everything

Kamis, 19 Mei 2016

Cerita Lahiran ke-3


Sesuai saran  dokter sewaktu kontrol di minggu ke -34, tanggal 4 April kami dianjurkan utuk kontrol ke rumah sakit, tapi karena menurut saya masih kecepetan jadilah saya ke RS tanggal 11 April, usia kandungan waktu itu 37 minggu, perkiraan berat si bayi 3 kg, saya dan suami sepertinya sudah pada opsi lahiran dengan cesar saja, tapi melihat sepertinya saya masih ragu, perawat menayakan pada dokter apakah bisa dengan cara normal saja pada dokter kandungannya, pertanyaan yang mewakili pikiran saya juga sih, saya sudah menduga sih jawabannya, bisa tapi agak sulit.

Dari hasil bincang-bincang itu dokter menyarankan agar saya cesar saja dalam minggu itu, tapi berhubung HPL juga masih  tanggal 28 April, saya dan suami bersikeras menunggu hingga satu minggu sebelum HPL, dokternya sempat kuatir kalau nanti terjadi kontraksi lebih cepat, alasan saya sih supaya bayinya tambah besar dan juga pengalaman anak kedua yang lewat dari HPL tetap ga juga kontraksi membuat saya merasa yakin kalo anak ke-3 ini juga bakal demikian.

Ternyata prediksi saya benar, menjelang satu minggu sebelum HPL, tidak juga ada kontraksi, perut makin berat, bahkan kalau mau bangun dari tidur, saya sangat kerepotan, ndadak nyari pegangan supaya bisa berdiri.

Sesuai rencana, hari rabu saya masuk rumah sakit, perawat langsung menghubungi pak dokternya, dan saya diberitahukan kalau operasi bakal dilakukan esok pagi sekitar pukul 8. Saya dan suami mulai menyiapkan semuanya, karena malam itu kami harus sudah menginap di rumah sakit.

Malam itu rasanya saya tidak bisa tidur, membayangkan apa yang akan terjadi nanti diruang operasi, jujur saja mendekati kelahiran anak ke-3 ini saya sangat ketakutan, bawaannya mati saja, membayangkan tiga anak saya tanpa saya itu luar biasa menakutkan. Segala doa saya rapalkan sampai akhirnya saya bisa pasrah, bahwa kita semua pasti akan mati, jika saya melahirkan ini tidak mati, toh suatu  hari saya juga akan mati.

Dari jam empat pagi saya sudah klisak-klisik tidak bisa tidur, bentar-bentar melukin anak-anak yang tidur di samping saya (saya ikut tidu di lantai bareng anak-anak), jam 5 mulai bersiap-siap karena jam 6.30 akan diantar keruang lain untuk persiapan, hati saya makin tidak karu-karuan.

Ketika infus dan kateter sudah dipasang, perasaan saya kayak mau BAB saja, sampai 3 kali saya kekamar mandi sambil gondal-gandil megangin kateter, tapi rasanya kok tetep kayak mau BAB, menurut perawatnya saya stress, dia bilang "semua bakal baik-baik saja kok bu, nggak usah kuatir gitu".

Akhirnya sayapun didorong keruang operasi, sejenak berada diruang tunggu kamar operasi, dokternya belum datang, hanya satu perawat yang mondar-mandir mengurusi saya. Sekitar jam 9 pagi akhirnya saya didorong ke kamar operasi. Saya berusaha mengatasi ketakutan meliha orang-orang diruangan, mondar-mandir menyiapka ini itu, sampai saya di minta duduk membungkuk untuk disunti bius, saya sudah pasrah. Perut saya seperti digoyang-goyang dan kemudian terdengar suara tangisan, perawat yang memegangi infus ditangan saya bilang "sudah lahir bu", saya hanya bisa meneteskan air mata dan terus memanjatkan doa dalam hati semoga semuanya baik-baik saja.

Tak berapa lama seorang perawat membawa baby-3 ke dekat saya dan bilang, "bayinya sehat bu, laki-laki, berat 3,9 kg dan panjang 54 cm" saya kaget, alangkah besar ternyata, pantas saja minggu-minggu terakhir ini sesak sekali rasanya perut, saya hanya bisa melihat sekilas selanjutnya baby-3 langsung dibawa keruang anak.

Diruang perawatan saya sudah boleh makan dan minum, bagian pinggang kebawah masih belum terasa, kaki rasanya seperti kayu, beraat  sekali. Rasanya capek, pingin tidur, tapi mata ini tidak mau terpejam.

Cesar kedua ini tidak semenakutkan yang saya bayangkan, 6 jam kemudian kaki saya mulai bisa digerakan, saya mulai meneku-nekuk kaki yang pegal dan mencoba miring-miring sambil mringis-mringis menahan sakit, esok paginya dokter datang, kateter dan infus dilepas, saya sudah boleh duduk, berdiri dan jalan. Awalnya saya mencoba duduk, terasa masih keliyengan, kemudin saya mencoba berdiri kekamar mandi dan tengah hari saya sudah bisa jalan keruang anak dan menyusui.

Esok harinya, sabtu siang saat azan zuhur, saya sudah sampai dirumah. Alhamdulilah ya alloh, atas karunia yang tidak terhingga ini. masih diberi umur panjang, semoga saya bisa mendidik ketiga karuniamu ini menjadi anak yang soleh dan solehah, berguna bagi agama, orang banyak dan negara. amiin ya robbal alamiiin.