Pressure cooker adalah alat yang digunakan untuk membuat aneka ragam masakan dengan
cepat dan praktis menjadikan pekerjaan di dapur lebih mudah dan efisien karena masakan jadi lebih cepat matang dan empuk dalam waktu singkat. kalo dalam bahasa kita artinya panci tekan tapi kebanyakan orang mengenalnya dengan istilah panci presto (padahal presto itu merk). karena di masak dengan suhu diatas 100°C maka waktu yang di perlukan untuk memasak berkurang 70 % dan energi yang digunakan hanya 50 %. masakan juga akan menjadi lebih sehat karena dengan panci tekan ini kualitas, vitamin, mineral tetap terjaga, dan aroma serta cita rasa tidak berubah.
Dah lama banget saya pengen beli panci tekan, tapi bingung mau beli merek apa, dari hasil googling dan tanya2 langsung sama para senior mom, dapatlah rekomendasi seperi ini :
"apapun merknya, kalo beli panci tekan kudu yang dari bahan steinless dan tebal, cos kalo beli yang hanya terbuat dari aluminium ato steinless tipis kurang optimal untuk memasak ( daging tetap ga empuk walaupun dah di masak dengan waktu lama) sehingga nantinyan mubazir ".
Pas liburan sekolah kemaren, jadilah saya di temani suami mencari pressure cooker di toko pecah belah, kita langsung ke toko yang paling besar di Muara Bungo ( di Tebo ada sih, tapi rata2 terbuat dari bahan aluminium kalopun dari stainless, bahannya tipis, kisaran harga Rp 200.000,- s/d Rp. 300.000,- dan saya kurang yakin). ada beberapa pilihan, dari yang harga sama dengan di Tebo, mpe yang harga Rp. 650.000,-, saya perhatikan dengan detil beberapa panci tekan yang di tawarkan, dari hasil anilasa saya sementara terhadap 2 macam panci tekan tersebut, akhirnya saya pilih merek Potobelo, sebenarnya ne merk bener2 asing di telinga saya, tapi memang terbuat dari steinless tebal dan memiliki 7 safeguard (opo kui...), dengan perdebatan yang alot, akhirnya saya perolehh pressure cooker idaman itu dengan harga Rp. 550.000,-.
Experimen perdana kami adalah bebek presto (maaf masih pake presto, bis di resep2 itu tittlenya), jadilah kita masak bebek, suami tercinta yang potong sendiri bebeknya, hasil dari merayu tetangga agar menjual bebeknya pada kami, dengan semangat, kami bahu-membahu menyiapkan masakan spektakuler ini, setelah di cuci bersih, saya masukan kedalam panci, di beri air, di tutup rapat (saya sudah baca User's instructionsnya berkali2, mpe hapal banget) letakan di atas kompor, dan nyalakan. tak lama kemudian muncul suara mendesis, dan kita mulai menghitung, saya samakan saja dengan daging, kita coba 25 menit, suaranya mendesis2, saya mpe ketakutan dan menjauh dari kompor, setelah 25 menit, pressure valvenya di buka, dan keluarlah desisan panjang, setelah tidak lagi ada bunyi, suami membuka panci tekan, dan ternyata bebeknya sudah empuk... (padahal biasanya saya harus memasak selama 3 jam lebih loh). tapi proyek perdana kami ini tidak sukses, saking semngatnya saya lupa, seharusnya, di tumis dulu dengan bumbu, setelah agak layu baru di presto, sehingga hasil maskannya lebih meresap ( bebek presto perdana saya di presto tanpa bumbu, baru kemudian di bumbui, sehingga bumbunya kurang meresap)
Kegagalan pertama tidak mematahkan semangat saya, saya harus berdayakan panci mahal saya (menurut saya dah mahal loh...), proses eksperimen berlanjut... beberapa hari kemudian, kali kacang hijau jadi kelinci percobaan, kita coba 8 menit, ternyata sudah empuk sodara-sodara....saya tambah semangat, kita coba lagi ayam goreng bumbu, saya masukan ayam yang sudah di cuci bersih, di campur bumbu, diamkan 2 jam, kemudian di presto selama 15 menit, setelah itu di goreng..... hasilnya... yummy .... tulang2nya berlepasan ketika dimakan, dagingnya bener2 empuk bumbunya meresap sampai kedalam. sebagian di bawa ke tempat mertua untuk buka bareng.... sukseeees....ses...
Pressure cooker saya ini mungkin memang bukan yang terbagus kwalitasnya, masih banyak lagi merek2 pressure cooker yang lain, dari segi harga juga banyak yang lebih mahal dari yang saya beli, tapi untuk ukuran rumah tangga saya, ini sudah sangat membantu, karena cukup meringankan proses memasak keluarga kami. saya akan terus bereksperimen siapa tau nanti bisa jadi pengusaha kuliner... amiiin....trus buat yang baru mau pakai, apapun mereknya, jangan lupa untuk memahami buku petunjuknya, cos panci ini sangat berbahaya jika tidak digunakan dengan tepat.
(foto by enciharmoni)
Experimen perdana kami adalah bebek presto (maaf masih pake presto, bis di resep2 itu tittlenya), jadilah kita masak bebek, suami tercinta yang potong sendiri bebeknya, hasil dari merayu tetangga agar menjual bebeknya pada kami, dengan semangat, kami bahu-membahu menyiapkan masakan spektakuler ini, setelah di cuci bersih, saya masukan kedalam panci, di beri air, di tutup rapat (saya sudah baca User's instructionsnya berkali2, mpe hapal banget) letakan di atas kompor, dan nyalakan. tak lama kemudian muncul suara mendesis, dan kita mulai menghitung, saya samakan saja dengan daging, kita coba 25 menit, suaranya mendesis2, saya mpe ketakutan dan menjauh dari kompor, setelah 25 menit, pressure valvenya di buka, dan keluarlah desisan panjang, setelah tidak lagi ada bunyi, suami membuka panci tekan, dan ternyata bebeknya sudah empuk... (padahal biasanya saya harus memasak selama 3 jam lebih loh). tapi proyek perdana kami ini tidak sukses, saking semngatnya saya lupa, seharusnya, di tumis dulu dengan bumbu, setelah agak layu baru di presto, sehingga hasil maskannya lebih meresap ( bebek presto perdana saya di presto tanpa bumbu, baru kemudian di bumbui, sehingga bumbunya kurang meresap)
Kegagalan pertama tidak mematahkan semangat saya, saya harus berdayakan panci mahal saya (menurut saya dah mahal loh...), proses eksperimen berlanjut... beberapa hari kemudian, kali kacang hijau jadi kelinci percobaan, kita coba 8 menit, ternyata sudah empuk sodara-sodara....saya tambah semangat, kita coba lagi ayam goreng bumbu, saya masukan ayam yang sudah di cuci bersih, di campur bumbu, diamkan 2 jam, kemudian di presto selama 15 menit, setelah itu di goreng..... hasilnya... yummy .... tulang2nya berlepasan ketika dimakan, dagingnya bener2 empuk bumbunya meresap sampai kedalam. sebagian di bawa ke tempat mertua untuk buka bareng.... sukseeees....ses...
Pressure cooker saya ini mungkin memang bukan yang terbagus kwalitasnya, masih banyak lagi merek2 pressure cooker yang lain, dari segi harga juga banyak yang lebih mahal dari yang saya beli, tapi untuk ukuran rumah tangga saya, ini sudah sangat membantu, karena cukup meringankan proses memasak keluarga kami. saya akan terus bereksperimen siapa tau nanti bisa jadi pengusaha kuliner... amiiin....trus buat yang baru mau pakai, apapun mereknya, jangan lupa untuk memahami buku petunjuknya, cos panci ini sangat berbahaya jika tidak digunakan dengan tepat.
(foto by enciharmoni)
Hallo mba, apa kabar panci prestonya skr?
BalasHapusSaya lagi hobby belajar masak, boleh tahu p.parestonya apa masih bagus? Apa gampang lengket dan berapa besar ya ukuran pancinya? Mksh loh sharingnya mba, ini lagi browsing dapat blog mba.
Hi..pancinya masih oke, ukuran diameter 24, soalnya kemaren beli karetnya ukuran itu.. hihihi, tidak lengket asal apinya pas, pernah gosong sih, tapi karena bahan stenlis bisa ilang..
Hapus