" Kamu beruntung punya suami kayak dia"
Sekilas tidak ada yang salah dengan kalimat ini, bahkan sering kali kita merasa bangga, aduh senangnya, ini juga sebuah bentuk pengakuan kalo pasangan kita itu baik, bagus endebrey endebrey. Saya kalo lagi ngobrol trus ada yang bilang gitu, terkadang (kadang loh ya) gak terima juga lantas secara diplomatis nan kalem menjawab seperti ini.
sumber http://www.ummi-online.com |
"Dia juga beruntung kok punya istri kayak saya", haiyah, sambil melirik setajam silet.
Menjadi suami istri itu kan bukan semacam beli lotre, beruntung atau tidak beruntung. Sewaktu memutuskan untuk menikah, rata-rata lah, sudah melalui proses panjang, sama-sama tau untuk membina rumah tangga dengan segala konsekwensi kelak dikemudian hari yang tidak terprediksi sebelumnya.
Misal sepasang suami istri, yang mana suaminya kerja, istrinya dirumah saja mengasuh anak, bukan berarti suami tidak beruntung ya kan?. Dengan istrinya di rumah, suami bisa lebih fokus dengan pekerjaan, tak perlu risau dengan urusan anak-anak dirumah, sudah ada istri yang menghandle tanpa suami kuatir hendak meniti karir. Saat suami sukses, harus diingat ada istri di rumah yang mendukunggnya, yang tidak membebani fikiranya dengan hal yang tampaknya remeh temeh yaitu mengurus rumah tangga dan anak. Padahal sesungguhnya pekerjaan domestik rumah tangga sangatlah berat.
Kasus lain, istri bekerja, suami dirumah, sama saja, tugas rumah berpindah ke pundak suami, istri pun tenang bekerja tanpa kepikiran anak gimana-gimana. Apa lantas istrinya tidak beruntung punya suami seperti itu. Apakah lantas yang saling beruntung itu yang kedua-duanya kerja? tidak juga kan?.
Adalagi yang suaminya ganteng banget, istrinya biasa saja, yang mana mungkin kalo diliat secara kasat mata tidak seimbang. Lantas kita bilang kalo suaminya gak beruntung, yang beruntung istrinnya karena punya suami ganteng. Aduh, keberuntungan dalam berumah tangga kan bukan hanya diliat dari suami ganteng ato tidak, anak istri gak kenyang cuma dengan ngeliat suami atau ayahnya genteng. Terkadang ganteng/cantik ini malah bikin ketar-ketir karena banyak diluar sana yang bakal tertarik dan menggoda.
Jangan liat untung rugi lah, kayak jualan saja, yang terpenting kan kita sebagai suami atau sebagai istri bisa melakukan peran masing-masing dengan baik. Mana ada manusia yang sempurna, iyakan?, semua memiliki kekurangan dan kelebihan sehingga bisa saling melengkapi, saling mengkoreksi, saling membantu dan pada akhirnya menjadi pasangan yang bahagia.
sumber : mediakesehatan |
Padahal maunya kan di bilang "beruntung ya suamimu punya istri kayak kamu" hahaha. Gak ding maunya kan dibilang " Aduh kalian pasangan yang beruntung...." tuh adilkan, simbiosis mutualisme lah ya, saling menguntungkan, ahik.
Gimana menurut sodara-sodara, setuju ato tidak
Wah kok sepaham ya sama aku, pun pernah kepikiran gitu. Enak aja untung satu sisi doang, sama2 laahh hahaha... waktu itu mw dibuat postingan tp abis itu bablas idenya krna lupa :p
BalasHapustos lah mbak..., ayo tulis juga, sudut pandangnya mesti beda, walau intinya sama
HapusHaha sepakat Mba, suami dan istri sama-sama beruntung. Kan kita sama-sama punya andil ya untuk membentuk keluarga sampai seperti sekarang ini :)
BalasHapusbetul mbak,pasangan itu saling menguntungankan, melengkapi yg kurang..
BalasHapusSama-sama beruntung. Sama-sama memiliki peran dalam menjalankan kehidupan berumah tangga.
BalasHapussuami istri yg saling cinta, sama2 untung..menikahi orang yg mencintai dengan tulus...yeeee aaaaa :D
BalasHapus