everything

Kamis, 30 Maret 2017

Cara Mengatasi Pertengkaran Kakak adik

sumber : http://nuruliislam.blogspot.co.id/2016/10/untuk-orang-tua-begini-cara-mengatasi.html

Punya anak lebih dari satu, bukan anak sendiri barangkali keponakan, adik atau bahkan anak tetangga, apakah anten-anteng saja dirumah?, damai selalu mewarnai hari-hari?. Dirumah ada krucils tiga orang, pertengkaran sudah makanan sehari-hari. Sebentar main bareng bareng, ketawa-ketawa, tak berapa lama sudah terdengar jeritan bahkan tangisan.

Thoriq, anak kedua saya itu cukup tengil, suka pulak mengganggu, baik mengganggu mbaknya atau mengganggu adiknya. Pokoknya ada saja hal yang diributkan setelah lama bermain, ada saja nanti yang nangis, bahkan kadang ketiganya menangis bareng, haiyah.

Diantara pertengkaran mereka, sering juga saya kesal, tapi kadang saya tertawa juga dalam hati. Kalau bertengkar, mereka bisa saling tepuk, saling gigit atau adu mulut. Biasanya kalo masih level adu mulut saya dengerin saja, tapi kalau sudah adu fisik, ya dipisahkan.

Baik adu mulut maupun adu fisik seringnya berakhir dengan tangisan dipihak yang kalah dan yang lain sibuk membela diri, atau keduanya nangis dan keduanya pulak saling membela diri.

Kalau sudah begitu biasanya keduanya saya duduk kan dikiri kanan saya sambil dirangkul dan mulai diinterogasi, kenapa bertengkar, siapa yang mulai duluan, siapa yang pukul duluan, kemudian dihakimin siapa yang salah, nah yang salah dinasehatin, besok tidak boleh seperti itu lagi, yang seperti itu tidak baik, kakak adik harus saling menyayangi endebrey endebrey. 

Terakhir adalah saling minta maaf, bersalaman. Thoriq paling susah diajak salaman, kalau mbak sih biasanya langsung ngulurin tangan, biasanya saya yang akan menarik tangan Thoriq ke tangan mbaknya. Setelah adegan salaman biasanya pulak si thoriq akan langsung tertawa-tawa tengil.
sumber http://portalmadura.com/cara-efektif-mendidik-anak-agar-mau-meminta-maaf-45479

Kejadian begitu ya hampir tiap hari, baru didamaikan tak lamapun sudah bertengkar lagi. Beberapa dialog lucu kalo mereka bertengkar, biasanya yang misuh-misuh mbaknya.

Thoriq nangis sambil ngadu, si mbak berkata "mbak dak mau lagi jadi saudara Thoriq" hahaha, saya senyum senyum kalo dia bilang gitu.

Atau Tata bakal bilang "mbak ke Jambi sendiri kalo Thoriq nakal" ngancem begitu keadiknya, dan adiknya bakal tambah nangis mbaknya gak boleh pergi. Thoriq ini suka jail, tapi asli kalo mbaknya bilang begitu tambah nangis.

Atau lagi mbaknya bakal mengungkit-ngungkit jasa "kemarin waktu thoriq sakit, mbak kompres ", mau nunjukin kalo dia sudah baik, kok adiknya masih jahat sama dia, hahaha.

Nah, gara-gara nulis ini, sayapun jadi nyari bagaimana cara mengatasi pertengkaran kakak adik, ini sekalian saya tulisin secara singkat yang saya baca di wolipop, buat saya ingat ingat sendiri dan juga siapa tau ada yang ingin tau.

  • Pisahkan, jangan sampai ada yang terluka, memisahkan mereka juga membuat emosinya reda.
  • Ajarkan negosiasi dan kompromi, misalkan rebutan maianan, beri mereka kesepakatan, bermain harus gantian.
  • Membuat Peraturan, pastikan anak mematuhi aturan, misal tidak boleh mengambil jajan/makanan adik atau kakak kecuali di beri.
  • Jangan di bandingkan, Nah ini saya masih sulit, masih sering bilang liat mbak pintar bantu ibu, liat mbak tata gak nangis kalo bangun tidur.
  • Hindari menyamaratakn hak, contohnya anak lebih tua boleh melakukan sesuatu yang tidak boleh dilakukan adiknya.
  • Berikan hak anak secara tepat, anak harus tau haknya masing-masing, misal pensil mewarnai kakak karena sudah sekolah dibelikan yang baru. adiknya tidak.
  • Ajak mereka berdiskusi, buat waktu luang seminggu sekali untuk berdiskusi menyelesaikan masalah, beri kesempatan mereka untuk berbicara dan memberi ide bagaimana menyelesaikan masalah.
  • Berikan mereka ekstra perhatian, kurangnya perhatian, membuat mereka saling benci, beri waktu satu persatu untuk bersama dan bercerita, hal itu akan mempengaruhi sikap anak nantinya.
  • Datang ke psikolog jika sudah tidak bisa mengatasi sendiri.
Ternyata begitu cara mengatasinya, semoga pertengkaran anak tidak berlarut dan menjadi dendam. 



sumber
https://wolipop.detik.com/read/2012/08/06/184703/1984582/857/9-cara-atasi-pertengkaran-kakak-adik

Rabu, 01 Maret 2017

Kamu Beruntung Punya Suami Kayak Dia

Sering kan setelah ngobrol ngalor ngidul baik dengan teman, saudara atau apalah, menceritakan tentang anak, suami, keluarga dan sebagainya, terkadang lawan bicara kita lantas bilang :

" Kamu beruntung punya suami kayak dia"

Sekilas tidak ada yang salah dengan kalimat ini, bahkan sering kali kita merasa bangga, aduh senangnya, ini juga sebuah bentuk pengakuan kalo pasangan kita itu baik, bagus endebrey endebrey. Saya kalo lagi ngobrol trus ada yang bilang gitu, terkadang (kadang loh ya) gak terima juga lantas secara diplomatis nan kalem menjawab seperti ini.
sumber http://www.ummi-online.com


"Dia juga beruntung kok punya istri kayak saya", haiyah, sambil melirik setajam silet.

Menjadi suami istri itu kan bukan semacam beli lotre, beruntung atau tidak beruntung. Sewaktu memutuskan untuk menikah, rata-rata lah, sudah melalui proses panjang, sama-sama tau untuk membina rumah tangga dengan segala konsekwensi kelak dikemudian hari yang tidak terprediksi sebelumnya.

Misal sepasang suami istri, yang mana suaminya kerja, istrinya dirumah saja mengasuh anak, bukan berarti suami tidak beruntung ya kan?. Dengan istrinya di rumah, suami bisa lebih fokus dengan pekerjaan, tak perlu risau dengan urusan anak-anak dirumah, sudah ada istri yang menghandle tanpa suami kuatir hendak meniti karir. Saat suami sukses, harus diingat ada istri di rumah yang mendukunggnya, yang tidak membebani fikiranya dengan hal yang tampaknya remeh temeh yaitu mengurus rumah tangga dan anak. Padahal sesungguhnya pekerjaan domestik rumah tangga sangatlah berat.

Kasus lain, istri bekerja, suami dirumah, sama saja, tugas rumah berpindah ke pundak suami, istri pun tenang bekerja tanpa kepikiran anak gimana-gimana. Apa lantas istrinya tidak beruntung punya suami seperti itu. Apakah lantas yang saling beruntung itu yang kedua-duanya kerja? tidak juga kan?.

Adalagi yang suaminya ganteng banget, istrinya biasa saja, yang mana mungkin kalo diliat secara kasat mata tidak seimbang. Lantas kita bilang kalo suaminya gak beruntung, yang beruntung istrinnya karena punya suami ganteng. Aduh, keberuntungan dalam berumah tangga kan bukan hanya diliat dari suami ganteng ato tidak, anak istri gak kenyang cuma dengan ngeliat suami atau ayahnya genteng. Terkadang ganteng/cantik ini malah bikin ketar-ketir karena banyak diluar sana yang bakal tertarik dan menggoda. 

Jangan liat untung rugi lah, kayak jualan saja, yang terpenting kan kita sebagai suami atau sebagai istri bisa melakukan peran masing-masing dengan baik. Mana ada manusia yang sempurna, iyakan?, semua memiliki kekurangan dan kelebihan sehingga bisa saling melengkapi, saling mengkoreksi, saling membantu dan pada akhirnya menjadi pasangan yang bahagia.
sumber : mediakesehatan
Saya sih kalo ado yang bilang gitu, gak melulu menjawab seperti itu. Sering juga seneng banget tapi kadang kalo pas lagi baper atau yang ngomong sambil memandang merendahkan (tau saja kalo saya pendek), pas dibilang gitu, yo wes, keluarkan jurus nyinyir. 

Padahal maunya kan di bilang "beruntung ya suamimu punya istri kayak kamu" hahaha. Gak ding maunya kan dibilang " Aduh kalian pasangan yang beruntung...." tuh adilkan, simbiosis mutualisme lah ya, saling menguntungkan, ahik.

Gimana menurut sodara-sodara, setuju ato tidak