tangga baru. belum lagi jika pasangan pengantin sama-sama belum mapan, tidak semua pasangan pengantin sudah dalam keadaan mapan, ada yang saat menikah sama-sama belum bekerja, daripada uangnya buat pesta, mending buat modal membuka usaha, kan ga lucu habis menikah, ga ada kerjaan, menanggung hutang pula.

Sering juga sih dengan berbagai dalih, pesta pernikahan dipaksakan ada, mereka lebih kuatir mendengar cemoohan tetangga, padahal kalo dipikir, berapa kuat orang akan bergunjing, nanti juga mereka diam sendiri.

Mengadakan pesta tentu saja boleh, tapi hendaknya kita juga mengukur kemampuan kita, jika kita hanya mampu mengundang seratus orang, kenapa harus memaksa menjadi seribu, karena sahnya sebuah pernikahan bukan karena adanya seribu undangan.







gambar   : republika.co.id


Sabtu, 18 Januari 2014

Kebun Buah Naga

Akhirnya, setelah libur panjang kemarin ga kemana-mana, menikmati hujan sepanjang masa liburan dengan hanya dirumah, hari jumat minggu yang lalu kami ke Jambi, setelah sibuk belanja sana-sini, liat temen yang baru lahiran trus kita kekebun buah naga, milik temen  bude semasa sekolah dulu.

Sore itu sebenarnya saya dah ga pengen jalan-jalan, hari juga gerimis, kaki dah pegel banget, pengennya dirumah saja nemenin tata yang lagi tidur, tapi berhubung semua pada semangat pergi, jadilah tata dan toriq yang sedang tidurpun langsung diangkat saja.

Kebun buah naga yang kami kunjungi ini terletak di mendalo, dekat dengan kampus Unja, tapi jangan bayangkan tempatnya seperti kebun buah naga yang ada di pulau Jawa, jalan menuju ke are kebun hanya dapat dilalui satu mobil, kalau hujan kayakkemarin lincinnya ampun, untunglah pakde emang cihuy bawa mobil, meskipun ngeri juga, tapi begitu nyampe, terbayar juga beratnya medan yang harus dilalui.

Karena cukup jauh dan kuatir nyasar, temen bude semangat 45 menjemput kami, begitu sampai dilokasi, si empunya langsung ngeluarin buah naga buat icip-icip, wua.....langsung pada semangat, ternyata buah naganya  manis banget dan berwarna merah, saya yang biasanya ga gitu suka jadi doyan banget, kata si empunya karena buah naga yang dia tanam ini organik, tanpa pupuk kimia, makanya lebih enak dan lebih manis, lagian karena makan langsung yang baru dipetik jadi masih terjaga kesegarannya.
bocah-bocah semangat  bergaya dengan buah naga

Habis icip-icip, dilanjutkan dengan keliling dikebun, meski hujan gerimis ga juga berhenti, tidak menyurutkan semangat kami untuk melihat secara langsung  buah naga dipohon sebelum dipetik.

ibunyapun ikutan gaya





Sebelum pulang ga lupa kita juga beli buah naga, ga apdol kalo ga beli buat oleh-oleh, sudah dikasi icip-icip gratis pula hehehe...

my family

Jumat, 17 Januari 2014

KEB dimataku



 

Awal ngeblog karena sering banget cari info seputar kehamilan, eh nemu banyak sekali info dari blog yang rata-rata member grup KEB, akhirnya  setelah rajin baca -baca tulisan di grup KEB maupun  member dikomunitas ini, sayapun memutuskan untuk gabung digrup emak ini dan di approve oleh mak Sary pada 24 September 2013.


Menjadi bagian dari KEB sangat menyenangkan dan membanggakan, disambut dengan hangat oleh member yang lain, banyak informasi  yang saya dapat, menulis yang awalnya hanya angan-angan di kepala, mendadak bisa saya aktualisasikan, yang semula blog saya tanpa komentar dan hanya saya sendiri yang membaca, sekarang sudah mulai ada pengunjung, perkembangan nyata ini tidak terlepas dari komunis ini.


Mungkin awalnya membaca judul grup ini, terdengar lucu, yang ada dalam benak kita hanya urusan emak-emak sepele dan remeh temeh, didapur, disumur dan dikasur, ternyata tidak, tulisan para emak-emak ini lebih dari yang kita bayangkan, grup ini dengan anggota semua perempuan tidak melulu harus sudah berprediket emak, dengan berbagai profesi sehingga membuat tulisan-tulisan dalam grup ini sangat variatif.


Jujur saja, saya yang awalnya tidak mengerti sosial media, buta banget seluk-beluk internet, bahkan yang ada dalam pikiran saya akrab dengan sosial media itu westing time, ternyata tidak, saya baru paham setelah gabung dalam grup ini, bahwa menjadi seorang blogger ternyata bisa menghasilkan uang, tentu saja hal ini sangat menarik buat saya yang tuan Kreb minded ini.


Banyak hal-hal baru dan menarik yang saya dapatkan dalam grup ini, mulai dari sharingan para emak-emak soal masakan, mengasuh anak, traveling, sekolah hingga tulisan profesional  sehingga dapat menghasilkan uang. member dalam grup ini juga sangat sering menyabet kemenangan lomba-lomba blog yang cukup bergengsi,  menyaksikan kemenangan para member saja membuat saya bangga dan memacu semangat saya  untuk juga ikut berkompetisi.

Sepertinya tak cukup kata untuk menggambarkan betapa menyenangkannya menjadi bagian dalam grup ini, buat KEB selamat ulang tahun yang ke-2, semoga  menjadi grup yang semakin besar, memberikan manfaat bagi banyak orang terutama perempuan.





  Kumpulan Emak Blogger yang ke - 2


Gambar : reggaebanjarnegara.blogspot.com


Jumat, 03 Januari 2014

Menyusui Saat Hamil & Tandem Nursing

Memiliki anak pertama  diusia lebih dari 30 tahun, membuat saya tidak memiliki pilihan untuk menunda kehamilan, tidak perlu KB, semoga segera diberi momongan lagi, dan akhirnya pada saat anak pertama berumur 18 bulan saya positif hamil. gembira tentu iya, tapi satu hal membuat saya risau, saya harus menyapih anak pertama. padahal usianya belum genap 2  tahun, artinya belum layak disapih.

Proses menyapih segera saya lakukan, karena pada saat itu  sepengetahuan saya, ibu hamil tidak boleh menyusui, beruntung proses menyapih anak pertama tidak perlu repot, hanya diolesi minyak kayu putih dia langsung tidak mau, cuma malam itu saya dan suami gantian gendongin menjelang dia tidur, selebihnya aman.

Setelah masa sulit ditrimester awal terlewati, iseng saya googling, ternyata menyusui pada saat hamil tidak dilarang, maklum orang tua dulu, juga tetangga  sering bilang, kalo hamil menyusui, tidak baik, karena asinya bercampur darah. betapa bodohnya saya waktu itu. sejak saat itu saya berjanji, jika ASI saya pasca melahirkan banyak, saya akan kembali menyusui kakaknya, untuk menebus kekurangan karena si kakak disapih saat 18 bulan.

Saya lupa kapan persisnya saya menyusui lagi si kakak, tidak sabar menunggu siadek lahir baru untuk menyusui kakaknya lagi, sebenarnya kakak sudah enjoy dengan sufor, bahkan disodorin  ASI juga sudah tidak mau, tapi sedikit saya buju-bujuk dia nenen, awalnya menolak, tapi akhirnya mau juga, saya tidak menghentikan ASI sampai akan melahirkan, sufor tetap diberikan karena kuatir ASI saja tidak mencukupi karena saya dalam keadaan hamil dan juga untuk mengantisipasi jika nanti adiknya lahir, tentu prioritas ASI ke adiknya.

Ketika adiknya lahir, sebenarnya saya  bermaksud tidak lagi memberi ASI si kakak, tapi 1 hari tidak  bertemu dengannya, membuat saya langsung menangis apalagi saat dia merengek minta ASI, duh saya ga tega banget. (saya melahirkan SC direncanakan, jadi sang kakak di tinggal, setelah lahiran baru dibawa) juga kejadian saat 2 hari pasca melahirkan, adiknya bangun dan menangis, suami memberikan kesaya agar saya kasi ASI, tapi si kakak nangis histeris, adiknyapun makin kenceng menangis, saya yang kebingungan juga ikut menangis.

Menyusui saat hamil atau nursing while pregnant (NWP) dan Menyusui adik kakak, atau  kerennya Tandem nursing adalah pilihan pribadi masin-masing, menurut saya, selagi tidak membahayakan kenapa tidak, dari pengalaman saya, produksi ASI juga semakin banyak, si adik juga tidak kekuranagan ASI, hanya bagaimana cara kita memanage waktu memberi ASI, tidak dipungkiri terkadang tidak terhindar harus menyusui keduannya sekaligus.

Tidak mudah tentunya saya menjalani hal ini, banyak banget kerepotan yang saya alami, misalnya saat keduanya  tidur dan mendadak terbangun bersamaan, belum lagi lelahnya, menyusui 2 anak bergantian tentu lebih lama dibanding seorang, juga menjadi lebih mudah lapar.

Keuntungan tandem nursing antara lain, si kakak dapat menerima asupan ASI hingga genap dua tahun atau lebih, dan si kakak turut mendapatkan manfaat ASI. Tandem nursing turut membantu mengurangi rasa iri kakak terhadap adiknya. Selain itu, si kakak dapat membantu memecahkan masalah menyusui seperti engorgement (payudara penuh) yang terjadi di hari2 awal menyusui, atau penyumbatan saluran ASI. Dan juga kedekatan batiniah yang timbul dari pemberian ASI.

Sekarang si kakak sudah 3 tahun 3 bulan, si adik 11 bulan, saya masih menyusui keduanya, hanya intensitas menyusui si kakak sudah menurun, kakak juga sudah bisa di bujuk, bahwa lebih penting adiknya, jadi saat adik sudah kenyang, baru  giliran si kakak, itupun cuma sebentar-sebentar. si adikpun tidak iri ketika melihat kakaknya nenen.

Saya sama sekali tidak menyesal memilih tandem nursing, karena yakin manfaatnya jauh lebih besar  dari kekurangannya, saya justru merasa sangat beruntung, memiliki pengalaman unik yang tentu saja tidak dirasakan  oleh  sebagian besar ibu-ibu lain, mengapa saya memilih cara ini hanyalah saya tidak ingin melewatkan momen memberikan ASI yang cukup pada kedua anak saya. saya berfikir waktu begitu cepat berlalu, beberapa tahun lagi saya pasti meridukan saat-saat memeluk dan menyusui dua anak saya. jadi saat kesempatan itu ada, saya tidak ingin menyia-nyiakanya.



Sumber :
www.theboobgroup.com
http://aimi-asi.org/tandem-nursing/

Rabu, 01 Januari 2014

Memulai 2014


Semalem hujan cukup deras, malah dari sore hujan sudah menguyur Tebo, saya, anak-anak dan suami tidur dari sore, ga pergi-pergi atau ikutan begadang nunggu acara tahun baru, suami sih sorenya sibuk ngajak beli kembang api, buat mainan sore2 sama anak, tentu saja saya ga boleh, emak perhitungan super irit ini paling anti buang-buang duit buat sesuatu yang ga berguna, mending beli makanan, kenyang juga perut... hehehe...

Tiap acara tahun baru, saya yang ga setuju, acara bakar2 petasan dan kembang api yang berlebihan, itukan kayak bakar duit, malah tadi saya liat di TV, Dubai memecahkan rekor kembang api terbanyak dalam perayaan tahun baru, wui...secara negara arab ya....itu mubazir juga kan....

Tadi pagi kami juga tutup, karena karyawan semua yang masih pada single pengen jalan-jalan, saya tahu sebenernya mereka bukan merayakan tahun baru, cuma momennya pas aja, kalo  1 januari ini pas liburan sekolah, jadi tempat wisata dan keramaian umum selalu rame, ga ada juga yang seneng pergi-pergi pas lagi sepi kan, kebetulan juga instansi-instansi pemerintah dan swasta libur, jadi klop lah acara jalan-jalan pas  awal tahun baru.

Hari ini saya melalu hari dengan hanya tidur dan jalan-jalan seputar Tebo yang cukup dikelilingi 1 jam  saja, pagi-pagi kepala sekolah suami malah telf, minta dibuatkan stempel, wua....secara tanggal merah gini minta dibikinin stempel dan harus kelar besok pagi, saya mikirnya malah ga ada tempat buat stempel yang buka.

Tapi ikut aja ketika diajakin muter2 cari tempat buat stempel, puter2 beberapa tempat dimasukin, semua ga bersedia menyelesaikan hari ini, secara hari ini memang libur nasional, tapi suami ga putus asa, tempat terakhir yang kita kunjungi, berdasarkan rekomendasi temen, ternyata buka dan bisa selesai sore nanti...alhamdulilah...ternyata kalo mau berusaha, padahal tadinya saya sudah ga yakin banget.

Saya lupa motoin lapangan tempat semalem acara hiburan digelar untuk merayakan pergantian tahun, kebetulan lewat pas cari tempat stempel tadi,  wualah....beceknya ampun, kayak sawah....herannya saya, lah kok mau-maunya itu pada dateng, becek, dingin pula pastinya semalam, temen saya bawa anak kelas satu SD, jam 1 malam baru nyampe rumah katanya, pake acara grimis-grimisan pula....haish....saya mah emoh begitu...

Tahun sebelumnya, biasaya pas 1 januari, kita memang tutup dan jalan-jalan bareng, tapi tahun ini dengan 2 anak, apalagi thoriq  belum bisa jalan, sedang lasak-lasaknya, ga kuat saya gendongin dia pergi-pergi, dua anak saya sini bener-bener anak emak, maunya dikempit saya aja....hii...masa saya jalan-jalan malah tersiksa, ga bisa menikmati....mending lain kali dech...

Ternyata waktu memang begitu cepat berlalu,  kadang masih ga percaya sekarang dah umur segini, dah punya anak 2, kayaknya baru kemaren kelar sekolah, baru kemaren nikah dan punya suami, begitulah, dan ternyata, tahun 2014 sudah saya lalui 1 hari, hari ini memulai 2014 dengan banyak santai, ternyata bosen dirumah ga ngapa-ngapain....






 Gambar : http://masdiqk-zone79.blogspot.com/