everything

Senin, 05 September 2016

Cerita Tata Di Sekolah

Sudah hampir 2 bulan Tata sekolah di TK, ada beberapa hal lucu, unik, membanggakan tapi juga ada yang ngeselin dan bikin sebel. Saya memang tidak bisa menunggui Tata selama dia disekolah, pokoknya yang antar ayah, ibu yang jemput, wes gitu, paling juga kalo lagi senggang saya jemput lebih awal jadi bisa juga ikut ngobrol-ngobrol dengan guru atau ibu-ibu yang menunggui anaknya dari datang sampai pulang.

Kelakuan Tata di sekolah tentu saja saya dapat dari cerita ibu-ibu yang menunggui anaknya tadi, soalnya merekalah yang sempat melihat bagaimana kegiatan Tata dari mulai datang hingga pulang.

Ibu A, teman kelas sebelah Tata bilang, kalau yang sering datang duluan ya Tata dan si A, kalau si A sih ibunya nungguin, jadi kalau Tata datang lebih dulu maka dia akan bilang gini sambil tersenyum lebar " terlambat ya....", (bisa saya bayangkan mukanya yg jenaka sambil tersenyum girang penuh kemenangan).

Nah kalau si A dan ibunya yang duluan, trus ibu si A bakal membalas " Tata terlambat ya...?", maka Tata akan langsung merengut, merasa kalah barangkali.

Beberapa kali saya datang menjemput lebih awal, saya sempatkan untuk melihat keranjang hasil kegiatan belajar Tata, saya menemukan dia tidak selesai menebalkan huruf a, dari satu halaman yang dikerjakan hanya 3 baris. Sampai di rumah langsung saya nasehatin supaya kalau ada latihan harus diselesaikan lebih dahulu, baru kemudian ngobrol. Ya, saya tau kalau Tata suka banget bercerita alias ngobrol dimanapun, kapanpun dengan siapapun bahkan yang baru dikenalnya. 

Besoknya lagi, tiap pulang sekolah tidak perlu saya tanya, maka dia akan bilang kalo latihannya selesai dan sudah diponten sama bu guru. Ketika saya cek lagi buku latihannya, ternyata memang selesai. Kemarin saya datang lebih awal waktu menjemput, saat saya intip, dia sedang asyik ngobrol dengan temannya, saya kode supaya dia mengerjakan latihannya dan dia menunjukan kalo latihannya sudah selesai, sudah pula diparaf sama bu guru. Alhamdulilah.

Tapi ada juga yang bikin saya kudu ekstra sabar menghadapi, tiap bulan Tata dapat jatah satu majalah yang jadi tugas untuk diselesaikan di rumah diantaranya mewarnai, menebalkan huruf, menghitung benda dalam gambar, membaca ayat pendek, memasangkan gambar dengan tulisan nama benda dan bla-bla.

Tata ini susah sekali disuru menyelesaikan tugasnya, ada saja alasannya, yang mau makan roti lah, yang mau BAB lah, yang mau main dengan adek lah, yang mau menggambar dipapan tulislah, yang mau minumlah. Haduh saya cuma bisa grundelan dalam hati, gregetan minta ampun wong cuma kayak gitu saja kok dak kelar-kelar.

Waktu jemput saya kembali nanya-nanya para ibu-ibu, ibu si A bilang kalau si A sudah menyelesaikan seluruh gambar yang harus diwarnai dimajalah itu dalam sehari saja, wow!. Kata ibunya, A sampai gak tidur-tidur saking semangatnya harus selesai. Hais, saya langsung baper dong. kok males banget anak saya.Ibu si B bilang kalau anaknya sering manggilin teman-temannya buat bantuin menggambar, dia juga males. Nah yang begini saya seneng, Tata ada kawannya. Ibu si C, ibu si D juga sama ceritanya, tugas dirumanya tidak dikerjain juga. Lumayan legalah perasaan mamak ini, bukan tata seorang yang agak males-malesan.

Oh ya gambar si A saya tunjukan ke Tata kalo sudah selesai lembar demi lembar, maksud hati suapaya dia lebih termotivasi untuk menyelesaikan tugasnya. Saya sih tidak menyuruh menyelesaikan sehari kayak si A, tapi minimal tiap hari adalah yang dikerjain sedikit demi sedikit gak pakai alasan segala macam.

Sebenarnya sejak dia sekolah, sudah lumayan kemajuannya, makan sudah lumayan mudah, telur rebus sudah mulai doyan, bahkan minta sendiri, beberapa sayur sudah mulai dicicipi, padahal biasanya bilang gak mau rumput, menulis nama teman-temannya rajin sekali tanpa disuruh. Lagu-lagu yang dinyanyikan disekolah juga diulang-ulang dirumah sambil main sama adeknya.

Tata juga cukup baik dibangunkan pagi hari, gak pernah rewel, mandi masih pake air panas terus, pakai baju dan sepatu sendiri, meski kadang gak bisa ngancingin. Sering malam hari dia sudah menyiapkan mukena, uang jajan serta uang tabunganya, air minum juga disiapkan sendiri. Kurang apa coba...

Yah terkadang memang sebagai mamak-mamak ekspektasi terhadap anak sering berlebihan #saya. Sangat sadar kalau kemampuan anak itu berbeda-beda, tapi tetap juga membandingkan dengan kemampuan anak orang lain,  kalau anak orang lebih bisa dalam suatu hal, sementara anak sendiri gak, langsung agak baper, tapi bapernya gak boleh lama-lama juga sih. Kalo baper biasanya saya tarik nafas yang panjang, trus introspeksi diri, apa sudah melakukan yang terbaik buat anak sehingga menuntut ini itu. Jangan-jangan yang saya lakukan selama ini masih kurang optimal.

Ilmu parenting sih dikit-dikit di baca, tapi suer aplikasinya kok gak segampang teori, apa karena bacanya dikit-dikit ya...










8 komentar:

  1. Semoga Tata semakin pintar ya, Mbak; sudah bisa pake baju sendiri, malamnya bisa nyiapin untuk sekolah besok; itu jelas sekali Tata anak cerdas.

    Oh ya, mohon izin ya, Mbak, tadi saya follow blog ini. Makasih...

    BalasHapus
  2. Hehe, setiap anak pasti beda-beda, Mba. Tinggal dicari celahnya aja. Menaruh harapan pada anak yang terlalu tinggi, misalnya agar seperti si A, misalnya, jg ga baik, yang ada justru membebani jiwa dan perkembangan mental anak kita sendiri. Yakin deh, Tata juga pasti punya kelebihan tersendiri, mungkin belum terlihat, karena mamanya masih sibuk membandingkannya dengan anak lain. Hehe. *Punten, bukan menggurui, tapi pernah juga ngalamin ini wkt Intan kecil. Karena Intan juga ga saya tungguin di sekolah, malah diantar atau dijemput pun tidak, melainkan saya titipkan pada ibu gurunya, yang kebetulan tinggal di sebelah rumah saya. Jadi Intan pulang dan pergi bersama ibu gurunya, plus anak si ibu guru yang sekelas sama Intan. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasih share pengalamannya mbak, saya terus belajar menerima apapun yg tata capai, namun saya harus terus membimbingnya sebaik mungkin..

      Hapus
  3. harus banyak sabar ya mbak kalo masalah anak mah..saya jadi tau kalo parenting gak semudah itu *padahal saya belum berkeluarga :D

    diniratnadewi.blogspot.co.id

    BalasHapus
  4. anakku yang pertama juga gitu mbaa...senenganannya ngobrol sama temennya hihihi... kalo aku,ketika anak masih TK masih aku bebasin mba, di rumah ga pernah belajar textbook. belajarnya dari permainan misalnya, anakku bisa berhitung 1-20 itu gara-gara main petak umpet hehehe

    BalasHapus
  5. hihi...gpp mbak. nanti juga kalau udah masanya serius ya serius insya Alloh. malah lucu lho. saya juga kangen masa-masa anak saya TK karena sekarang mereka dah SD semua. masih lucu sih tapi lucunya beda. hehe...

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung & meninggalkan komentar, tunggu kunjungan balik saya

If you follow my blog, I will do too