everything

Selasa, 28 Juli 2015

Tentang Sampah Plastik

Tiap kali berkunjung kesuatu tempat, mulai dari tempat makan, pasar tradisional, mall, obyek wisata, jalanan, hal yang selalu saya perhatikan bahkan sering juga saya potret adalah sampah plastik yang berserakan dimana-mana. Miris dan sedih banget melihatnya.

Ingat waktu jalan-jalan ke Bengkulu kemarin, sepanjang jalan dari Kepahiang - Bengkulu kota, padahal jalan yang dilalui berbukit-bukit, sebagian nyaris tak berpenghuni, tapi yang namanya sampah, ya ampun..., swear banyak  banget berserak disepanjang jalan. trus sampahnya dari mana? hayo tebak.

Tadi sore juga jalan dari Tebo ke Bungo, sepanjang jalannya berserak sampah, saya perhatikan hampir tiap meternya ada sampah plastik kemasan makanan dan minuman bertebaran. Kira-kira apalah penyebabnya?.

Menurut saya sampah plastik di sepanjang jalan penyumbangnya adalah orang yang lewat jalan itu juga, soalnya di jalan tertentu yang samasekali gak ada rumah, sampahnya juga banyak loh. Saya seringkali menemukan  orang melempar sampah ke pinggir jalan, naik motor, beli minuman botol, abis minum sampah langsung di lempar, pakai mobil bagus mengkilap, buka kaca trus melempar bungkus makanan. Eh yang mobil jelek banyak juga ding melempar sampah gitu.

Begitupun obyek wisata, saat kemarin ke Pantai Panjang  di Bengkulu, ya ampun sampah plasti berserak dimana-mana, saat ke Taplau di Padang, sampah plastik malah terapung-rapung dibawa ombak. Saat kekebun teh, sampah minuman juga berserak dibawah pohon. Trus kemarin juga pas mampir ke air terjun, dekat air terjun itu ada yang jualan, tapi sampahnya dikumpulkan tepat di pinggir air terjun. haduh....

Saya juga pernah berdebat dengan seorang bapak muda yang berjualan makanan, saat itu beliau menyuru anak buahnya agar membuang sampahnya ke sungai, dia bilang kenapa gak boleh, saya jelasin lah bla-bla, dan yang seperti itu masih banyak loh disini, bagaimana dengan disana-sana, pernah juga kah menemukan yang ngeyel model begini.

Sering juga saya ngomel dengan karyawan karena sering buang kulit permen sembarangan, menurut saya, bungkus permen, puntung rokok, tutup botol bahkan korek kuping yang kecil itu tetep sampah. 

Yuk ah, kemanapun kita pergi, jangan meninggalkan sampah disembarang tempat. Apa sih susahnya menyimpan sementara sampah plastik yang kita hasilkan hingga kita bisa membuangnya ketempat yang benar, sedangan di buang di tempat yang benar saja sampah tetap menimbulkan masalah, apalagi sampah plastik dimana-mana. Pernah baca nggak, kalo di Jepang, bahkan saat jalan-jalan ditaman membawa anjing, kotorannyapun dibawa pulang, nah loh. 

Wajah boleh cantik, boleh gagah, tapi kalo buang sampah sembarang, bisa ilang loh kecantikan dan kegagahannya, saya doakan ya, bayangkan kalo rame-rame yang berdoa gitu. yuk kita doakan barengan. trus yang jelek gimana?, apa boleh buang sampah sembarangan, tetep gak boleh ya, bakal saya doakan makin jelek.

Soal kebiasaan buang sampah sembarangan ini bingung juga dikaji dari sudut mana, kalo di bilang budaya, masa ada budaya nyampah, kalo dibilang yang buang sampah gak berpendidikan, ih orang Indonesia sih pendidikannya sudah pada tinggi-tinggi, trus kenapa oh kenapa?.

Ayolah kita jaga lingkungan kita, jangan sampai suatu masa permukaan bumi kita tertutup sampah plastik, jangan sampai saat kita kepantai kita berenang bersama plastik, jangan sampai selokan sekitar kita juga tersumbat oleh plastik dan kalo banjir teriak-teriak menyalahkan anu-anu dan itu-itu. Minimal kita mulai dari diri kita masing-masing, dari anak kita dan dari keluarga kita.

Koleksi foto-foto saya tentang sampah ya :


ne di gentala arasy
di air terjun

dibawah pohon teh
di pantai




Selasa, 14 Juli 2015

Amplop Lebaran Buatan Sendiri



Lebaran tinggal beberapa hari lagi, persiapan menyambut hari raya sudah kah selesai?, baju baru, kue-kue, bersihin rumah, dan THR buat para keponakan?. 

Semenjak sudah berpenghasilan sendiri, tiap tahun saya selalu menyisihkan sebagian uang untuk para keponakan tercinta, nggak banyak-banyak sih tapi dengan duit-duit baru dalam amplop yang lucu, mereka semua akan gembira.

Amplop THR buat anak-anak ini biasanya saya beli saja, praktis meski yang namanya beli tidak ekonomis, apalagi tinggal di daerah macam saya ini, amplop THR lucu-lucu itu jarang ada, sekalipun ada terkadang harganya lumayan mahal. Kemarin sempat ditawarin sama temen dekat sini sebungkus isi 10 lembar harganya Rp.12.000,-. Tuh mahal kan?.

Trus pas jalan-jalan ke Muara Bungo kemarin saya sudah beli, eh karyawan salon juga mau, padahal saya belinya cuma 3 bungkus masing-masing isi 10 dan harga perbungkusnya Rp. 5.000,-, cukup untuk saya saja, alhasil kami bikin sendiri, dari bahan-bahan yang mudah didapat dan murah. peralatan dan bahan yang diperlukan adalah : gunting, kertas kado aneka warna, lem dan mistar.

Cara membuatnyapun mudah sekali :
1. ukur kertas kado sebesar 15 cm x 13 cm, lalu gunting dan lipat-lipat, ini ukuran hasil nyontek amplop yang sudah ada ya, tapi kalau mau bikin ukuran sendiri yang lebih imu-imut juga tidak masalah.



2. Lem bagian sisi ini dan rekatkan.





3. Lipat bagian ujung-ujungnya kira-kira 1 cm.



4. Gunting bagian sudut untuk bagian tutup, seperti gambar dibawah ini :


5. Lem salah satu tepi saja ya, kalo keduanya uangnya gak bisa masuk dong.

6. Ini dia amplonya, lucukan





Nah begitulah caranya buat amplop sendiri, mudah bukan?, satu lembar kertas kado dengan harga Rp. 1000,- bisa  jadi 12 buah amplop, murah meriahkan. ayo buat sendiri dan kreasikan sesukamu. Bisa juga pake kertas-kertas yang lainnya, bisa ditambah gambar-gambar yang lucu-lucu kalo rajin, hehehe. Selamat mencoba.


Artikel ini diikutsertakan dalam #GiveAwayLebaran yang disponsori oleh Saqina.comMukena Katun Jepang NanidaBenoa KreatiSandermdhofaro, dan Minikinizz  



Jumat, 10 Juli 2015

Pentingnya Pengaturan Kolom Komentar


"Ada satu tambahan dari saya, terutama kalau saat blogwalking ke blog teman-teman. Betapa susahnya mau berkomentar tapi nggak ada alternatif pilihan : name/Url. Buat yang pakai platform blog dari blogger tuh, dan ini wasting time karena kita harus login dengan Account Google, sementara kita browsing via handphone/smartphone. Serius deh, malas balik lagi ke blognya, padahal kita ingin meninggalkan jejak atau komentar. Buat yang masih nggak menyediakan komentar Name/Url, coba diganti pilihannya. Jangan berharap banyak yang mau komen kalau masih susah buat komentar

Begitulah salah satu paragraf terakhir dari tulisan Mak Indah Julianti Sibarani yang sangat menohok saya. Sebenarnya sudah berbulan-bulan saya menyadari kalau pengaturan kolom komentar saya tidak oke setelah membaca beberapa yang membahas masalah ini, berat sekali untuk merubahnya karena itu artinya semua komentar di blog saya tidak akan terlihat. 

Pengaturan komentar di blog saya persis seperti tulisan mak Indah itu, harus login dulu ke Account Google agar  bisa berkomentar. Ternyata itu sangat menyebalkan ya.

Setelah membaca tulisan Mak Indah itu, kembali pertentangan batin itu muncul, membayakan seluruh tulisan tanpa komentar, membayangkan tulisan tertentu yang komentarnya puluhan menghilang, aduh pusyiiing. Demi kebaikan kedepannya, akhirnya saya kuat-kuatkan hati mengubah pengaturan kolom komentar agar siapapun bisa berkomentar. 

Caranyapun tidak sulit sebenarnya, seperti ini yang saya lakukan :
  • Login ke blogger
  • Pilih Google plus
  • Hilangkan centang ketiga seperti gambar dibawah
  • Simpan


hapus centang ke-3
Hasilnya seluruh komentar langsung hilang, tapi tak apalah, yang terpenting blog saya akan menjadi lebih baik. Buat teman-teman yang senasib dengan saya dalam pengaturan kolom komentar. Ubahlah segera, jangan tunggu lama-lama, agar blog kalian makin baik.



Sumber :
http://indahjulianti.com/making-money-with-a-blog/



Rabu, 08 Juli 2015

Akhirnya Tata Makan Nasi

Semalam tata mendadak bilang gini 

"bu, mbak mau nasi uduk"
"nasi uduk..." kaget banget donk saya, secara sejak umur 15 bulan tata gak pernah makan nasi barang sebutir.
"iya bu, mau nasi uduk yang kayak kemarin kayak mbak tia makan"

Yup, beberapa hari yang lalu kami buka di warung tenda, sebelum pesan saya tanya dulu siapa yang mau nasi uduk, dan siapa yang nasi putih, tata tentu tidak usah ditanya, karena selama ini dia memang tidak pernah makan nasi, es teh saja cukuplah dia. sepupunya yang pesan nasi uduk dan suami, saya sih lebih suka nasi putih saja.

Sedari kecil tata memang anak yang tidak celamitan soal makanan, sampai umur 1 tahun dia tidak kenal yang namanya krupuk, permen atau aneka cemilan, hanya biskuit yang boleh dia makan. saat melihat orang makan pun dia tidak terlihat kepingin. berbeda dengan adiknya, layaknya anak kecil lain, tiap melihat orang makan, mulutnya akan mengecap-ngecap tanda mau.

Saya tidak tau pasti apa penyebab tata takut sekali dengan yang namanya nasi, jadi hingga kemarin, dia belum pernah makan nasi sejak umur 15 bulan, seperti bayi lain umur 6 bulan saya beri MPASI yang saya buat sendiri, 9 bulan mulai nasi lembut yang dimasak sendiri hingga umur 15 bulan, sampai akhirnya tiap disuapin selalu dilepeh, tapi terus saya coba sampai dia tidak mau sama sekali, bahkan jika saya makan dan duduk disampingnya, diaakan marah, mencium bau nasi saja tata akan langsung pergi.

Mendengar tata minta nasi uduk, saya gembira banget dan langsung bercerita pada suami, semoga harapan saya agar tata makan nasi bisa terwujud, saya selalu optimis, mungkin nanti saat mulai sekolah, tata akan mau makan karena melihat teman-temannya makan, mungkin belum ada satu tahun ini juga tata doyan makan lontong, itupun hanya dengan sate padang dan saya sudah sangat gembira, apalagi ini tata minta sendiri nasi uduk, luar biasa gembira semoga tata beneran doyan.

Dan akhirnya sore tadi, ayahnya membelikan nasi uduk, dengan raut muka yang sangat riang, meminta saya mengambilkan piring dan cuci tangan, padahal makannya pake sendok, biar kayak di warung tenda katanya. semangat banget nyuapin tata, suapan pertama dikunyah dan ditelan dengan sukses. suapan kedua masuk, suapan ketiga dilepeh, trus muntah dan muntah lagi banyak banget, muntah susu pastinya. saya agak cemas, tapi berusaha tenang.

Saya bersihkan tata dan ajak mandi sambil terus dibujuk-bujuk, dia bilang nasinya enak, nasi tuh manis ya bu, syukurlah, saya pikir setelah muntah tadi dia bakal tidak mau lagi makan, ternyata abis mandi masih mau lagi, hanya nasi uduk saja, tidak mau pake bawang goreng, tidak mau pake ikan goreng. ya sudahlah minimal mulai mau makan nasi. 

Ternyata muntah tadi karena masuk tempe goreng dalam suapannya saking semangat si ayah menyuapi, mungkin ada yang aneh langsung di lepeh.

Setelah cukup banyak makan nasinya dan tidak mau lagi, dia bilang gini ke saya :
"besok beli lagi ya bu nasi uduknya "

oke, kita akan beli nasi uduk tiap hari sampai tata doyan nasi putih masakan ibu, huhuhu, tapi jangan lama-lama ya nduk, kalo sampai lama nanti ibu malah yang buka warung tenda sekalian untuk makan tata.