everything

Selasa, 31 Maret 2015

RSD Tebo Masih Lebih Baik

Beberapa waktu yang lalu saya sempat menjenguk mertua yang di rawat di RS karena kaki tertimpa besi,3 jari kakinya patah sehingga harus dioperasi di rumah sakit daerahnya.

Bukan untuk membahas masalah sakitnya, tapi kunjungan saya kerumah sakit provinsi tetangga ini, cukup membuka mata saya, selama ini saya dan mungkin beberapa teman yang tinggal di Tebo ini agak sedikit nyinyir dengan pelayanan maupun fasilitas rumah sakit daerah Tebo. maka mulai hari itu, saya menjadi sangat bersyukur dengan keberadaan rumah sakit kita ini.

Rumah sakit yang saya kunjungin ini jauh dari kelihatan rapi, rumah sakitnya kecil baik dari luas lahan yang dimiliki maupun besarnya bangunan, bentuk bangunanya pun jadul sekali, entah kapan terakhir mengecat, plafonyapun banyak yang  bolong, saluran pembuangan kurang lancar, karena aroma pesing menyerang hidung saya mulai dari dalam ruang perawatan tempat mertua di rawat hingga duduk di sepanjang selasar. belum lagi kamar mandi, kamar mandi diruangan itu tanpa pintu, hanya ditutup dengan gorden, bayangkan saya kebelet pipis dan pipis dengan rasa yang sangat tidak nyaman.

Sementara rumah sakit Tebo, bukan juga saya bilang sudah optimal pelayanannya,  tapi secara fisik, lumayan lebih baik dari yang saya gambarkan barusan, rumah sakit kita lebih besar dengan parkiran yang lebih luas pula. bangunnya lumayan bagus dan besar2, waktu anak saya di rawat, lumayan nyaman meski kami di ruangan kelas II, karena waktu itu ruangan lain yang lebih baik semua penuh. selama 4 malam anak saya dirawat, sayapun dapat tidur dengan nyenyak, meskipun panas karena AC mati. dan sungguh, semua itu masih jauh lebih baik dari yang barusan saya rasakan.

Soal pelayanan tentu tidak bisa disamakan dengan rumah sakit swasta yang asli bikin betah  nginap di rumah sakit, perawatnya yang ramah-ramah, sigap melayani pasien, sesuai juga dengan nominal yang kita keluarkan tentunya. pelayanan yang bagus itu pastilah mahal.

Lupa kapan persisnya  terakhir ke RSD Tebo, tapi belum lama juga, paling 2 bulan yang lalu, saya lihat waktu itu mulai dibangun taman, pastinya supaya pengunjung makin nyaman berada di rumah sakit, Terkadang kita melihat, rumput tetangga lebih hijau, padahal kenyataannya ada juga rumput tetangga yang lebih gersang, rumah sakit kita mungkin belum senyaman rumah sakit yang lain, tapi dari pengamatan saya juga terus berbenah, semoga RSD Tebo makin berkualitas.

Maka tak harus selalu kita menilai daerah kita ini tidak berdaya apa-apa, tak pula harus terus berkometar buruk, sementara kita tinggal disini, mendapatkan rezeki disini, tapi selalu mengumpat para pengelolanya tidak becus. memang masih banyak  yang harus di benahi, tapi mengumpat saja tak juga memperbaiki keadaan.

#renungandirisendiri













Rabu, 25 Maret 2015

Clutch Buatan Sendiri

Ternyata bikin clutch sendiri itu gak sulit loh moms,saya berhasil membuat sendiri, menurut saya sih bagus, entahlah menurut orang lain...heheh

Bukan karena pintar dan rajin ya moms, tapi bisa hemat aja, maklum saya ini kan tuan Kreb minded, level dipake sendiri sih, kalo di pesen ya gak berani.

Bahannya juga mudah banget, itu kebetulan kain sisa dari baju yang saya buat di tukang jait, terispirasi dari seorang teman yang waktu kepengajian bawa tas bikinan sendiri, eh kenapa gak saya coba... dari jauh hari pesen ke tukang jaitnya, kalo sisa bahan nanti gak usah di buang simpan kan saja....#sungguhterlalu..

Clutch yang saya buat ukurannya panjang 25 cm dan lebar 14 cm, lumayanlah buat pergi kekondangan, jadi semotif dengan baju saya dan Tata, hemat pulak, sekalian ngajarin anak crafting-crafting....

Awalnya cukup kesulitan, karena gak kaku juga, saya hanya pakai kain keras, beberapa di lem, dan tepinya di jait tangan, setelah itu diberi batu untuk pemanis... dan tada..... this is my clutch....
puas juga rasanya bisa bikin clutch sendiri, meski hasil perdana ini belum memuaskan...

Agar lebih keras, bagian dalam  saya beri potongan karus bekas 2 lembar, dan hasilnya lumayan kaku....















Senin, 23 Maret 2015

Tenaga Honor

Tanpa bermaksud menguping, sekilas saya mendengar pembicaraan begini 

Ibu A : gayanya minta ampun, padahal masih honor....

ibu B : iya,anak2 honor sekarang gayanya lebih pulak dari yang PNS....

Deg..., saya kan pernah menjadi tenaga honor disebuah sekolah, jangan-jangan saya juga termasuk yang pernah dibicarakan seperti itu, oh my god..

saya sempat menjadi tenaga honor selama 3 tahun di sebuah sekolah, tujuan utama pastinya bukan untuk mencari uang, karena saat itu warung salon saya juga sudah mencukupi kebutuhan ekonomi, yang terpenting adalah dengan mengajar, semoga saya bertemu jodoh, menuruti nasihat seorang teman.

lagipula saya suka sekali mengajar, bahkan sejak kuliahpun sudah mengajar, tapi kalo waktu kuliah, motifnya beda, memang mencari uang...

sebagai tenaga honor yang muda, masih single, dan niatannya memang mencari jodoh, pastilah tampilan jadi hal yang sangat penting disamping juga kemampuan donk...hihi, (niat banget ya...), masih muda bo, jelas pakaian, tas dan sepatu sangat diperhatikan, maka tak heran, terkadang gaya kami lebih pula dari yang PNS betulan #malukaloingat...

Tapi bener loh, niatan jadi tenaga honor itu kadang tujuannya gak melulu rupiah, kadang memang anak orang kaya yang hanya cari prestise,  kadang lagi anak pejabatyang cuma ngisi waktu luang, kadang pula memang serius bekerja, kadang mencari jodoh.....(ini saya banget), kadang hanya untuk mencari pergaulan....menurut saya loh ya....

Jujur banyak manfaatnya juga jadi tenaga honor, ilmu bisa diterapkan, pergaulan juga bertambah, dan yang utama dan paling utama.....dapat suami....hihihi




Kamis, 19 Maret 2015

Harmoni Salon And Me

Kegiatan persalonan sudah akrab dengan saya sejak jaman kuliahan, tapi bukan karena urusan saya rajin kesalon, bukan...bukan itu, saya gak ada tampanglah waktu itu untuk jadi cewek cantik, manis, berduit yang kerjaanya keluar masuk salon, boro-boro untuk kesalon, kuliah saja saya sambil nyambi ngajar di bimbel supaya punya duit lebih buat beli baju dan jajan. saya tuh akrab dengan persalonan karena mbak saya kerja disalon.  so, kadang saya jadi model, maksudnya model yang rambutnya dipretelin untuk bahan percobaan, atau model make up yang hasilnya juga gak jadi cantik, namanya untuk belajar, pokoknya jadi korban mbakku lah.

Sampai masa itu, masih sedikit banget kawan yang meluruskan rambut, saya malah sudah, ya itu hasil percobaan mbak saya, jaman itu masih pake papan yang bergrentelan di rambut...#tutupmuka, trus dicatok, catoknyapun masih yang sakitnya alakazam, hua menderita dech meluruskan pada masa itu.

Trus gimana ceritanya kok saya sampai punya warung salon (gak ada yang nanya padahal), oke baiklah saya ceritakan, jadi pas tamat kuliah, alhamdulilah saya diterima kerja di perkebunan sawit, pengennya sih PTP Nusantara yang BUMN, ngeliat yang kerja disitu tajir-tajir bo, tapi yo wes diterimanya di perusahaan swasta, saya ditempatkan di unit kebun, sedang teman saya di kantor, kali emang tampang gak bisa ditipu, yang tampang kebon ya penempatannya di kebon, sementara yang kinclong di tempatkan di kantor pusat, temen saya donk.

Bekerja di unit kebun, ngurusin buah sawit, tonase, pupuk, harga, mengirim buah ke pabrik, bikin laporan, dan tetek bengek lainnya, belum lagi yang namanya kebun, gak lepas dari sengketa dengan warga, pernah kaca dibelakang meja kerja saya mendadak pecah ditinju orang #syerem.

Akhirnya saya tidak betah, hanya 1 tahun saya sanggup bekerja, dan sayapun  pamit mundur pada perusahaan, dapatlah selembar pengalaman kerja yang kini sudah entah dimana.

Saya memutuskan berhenti juga memang berencana wiraswasta saja, kayaknya mbak saya yang waktu itu sudah buka salon kecil, pendapatannya jauh lebih besar dari saya yang jungkir balik kerja di kebon, malu donk saya, atau lebih tepatnya iri.

Usaha yang coba dipilih tentu saja salon, mendompleng kesuksesan mbak saya, lagian dulu di kebon, saya juga sering mretelin rambut teman-teman gratisan, bahkan saya baawa alat bonding loh ke unit,,,hahah, cari seseran bo.

Tempat yang dipilih adalah Tebo, karena jauh dari kota Jambi tentunya, awalnya mau di depan kampus Unja, trus Muara Jambi, tapi kok saya mikir, terlalu dekat dengan pusat kota, kompetitornya tentu banyak, jadilah kami memutuskan Tebo is the best for my new bussines, mbakku sebagai penanam modalnya. jadilah tanggal 12 agustus 2004 untuk pertama kalinya harmoni salon tebo kami buka.

Sudah hampir 10 tahun lebih ternyata, Alhamdulilah semua lancar, bukan tanpa masalah, banyak kerikil yang harus kami lewati, pelanggan yang kurang puas, hasil yang tidak sesuai, tapi itu semua jadi bahan pembelajaran bagi saya untuk terus belajar agar bisa memberikan pelayanan yang semakin baik  untuk para pelanggan

Terimaksih kepada seluruh konsumen yang sudah mempercayakan perawatan kecantikan dan rambutnya pada pada kami, kami bukan yang terhebat, bukan pula yang terbaik tapi percayalah kami akan terus memberikan semaksimal yang kami bisa.

karyawan dan peserta pelatihan


make up n jilbab ibu-ibu depag yang mau paduan suara











Selasa, 10 Maret 2015

Please, Testimoni Produk Ini Dong

sumber : tokopedia.com

Produk dari moment saat ini sangat fenomenal, bahkan di tempat saya ini, kota kecil bernama Tebo dimana saya tinggal, produk inipun ramai diicarakan dan dikonsumsi.

Saya belum/tidak mengkonsumsi produk ini, menurut yang saya dengar dan saya baca sekilas (gak valid banget), produk ini mempunyai banyak sekali khasiat, dari mulai kecantikan, sampai menjaga kesehatan dan mengobati banyak penyakit, spektakuler kan, tapi harganya bo....ajib banget, alias mahal banget.

Ibu sederhana macam saya, tentu sangat terperangah dengan harga produk ini, satu kotak susu isi 30 sacet, sebanding dengan 6 karung beras isi 20 kg, kalo dirumah saya bisa dikonsumsi selama hampir setahun itu...

Saat saya sedang makan suatu makanan, dan mendadak disebutkan harganya sangat mahal, makanan yang saya kunyah mendadak jadi tidak enak, begitupun baju, saat saya melihat baju bagus di sebuah toko, dan ternyata harganya jutaan rupiah, penglihatan saya langsung buram, baju itu hilang dari penglihatan saya...hahaha, entahlah ibu tipe apa saya ini, sederhana, irit atau pelit...hehehe..

Balik ke soal produk fenomenal ini, sebenarnya ingin sekali mencicipi produk ajib ini, apalagi kaya manfaat, terutama buat kecantikan....ibu sederhana macam saya ini juga pingin cantik loh....‪#‎sadarwoi‬...(tapi sepertinya filosofi cantik itu mahal bener banget ya...)

Buat temen-temen pengguna produk ini, please kindly write your testimoni, sudah mengkonsumsi berapa banyak, berapa lama dan khasiat apa yang di dapat...sebenarnya saya ngeri tergeletak mendengar rupiah yang dikeluarkan buat mengkonsumsi produk ini...hihihi

Dan bila hasilnya juga ajib, mungkin saya juga akan menabung buat membeli produk ini....

Belum lagi karena saking mahalnya ini, banyak yang ingin memalsukan, kalo beli sudah mahal trus palsu gimana...

Senin, 09 Maret 2015

Hal Nyebelin Dijalan

Jika kita menggunakan kendaraan dijalan raya, baik menggunakan kendaraan roda 2 maupun 4, dalam keadaan siang ato malam, seringkali  menemukan hal-hal yang bikin jengkel  diantaranya
  • 2 motor sejajar sambil ngobrol, kadang juga rame lebih dari 2 motor, serasa jalan itu hanya miliknya, ini sering banget dilakukan para remaja, taukah kalian kalo itu sangat mengganggu banget.
  • Parkir dijalan, kalau di area keramaian, tentu maklum, tapi kalo dijalan lintas, trus parkir dijalan, tanpa menyalakan lampu, sungguh terlalu.
  • Menyebrang jalan secara mendadakTidak memakai lampu pada malam hari ( ini asli bikin jengkel banget, apa lagi dijalan yang tidak dilengkapi lampu jalan), 
  • motor yang tidak berlampu sangat membahayakan diri juga orang lain.
  • Kendaraan  dari arah berlawanan yang terus menyalakan lampu jauh, silau euy..
  • Pengendara yang ugal-ugalan
  • Pengendara  dibawah umur alias anak kecil, kadang membelokpun tidak memberi tanda.
  • Menyalip dari sebelah kiri 
  • Berkendara sambil smsan dan headset buat dengerin musik, diklakson gak dengar2.
  • Melempar sampah di jalan, kendaraannya bagus, tapi nyampah, hadeh...