everything

Kamis, 28 Mei 2015

Siapa Menelantarkan Siapa (bag 1)


Suatu hari di penghujung tahun 2012.


Siang itu kami dikejutkan dengan kedatangan seorang bapak tua, kira-kira berumur 70-80 tahun, badannya tinggi, tidak gemuk, berkacamata, rambut klimis, lumayan rapi, membawa tas besar berwarna hitam kemungkinan berisi pakaian. Beliau diantar oleh seorang tukang ojek, setelah menanyakan alamat rumah kami kesana kemari.

Merasa tidak mengenal bapak tersebut, saya menanyakan siapa bapak itu sebenarnya, kebetulan suami saya masih ditempat kerja, bapak itu mengisahkan perjalan panjangnya hingga sampai di tempat kami,  sempat tersesat sampai kota sebelah yang jaraknya 3 jam perjalanan,  beliau mengatakan bahwa mengetahui alamat kami dari mertua saya. well, lets call him bapak X.

Saya mempersilahkan bapak X itu masuk  dan duduk, memperlakukannya selayaknya seorang tamu, tak lama kemudian suami pulang, bapak X mengatakan terakhir kali kerumah mertua kira-kira lebih dari 30 tahun yang lalu, saat itu suami saya masih bayi mungkin. Bapak X sempat menginap selama 3 hari dirumah kami, saat akan pulang, juga sempat minta uang untuk ongkos.

Beberapa bulan kemudian kami berkunjung kerumah mertua, beliau menceritakan kisah bapak X itu, ternyata sebelum kerumah kami, bapak X sempat menginap selama satu minggu dirumah bapak, disitulah dia mendapat cerita dan alamat kami. Cerita tentang bapak X ini cukup dilematis tragis, dia meninggalkan rumah sejak anaknya masih kecil-kecil, bahkan dikabarkan bahwa bapak X ini telah meninggal, menurut rumor orang-orang yang mengenalnya, semasa hidupnya sangat malas, hobinya jalan-jalan, berkunjung kerumah siapa saja yang dikenalnya, menginap, minta disangonin, lalu pergi, namun kami tidak lantas percaya

Bapak X juga bukan saudara dari bapak, hanya istrinya tinggal tak jauh dari rumah bapak sewaktu dipulau Jawa sana.


Februari 2015

Lupa tanggalnya, tapi sekitar bulan februari kemarin, bapak X datang lagi ketempat kami, suami juga masih kerja, bapak X saya suruh makan, saya beri sedikit uang, kemudian  bapak X pergi. pulang kerja suami menelfon orangtuanya, beliau bilang bapak X itu juga baru menginap di rumahnya selama 3 hari, ibu juga sudah berpesan kepada bapak X agar jangan mampir kerumah kami.

Tiga hari kemudian bapak X datang lagi kerumah kami, saya bilang suami pergi keluar kota, hanya meminta nomer telfon suami kemudian dia pergi berjalan kaki entah kemana.


27 Mei 2015

Kemarin, kira-kira jam 2.30, Bapak X datang lagi, tampak sangat lusuh dan kucel, diantar seorang pemuda, bapak X sempat terjatuh saat turun dari motor, terlihat ia berdiri dan berjalan dengan kaki gemetaran, si pemuda berusaha membantu,  kemudian pemuda ini berkata pada kami, bahwa bapak X adalah adik ayah suami saya, ia tersesat hingga sorolangun bangko, dan pemuda baik hati itu mengantarkannya sampai depan rumah kami, ia bilang kalo bapak X sudah 4 hari tidak makan.

Saya dan children fruit saling bertatapan, dalam pikiran kami semua, bapak ini lagi #ngapainsihbolak-balok, bingung, jengkel, kasian dan sebagainya berkumpul di dada saya,  tetangga sebelah yang kebetulan sudah tau siapa bapak X segera tanggap, dan bilang kalo saya dan suami sudah tidak tinggal di sini lagi, karena terlihat sangat lapar, saya memberi kode salah satu anak salon untuk memesankan makanan disebelah, 

Saya segera keatas dan membangunkan suami yang sedang tidur siang bersama anak-anak, dan mengatakan kalo Bapak X datang lagi. suami kelihatan sangat kaget, saya ceritakan keadaan bapak X itu, kelihatan seperti orang sakit, kami berdiskusi harus kami apakan bapak X ini. kami mulai percaya bahwa ada yang tidak beres dengan bapak X.

Suamipun mengajak ngobrol bapak X, dan menanyakan maksud dan tujuan, bapak X bahkan tidak kenal lagi dengan suami saya, akhirnya suami meyimpulkan akan mengantar bapak X pada keluarganya, agar dia tidak mondar-mandir kemana.


(bersambung....)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung & meninggalkan komentar, tunggu kunjungan balik saya

If you follow my blog, I will do too