everything

Jumat, 29 Mei 2015

Siapa Menelantarkan Siapa (tamat)

Lanjut ya pemirsa....

Jam 21.00

Setelah telfon sana-sini minta pertimbangan, termasuk saya istri tercintanya ini, akhirnya suami membawa Mr. x ke polsek terdekat, menceritakan kembali kronologi dari A sampai Z pada pak polisi, eh ternyata pak polisi yang di polsek juga bingung, mereka menyarankan suami untuk mengantar saja ke kantor satpol PP, ya sudahlah, pergi kekantor satpol PP, karena sudah jam 10 malam, kantornya jelas sudah tutup, sayangnya tidak ada satu orangpun yang bisa ditemui. sempet juga tanya-tanya dengan pemuda-pemuda yang sedang kumpul-kumpul dekat kantor satpol PP itu, dan mereka menyarankan ke Polres saja. tidak ada pilihan lagi, meluncurlah mereka ke Polres daerah tersebut.


Jam 22.00

Sampai di Polres, seperti semula menceritakan kembali dari awal sama pak polisi, terjadilah juga perdebatan disana.

Pak polisi : Eh mas, bapak ini kan sudah tua, nanti kalo meninggal disini gimana, bisa dapat masalah kami

Pak suami : Lah, kalo bapak saja yang bagian dari penegak hukum, paham undang-undang merasa kuatir, apalagi saya, kalo meninggal di tempat saya bukannya penyelidikannya nanti lebih rumit

Mr. x : Sudah-sudah, kalian tidak perlu repot, kalo saya mati, buang saja mayat saya ke sungai, beres..

Pak polisi : oh tidak bisa gitu pak....(lalu semua terdiam #krik-krik)

habaget.com

Mungkin Mr. x juga sudah pusing sendiri, tidak ada lagi yang mau menerima dirinya, setelah berdiskusi hingga tengah malam, diputuskan Mr. x tetap tinggal di Polres, nanti akan diserahkan pada dinas sosial setempat.


Awalnya Mr.x menolak, dia bilang tidak mau di dinas sosial, berkumpul dengan orang stres yang sering tidak pakai baju, dia mau ikut suami saja dan diturunkan dipinggir jalan mana gitu, tapi suami tentu tidak bersedia, mana tega tengah malam begini menurunkan orang tua di pinggir jalan. dan sebelum suami pergi pak tua berkata

"Terima kasih ya mas, atas kebaikannya, semoga yang diatas membalas kebaikan mas, dan semoga suatu hari bisa ketemu lagi" #gubrak, jangan-jangan nanti balik lagi ketempat kami #tepokjidat.

Nah begitulah cerita tentang Mr. x ini,  Mr. x juga sempat curhat dengan adik ipar, bahwa beliau sangat menyesal, hari tuanya seperti ini, tapi nasi sudah menjadi bubur. menurut saya pribadi banyak hikmah dan hal berharga yang bisa saya ambil dari peristiwa dramatis ini, diantaranya  :

  1. Pergunakanlah masa muda sebaik-baiknya, agar masa tua tidak sia-sia seperti Mr.x ini, masa muda yang penuh dengan kemalasan, tidak akan menghasilkan apa-apa.
  2. Jangan pernah mengabaikan, menelantarkan, tidak bertanggungjawab terhadap keluarga, anak, istri, karena kita tidak muda selamaya, suatu hari kita akan menjadi tua dan membutuhkan anak-anak kita.
Sekilas tampaknya Mr. x terlantar, tapi menurut pak polisi beliau malah bisa dijerat dengan UU KDRT, karena sudah menelantarkan keluarganya, waduh..., diakhir cerita saya hanya berdoa semoga Mr. x mendapatkan perawatan yang baik disana, agar tidak mondar-mandir keman-mana, dan tidak lagi nyasar di rumah kami. dan semoga anak-anaknya suatu hari mau menerima Mr.x. Amiin






Kamis, 28 Mei 2015

Siapa Menelantarkan Siapa (bag 2)


Kronologi Pencarian keluarga Mr. X

Jam 15.00 WIB

Pak suami berangkat mengantarkan Mr. x, saya tidak ikut karena tampaknya ini bakal rumit, jadi suami mengajak adik lelakinya untuk menemani mencari keluarga Mr. x ini, sepanjang perjalanan,  Mr. x menceritakan banyak hal tentang hidupnya.

Tujuan pertama adalah rumah istrinya di daerah A sekitar 150 km dari tempat kami, namun ketika membelok kedaerah A, Mr. x minta diturunkan saja, jelas saja suami tidak mau, Mr. x tampak berbelit-belit, bahkan menunjukan jalan kearah jalan utama lagi, tapi suami curiga, sehingga bertanya pada orang disekitar situ.

Jam 17.00

Sampai didesa tempat istrinya tinggal, rumah pertama yang mereka tuju adalah rumah ketua adat, orangnya tidak berada dirumah, kemudian kerumah kepala desa, juga sedang tidak berada dirumah, akhirnya sampai dirumah almarhum mantan kepala desa, yang ternyata adalah kawan Mr. x, anak almarhum sempet kaget saat membukakan pintu melihat Mr. x. merekapun masuk dan bercerita kronologi hingga sampai disitu.

Karena suaminya sedang tidak dirumah, si mbak bersedia mengantarkan kerumah istri Mr. x, adik ipar dan Mr. x tetap tinggal dirumah mantan kepala desa.

Jam 18.00

Sampai dirumah istri dan anak pertamanya, suami menceritakan kronologi  Mr. x, tapi sungguh diluar harapan, istri dan anaknya tidak mau menerima Mr. x,  si istri beralasan suaminya telah meninggalkannya sejak tahun 1987, meninggalkan 3 orang anak yang masih kecil, saat itu sisulung baru berumur 12 tahun, dan si istri mengandung anak yang keempat.

Beratnya hidup tanpa suami disisi, membuat ibu itu memberikan anak keempat diasuh oleh orang lain. ibu itu membesarkan ketiga anaknya sendiri,  karena sakit hatinya dengan alasan apapun dia tak mau menerima suaminya lagi, begitupun dengan anak tertuanya yang tinggal dirumah itu. suami sempat berdebat.

"tanpa Mr. x, tidak mungkin ada anak yang empat ini kan Bu?"
"Dia meninggalkan kami puluhan tahun tanpa kasihan, kenapa kami harus kasihan dengan dia" 

Buntu, percuma berdebat panjang lebar, suamipun pamit dengan hati yang dongkol karena tidak mendapat hasil apa-apa. Sempat juga suami minta nomer hanphone anak yang lain, tapi tidak diberi. 


Jam 20.00

Sampai dirumah mantan kepala desa, berdiskusilah dengan pak RT dan beberapa orang tua, menurut mereka anak ke 3 Mr. x pernah mau menerima Mr. x, mereka menunjukan alamat rumah anak ke-3 Mr. xmenurut anak mantan kepala desa, anak keduanya cukup berada, dia adalah istri dari seorang manager perusahaan swasta yang cukup besar di kabupaten sebelah.

Sebenarnya Mr. x minta pada kepada anak mantan kepala desa, kalau ia mau tinggal disitu saja sampai mati, tapi anak mantan kepala desa tidak sanggup karena keadaan ekonomi yang pas-pasan. sebelum suami berangkat, anak mantan kepala desa berpesan.

"hati-hati mas, daerahnya sepi dan rawan, kemarin malam baru terjadi pembunuhan, mayatnya baru ditemukan pagi ini"

whats....

Jam 21.00

Meninggalkan desa itu, melanjutkan pencarian kerumah anak Mr. x yang lain, jalan memang sangat sepi, agak ragu suami melanjutkan pencarian, sempat makan terlebih dahulu di warung pinggir jalan, suami juga menelfon siapa saja yang bisa memberi info tentang keberadaan anak ke-3 dan ke-4.

Dengan bantuan saudara dan teman-temannya saudara yang suami juga gak kenal, akhirnya dapatlah nomer hp anak ke-4, ditelfonlah anak ke-4, tapi.... sama juga, tidak mau menerima Mr. x, ketika diminta nomer hp anak yang ke-3, untungnya masih mau memberikan, namun jawaban anak ke-3 tetap sama, istri dan keempat anaknya tidak ada yang mau menerima Mr. x. mereka bilang terserah suami saya, mau diturunkan ditepi jalan juga 
gak apa katanya.

Suamipun tambah bingung, mau bagaimana lagi, mau di antar kepada siapa lagi ne Mr.x....

(Bersambung...)













Siapa Menelantarkan Siapa (bag 1)


Suatu hari di penghujung tahun 2012.


Siang itu kami dikejutkan dengan kedatangan seorang bapak tua, kira-kira berumur 70-80 tahun, badannya tinggi, tidak gemuk, berkacamata, rambut klimis, lumayan rapi, membawa tas besar berwarna hitam kemungkinan berisi pakaian. Beliau diantar oleh seorang tukang ojek, setelah menanyakan alamat rumah kami kesana kemari.

Merasa tidak mengenal bapak tersebut, saya menanyakan siapa bapak itu sebenarnya, kebetulan suami saya masih ditempat kerja, bapak itu mengisahkan perjalan panjangnya hingga sampai di tempat kami,  sempat tersesat sampai kota sebelah yang jaraknya 3 jam perjalanan,  beliau mengatakan bahwa mengetahui alamat kami dari mertua saya. well, lets call him bapak X.

Saya mempersilahkan bapak X itu masuk  dan duduk, memperlakukannya selayaknya seorang tamu, tak lama kemudian suami pulang, bapak X mengatakan terakhir kali kerumah mertua kira-kira lebih dari 30 tahun yang lalu, saat itu suami saya masih bayi mungkin. Bapak X sempat menginap selama 3 hari dirumah kami, saat akan pulang, juga sempat minta uang untuk ongkos.

Beberapa bulan kemudian kami berkunjung kerumah mertua, beliau menceritakan kisah bapak X itu, ternyata sebelum kerumah kami, bapak X sempat menginap selama satu minggu dirumah bapak, disitulah dia mendapat cerita dan alamat kami. Cerita tentang bapak X ini cukup dilematis tragis, dia meninggalkan rumah sejak anaknya masih kecil-kecil, bahkan dikabarkan bahwa bapak X ini telah meninggal, menurut rumor orang-orang yang mengenalnya, semasa hidupnya sangat malas, hobinya jalan-jalan, berkunjung kerumah siapa saja yang dikenalnya, menginap, minta disangonin, lalu pergi, namun kami tidak lantas percaya

Bapak X juga bukan saudara dari bapak, hanya istrinya tinggal tak jauh dari rumah bapak sewaktu dipulau Jawa sana.


Februari 2015

Lupa tanggalnya, tapi sekitar bulan februari kemarin, bapak X datang lagi ketempat kami, suami juga masih kerja, bapak X saya suruh makan, saya beri sedikit uang, kemudian  bapak X pergi. pulang kerja suami menelfon orangtuanya, beliau bilang bapak X itu juga baru menginap di rumahnya selama 3 hari, ibu juga sudah berpesan kepada bapak X agar jangan mampir kerumah kami.

Tiga hari kemudian bapak X datang lagi kerumah kami, saya bilang suami pergi keluar kota, hanya meminta nomer telfon suami kemudian dia pergi berjalan kaki entah kemana.


27 Mei 2015

Kemarin, kira-kira jam 2.30, Bapak X datang lagi, tampak sangat lusuh dan kucel, diantar seorang pemuda, bapak X sempat terjatuh saat turun dari motor, terlihat ia berdiri dan berjalan dengan kaki gemetaran, si pemuda berusaha membantu,  kemudian pemuda ini berkata pada kami, bahwa bapak X adalah adik ayah suami saya, ia tersesat hingga sorolangun bangko, dan pemuda baik hati itu mengantarkannya sampai depan rumah kami, ia bilang kalo bapak X sudah 4 hari tidak makan.

Saya dan children fruit saling bertatapan, dalam pikiran kami semua, bapak ini lagi #ngapainsihbolak-balok, bingung, jengkel, kasian dan sebagainya berkumpul di dada saya,  tetangga sebelah yang kebetulan sudah tau siapa bapak X segera tanggap, dan bilang kalo saya dan suami sudah tidak tinggal di sini lagi, karena terlihat sangat lapar, saya memberi kode salah satu anak salon untuk memesankan makanan disebelah, 

Saya segera keatas dan membangunkan suami yang sedang tidur siang bersama anak-anak, dan mengatakan kalo Bapak X datang lagi. suami kelihatan sangat kaget, saya ceritakan keadaan bapak X itu, kelihatan seperti orang sakit, kami berdiskusi harus kami apakan bapak X ini. kami mulai percaya bahwa ada yang tidak beres dengan bapak X.

Suamipun mengajak ngobrol bapak X, dan menanyakan maksud dan tujuan, bapak X bahkan tidak kenal lagi dengan suami saya, akhirnya suami meyimpulkan akan mengantar bapak X pada keluarganya, agar dia tidak mondar-mandir kemana.


(bersambung....)



Selasa, 26 Mei 2015

Lagu Ajaib

sumber : senandungmerdu.blogspot.com
Beberapa minggu yang lalu saya sungguh terkejut, gak sengaja mendengar Tata nyanyi begini "aminah, pegang tali, bunuh diri..." apa?, jelas saja saya emosi sekali saat itu, sempet juga marahin Tata dan bilang dia gak boleh nyanyi lagu itu lagi, ayahnyapun ikutan melarang Tata menyayikan lagu itu, yang bikin tambah kesel, si adik yang 2,5 tahun pun dah mulai ikutan nyayiin lagu itu, widih, kalo yang beginian kenapa juga cepet banget hafalnya.

Trus apakah setelah dimarahin dia gak nyayiin lagi, nggak juga malah tambah sering dimarahin, intensitas menyayikan lagu itu tambah sering,  apalagi adiknya malah cari perhatian, tiap dilarang malah menyanyi lagi sambil ketawa-ketawa. asli bikin mangkel banget, malah ngece kata orang Jawa tuh.

Tentu saja saya gak ngajarin lagu macam begini, karena di marahin dengan kata-kata agak keras gak mempan, akhirnya saya ganti saja lyrik lagunya jadi " aminah..pergi ngaji...tiap hari..." atau " mbak Tata, pergi ngaji, tiap hari", pokoknya tiap kali kakak adik ini nyanyi cepet saya ikutin dengan lyrik yang baru, perlahan-lahan mereka mulai menyanyikan lyrik yang baru, meskipun kadang balik lagi ke lagu awal, tapi setelah satu minggu akhirnya mereka benar-benar lupa lagu ajaib itu. Alahamdulilah.

Usut punya usut, saat main  bersama teman-temannya lah Tata mendapatkan lagu itu,  lantas saya panggil anak-anak yang menyanyikan lagu itu dan menasehati gak boleh nyanyi dengan kata-kata seperti itu, karena kata-katanya jelek dan adik yang kecil-kecil pada ngikutin, semoga mereka gak nyanyi model begitu lagi.

Tidak mudah memang mengontrol apa saja yang dilakukan anak saat bermain bersama temannya, butuh pengawasan dari kita orang tuanya, agar hal-hal yang jelek bisa dihindari. sifat anak-anak juga seperti itu, tidak mau dilarang dan dimarahin dengan kata yang agak keras. saya akan terus belajar menjadi orang tua yang baik dan bijaksana bagi kedua anak saya.












Jumat, 22 Mei 2015

Mengenalkan Huruf

huruf besar bagian atas dibuang...
Sudah lupa sejak umur berapa mengenalkan huruf pada Tata, jadi waktu itu langsung saja beli gambarnya yang bisa di tempel didinding gitu, bagian atas huruf besar dan bagian bawah huruf kecil, segeralah ditempel didinding, terus ngenalin ke Tata nama hurufnya yang berwarna-warni sambil main-main, termasuk juga huruf-huruf dari plastik yang bisa di tempel-tempel di kulkas, huruf plastik ini semuanya adalah huruf kapital alias huruf besar.

Sampai beberapa bulan yang lalu saya ngobrol-ngobrol dengan Budenya  Tata yang kebetulan guru SD, kami ngobrol ngalor ngidul tentang pendidikan anak, ternyata oh ternyata, cara saya mengenalkan huruf itu tidak tepat,  mestinya saya mengenalkan huruf kecil lebih dahulu, karena di tingkat SD huruf besar baru diajarkan di kelas 3. nah loh, padahal selama ini yang paling sering saya kenalkan adalah huruf kapitalnya, soalnya yang huruf kapitalkan bagian atas, kadang belum nyampe bawah, Tatanya sudah kabur #alesan.

Tidak ada kata terlambat kan, Sampai dirumah, gambar di dindingnya langsung saya gunting  yang bagian huruf besar, bagian huruf kecil saya tinggal, dan mulai hari itu saya tidak lagi mengenalkan huruf besar pada  Tata,  ketika saya membeli buku pintar membaca dan menulis buku latihan 1 dan 2 ternyata juga semua isinya huruf kecil.

Harus banyak-banyak referensi dan gak malu bertanya  dalam mendidik anak ternyata, saya pikir saya sudah benar, ternyata saya justru melakukan kesalahan, sempat  Tata dikenalkan huruf kapital terus, bisa-bisa saat  sekolah nanti dia protes apabila gurunya mengajarkan yang berbeda dengan yang saya ajarkan. 


muali dari huruf vokal

ngenalin huruf yang lain di sambung dengan vokal..


meengenalkan huruf dengan nama benda...








Kamis, 21 Mei 2015

Menara Gentala Arasy, Ikon Baru di Kota Jambi



Menara Gentala Arasy, tempat yang sedang fenomenal banget di kota Jambi, setelah tanggal 28 maret kemarin diresmikan oleh Wakil Presiden RI yaitu Bapak Yusuf Kalla dan beritanya yang heboh baik di media cetak maupun media sosial, akhirnya  saya berkesempatan mengunjungi ikon kota Jambi ini pada hari minggu kemarin.


Menurut gubernur Jambi, Menara Gentala Arasy yang dilengkapi jembatan sepanjang 503 m dan lebar 4,5 meter ini mulai dibangun sejak pertengahan tahun 2012 dan  menghabiskan dana sebesar 88,7 milyar, anda bisa berkunjung ke Menara Gentala Arasy dari 2 tempat yaitu dari Ancol yang berada didepan  depan rumah dinas gubernur, atau melalui seberang yaitu melewati jembatan  aurduri terus keseberang sampai di kawasan Taman Tanggo Rajo, dimana kawasan ini merupakan kawasan cagar budaya.


Pada kesempatan kemarinpun, kami sengaja  melihat langsung dari seberang,  sehingga kami langsung dapat melihat Menara gentala Arasy yang  tingginya mencapai 70 m dari dekat, pada  dasar menara terdapat museum yang bercerita tentang sejarah masuk perkembangan agama islam ke kota Jambi, kemudian anda dapat naik pada ketinggian 25 meter untuk menikmati pemandangan kota jambi, saya tidak sempat naik karena hari sudah sore dan sangat ramai.


pas banget  sore hari...pemandangannya keren..

Jembatan berbentuk huruf S

tata dan kak lia..

pemandangan dari tengah jembatan...
Disekitar kawasan ini nantinya juga akan dijadikan sentra wisata kuliner Jambi yang katanya akan dilengkapi dengan floating restorant alias restoran terapung, setelah foto-foto bagian depan dan jembatan dari bawah, ternyata jembatannnya berbentuk huruf S, katanya lagi ini yang membuat unik jembatan ini dari jembatan lain, tuh  kerenkan. jembatan ini  dibangun khusus untuk pejalan kaki dengan konsep cable stayed/kabel penahan yang ditopang oleh dua buah tiang pancang setinggi 60 m.



Dari atas jembatan saya bisa menikmati pemandangan sekitar, melihat kawasan kota jambi tepatnya komplek pertokoan WTC, juga melihat aktifitas di suangai batanghari, pada sore itu banyak yang sedang latihan pacu perahu, juga dapat melihat daerah sekitar seberang.

Dengan adanya jembatan  pedestrian ini, memang saya melihat daerah itu menjadi lebih ramai, sehingga juga pasti berdampak positif pada warga sekitar, namun  tentu saja masih banyak kekurangannya, karena area parkir kendaraan roda 4 yang tidak tersedia, sehingga banyak yang parkir di pinggir jalan yang juga agak sempit.

Saya juga berharap  pengelolanya lebih memperhatikan kebersihan karena dilantai atas menara yang menuju kejembatan mulai banyak pedagang dan sampah berserak, bagi kita yang berkunjung juga hendaknya tidak membuang  bungkus makanan diareal jembatan. mari kita jaga Menara Gentala Arasy ini agar kota Jambi semakin dikenal, banyak dikunjungi dan membanggakan.


tempat santai-santai dihalaman depan

sapa yang buang sampah hayo....


Sumber :


1. http://tourismjambi.info/berita-221-menara-gentala-arasy-dan-jembatan-pedestrian----.html
2. Kompas.com
3. Foto pribadi

Selasa, 12 Mei 2015

Tekanan Darah Rendah

sumber : khasiatjellygamatgold.com
Beberapa hari yang lalu saya gak enak badan, kepala pusing, badan lemas, dan demam, ya sudahlah, gak kuat menjalankan aktifitas seperti biasanya,  tiduran saja seharian, telf suami biar cepat pulang.


Awalnya sih merasa gak perlulah pergi ke dokter, biasanya kalo sakit model begini, cukup makan yang banyak, terus dikerokin  n than tidur, bangun tidur biasanaya sudah enakan.



Tapi ternyata sudah tidur seharian, kok tetep juga badan masih gak enak dibawa beraktifitas, saya curiga tensi saya turun lagi, penyakit yang sering saya alami, orang bilang sih tensi rendah  penyakit yang enak, karena penyembuhannya kan cukup dengan makan yang enak-enak.



Aish...kalo saya sih mending milih normal, akhirnya karena gak kuat lagi, saya pergi jugalah ke dokter umum, right... bener dugaan saya, tensi saya cuma 100, normalnya sih saya 110, bu dokternya sampai lamaaa ngeliatin saya, dia bilang :



"ibu pucat sekali, keliatannya capek banget ya...."



Ih saya mah malu bilang kecapean, saya bilang mungkin karena gak enak badan, padahal beberapa hari ini saya memaksakan diri bekerja, karena ada beberpa hal yang harus saya kerjakan, tidak bisa tidak. begitulah, tubuh kita punya kapasitas sendiri, yang gak mungkin bisa kita paksakan.



Tekanan darah rendah atau istilah kerenya Hipotensi tidak bisa dianggap remeh, meskipun memang tidak menyebabkan kematian, namun perlu diwapadai bahaya hipotensi,  seseorang dinyatakna menderita Hipotensi jika tekanan darahnya (TD) kurang dari 90 mmhg dan diastolik 60 mmhg atau kurang, berkisar  90/60 mmgh atau kurang dari 90/60 mmhg.



Gejala hipotensi hampir mirip dengan gejala anemia, tapi keduanya memeliki sumber masalah yang berbeda, anemia karena kekurangan sel darah merah, sementara hipotensi karenatekanan darah seseorang kurang dari ukuran normal.



Penyebab hipotensi antara lain karena kekurangan cairan atau darah, misalnya muntah, diare, atau perdarahan (baik perdarahan melalui miss V), infeksi berat, dehidrasi, faktor hormonal hipoglikemia, hipotiroid, hipertiroid.



Resiko bagi penderita hipotensi adalah dapat pingsan dan jatuh secara mendadak, jika mengalami hipotensi cobalah istirahat dan minum air putih banyak-banyak, minum adalah cara alami menormalkan tekanan darah agar tidak terlalu rendah.



Sebenarnya  dikasus saya kemarin belum masuk kategori hipotensi, waktu hamil anak kedua  tekanan darah saya 80/60 mmhg, dan saya benar-benar tidak bisa berdiri sampai saya harus di infus di rumah, karena punya potensi terkena hipotensi, saya harus benar-benar menjaga kesehatan, makan teratur dan istirahat yang cukup, jangan online melulu....




Sumber :http://lifestyle.okezone.com/read/2014/05/03/486/979667/waspadai-bahaya-tekanan-darah-rendah


Rabu, 06 Mei 2015

Berbagi Pekerjaan Dengan Suami

Pekerjaan perempuan sebagai ibu rumah tangga rasannya gak ada selesainya,  mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi, ada saja yang mesti dikerjakan, belum lagi jika si perempuan bekerja juga baik working mom (WM) atau working at home mom (WHM), bisa di bayangkana, waktu untuk mengerjakan pekerjaan rumah menjadi lebih sedikit dibanding yang full time mom (FTM).

Mari kita rinci jenis kegiatan/pekerjaan rumah yang harus dilakukan mulai dari pagi, sholat, membereskan tempat tidur, memasak, menyapu, mencuci baju, memandikan anak, menyuapi anak, belanja logistik dapur, menyetrika, angkat jemuran, menidurkan anak, mengajari ngaji anak, bla-bla..., itulah seabrek pekerjaan rumah, terserah siapa yang mau mengerjakan, maksudnya, apa istri semua yang mengerjakan atau dibantu suami atau dibantu asisten rumah tangga.

Kalau di kategorikan, maka saya adalah WHM, jadi saya punya waktu yang cukup banyak dan fleksibel untuk urusan pekerjaan rumah, saya dan suami memutuskan sementara ini, dengan 2 orang anak, yang pertama 4 tahun dan kedua 2 tahun,  pekerjaan rumah dikerjakan secara bersama, jadi ada semacam pembagian tugas saya dan suami, hanya menyetrika pakaian yang menggunakan tenaga luar.
sumber :http://alfahmu.com/manajemen-keluarga


Kenapa kami memutuskan tanpa asisten?  
  1. Saya paling malas menyuruh-nyuruh, nanti saya jengkel sendiri jika dapat asisten yang lambat atau malas atau megang hp mulu atau nonton tv saja sementara kerjaan belum kelar.
  2. Penghematan, daripada buat gaji ART, mending buat jajan atau beli baju, heheh (pelit)
  3. Cari ART jaman sekarang juga susah minta ampun, kadang gak sesuai pula
  4. Takutnya nanti anak dicubitin sama ART secara anak saya lumayan asoy....bertengkar, rebutan, nangis, berantakin piring, baju dilemari, main bedak, tumpahin sampo, main air, bla-bla....
  5. Supaya juga nanti anak saya bisa lebih rajin dan mandiri nantinya, kayak ibu dan bapaknya ini #disambitsandal
Memutuskan tanpa asisten, konsekwensinya pasti ada juga kan, seluruh pekerjaan rumah kami bagi sesuai dengan kemampuan dan kemauan, juga disesuaikan dengan waktu, kira-kira seperti ini pembagian tugas saya dan suami :
  • Menyiapkan makanan : mulai dari makan pagi, makan siang sampai makan malam, itu saya yang masak, kecuali kepepet banget, misal ada  job salon dari jam 6 pagi, terpaksa sarapan pagi beli diwarung, kebetulan kami berdua tidak pernah ngeteh2, ngopi2 atau nyusu2, pokoke sarapan ya langsung berat semacam makan nasi baik nasi gemuk, nasi goreng, nasi lontong... hahah. begitu juga makan siang dan makan malam, kalo kepepet, saya gak sempat masak baru kita beli, selebihnya saya masak sendiri.
  • Menyapu : ini juga tugas mutlak saya, menyapu kamar hingga dapur, untung saja rumah seuprit dan lurus kayak rel kereta api, jadi nyapunya sebentar, eits meski sebentar tapi berkali-kali, minimal 2 kali sehari saya nyapu, kadang lebih kalau Thariq nyampah terus.
  • Membereskan tempat tidur : kadang saya kadang suami, tapi lebih sering saya, soalnya dia sering kurang rapi.
  • Mencuci baju : sejak  saya hamil anak pertama, laundry adalah  keahlian suami, dia gak tega melihat  saya kecapeaan mencuci,  hingga melahirkann anak pertama, hamil anak kedua dan melahirkan anak kedua, hingga hari ini,saya bebas mencuci dan tidak bermaksud mengambil alih pekerjaan yang satu ini. 
  • Menjemur pakaian, : ini kadang saya kadang suami, lebih sering saya, soalnya dia keburu kesekolah.
  • Cuci piring : ini juga pekerjaan saya, cuci piring kadang sehari sekali kadang dua kali, tergantung sempatnya, sebenarnya saya paling sebel liat piring kotor, tapi kalau gak sempat ya sudah, tumpuk saja di bak.
  • Cuci botol susu : pagi saya yang cuci, sore suami yang cuci
  • Memandikan anak : pagi saya yang mandiin, soe suami yang mandiin.
  • Angkat Jemuran : lebih sering suami dibanding saya
  • Melipat Baju : pakain dalam dan baju tidur tidak di strika, saya lipat saja dan tumpuk dalam lemari.
  • Menyetrika : satu-satunya pekerjaan yang dikerjakan asisten panggilan.
  • Packing Sampah : ini pekerjaan suami banget, ngumpulin sampah dan membawa ke tempat sampah dibelakang, sampahnya banyak,  termasuk sampah salon juga soalnya.
  • Mengajar ngaji anak : tugas saya kayaknya
  • Sikat gigi anak sebelum tidur :  tugas saya, kecuali saya sakit atau gak enak badan, baru suami yang memngerjakan.
  • Belanja di minimarket banyakan suami, sementara saya belanja sayur di pasar tradisional atau diwarung, kadang juga suami yang belanja asal yang simpel2.
  • Mengasuh anak : dari pagi hingga tidur siang itu jatah saya, mulai bangun tidur biasanya suami, tapi kalo saya gak repot, tetep saya juga sih.

Begitulah pembagian pekerjaan dirumah,  kami berusaha saling meringankan, semoga ada manfaatnya.