everything

Kamis, 19 Maret 2015

Harmoni Salon And Me

Kegiatan persalonan sudah akrab dengan saya sejak jaman kuliahan, tapi bukan karena urusan saya rajin kesalon, bukan...bukan itu, saya gak ada tampanglah waktu itu untuk jadi cewek cantik, manis, berduit yang kerjaanya keluar masuk salon, boro-boro untuk kesalon, kuliah saja saya sambil nyambi ngajar di bimbel supaya punya duit lebih buat beli baju dan jajan. saya tuh akrab dengan persalonan karena mbak saya kerja disalon.  so, kadang saya jadi model, maksudnya model yang rambutnya dipretelin untuk bahan percobaan, atau model make up yang hasilnya juga gak jadi cantik, namanya untuk belajar, pokoknya jadi korban mbakku lah.

Sampai masa itu, masih sedikit banget kawan yang meluruskan rambut, saya malah sudah, ya itu hasil percobaan mbak saya, jaman itu masih pake papan yang bergrentelan di rambut...#tutupmuka, trus dicatok, catoknyapun masih yang sakitnya alakazam, hua menderita dech meluruskan pada masa itu.

Trus gimana ceritanya kok saya sampai punya warung salon (gak ada yang nanya padahal), oke baiklah saya ceritakan, jadi pas tamat kuliah, alhamdulilah saya diterima kerja di perkebunan sawit, pengennya sih PTP Nusantara yang BUMN, ngeliat yang kerja disitu tajir-tajir bo, tapi yo wes diterimanya di perusahaan swasta, saya ditempatkan di unit kebun, sedang teman saya di kantor, kali emang tampang gak bisa ditipu, yang tampang kebon ya penempatannya di kebon, sementara yang kinclong di tempatkan di kantor pusat, temen saya donk.

Bekerja di unit kebun, ngurusin buah sawit, tonase, pupuk, harga, mengirim buah ke pabrik, bikin laporan, dan tetek bengek lainnya, belum lagi yang namanya kebun, gak lepas dari sengketa dengan warga, pernah kaca dibelakang meja kerja saya mendadak pecah ditinju orang #syerem.

Akhirnya saya tidak betah, hanya 1 tahun saya sanggup bekerja, dan sayapun  pamit mundur pada perusahaan, dapatlah selembar pengalaman kerja yang kini sudah entah dimana.

Saya memutuskan berhenti juga memang berencana wiraswasta saja, kayaknya mbak saya yang waktu itu sudah buka salon kecil, pendapatannya jauh lebih besar dari saya yang jungkir balik kerja di kebon, malu donk saya, atau lebih tepatnya iri.

Usaha yang coba dipilih tentu saja salon, mendompleng kesuksesan mbak saya, lagian dulu di kebon, saya juga sering mretelin rambut teman-teman gratisan, bahkan saya baawa alat bonding loh ke unit,,,hahah, cari seseran bo.

Tempat yang dipilih adalah Tebo, karena jauh dari kota Jambi tentunya, awalnya mau di depan kampus Unja, trus Muara Jambi, tapi kok saya mikir, terlalu dekat dengan pusat kota, kompetitornya tentu banyak, jadilah kami memutuskan Tebo is the best for my new bussines, mbakku sebagai penanam modalnya. jadilah tanggal 12 agustus 2004 untuk pertama kalinya harmoni salon tebo kami buka.

Sudah hampir 10 tahun lebih ternyata, Alhamdulilah semua lancar, bukan tanpa masalah, banyak kerikil yang harus kami lewati, pelanggan yang kurang puas, hasil yang tidak sesuai, tapi itu semua jadi bahan pembelajaran bagi saya untuk terus belajar agar bisa memberikan pelayanan yang semakin baik  untuk para pelanggan

Terimaksih kepada seluruh konsumen yang sudah mempercayakan perawatan kecantikan dan rambutnya pada pada kami, kami bukan yang terhebat, bukan pula yang terbaik tapi percayalah kami akan terus memberikan semaksimal yang kami bisa.

karyawan dan peserta pelatihan


make up n jilbab ibu-ibu depag yang mau paduan suara











Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung & meninggalkan komentar, tunggu kunjungan balik saya

If you follow my blog, I will do too