everything

Minggu, 29 November 2015

Mengajari Minta Maaf

sumber : gambarkatakan.blogspot.com
Minta maaf adalah hal yang sangat sulit bagi sebagian orang untuk dilakukan, tak jarang saya mendengar "tak sudi aku minta maaf", padahal yang berkata seperti itu belum tentu berbuat benar, sulitnya meminta maaf ini tidak hanya dilakukan oleh balita dan anak-anak, bahkan banyak juga orang dewasa yang merasa kesulitan untuk meminta maaf, sering kita membuat kesalahan, dalam hati menyadari bahwa kita salah, tapi secara terbuka untuk minta maaf tidak mampu alias gengsi.

Tidak ingin hal seperti ini terjadi kelak apada anak saya, sedini mungkin saya mengajarkan bagaimana meminta maaf kepada siapa saja apabila mereka melakukan kesalahan atau hal-hal yang tidak baik, mengajarkan minta maaf ini jujur saja tidak semudah membalik telapak tangan dan butuh proses yang sangat panjang dan terus-menerus. bahkan kami, saya dan ayahnya juga harus memberikan contoh yang sama. Hingga saat ini saya tak bosan meminta kedua anak saya minta maaf jika berbuat salah.

Untuk Tata, sepertinya mengajari minta maaf tidaklah begitu sulit, jika dia melakukan kesalahan pada saya atau ayahnya, ketika saya jelaskan bahwa itu tidak baik dan meminta dia untuk minta maaf, dia akan minta maaf sambil menyalami dan memeluk saya. 

Pernah suatu kali adiknya membuat menangis anak tetangga sebelah saat main sama-sama, sianak berlari keorangtuanya, Tata langsung menyusul dan bilang "Aziz, maafin thoriq ya, dia dan sengaja" (alasannya belum tepat), mendengar cerita ini dari tetangga, rasanya hati ini nyesss. meskipun demikian, kepekaan Tata terhadap kesalahan harus terus diasah agar semakin baik. Seringkali pula Tata akan bilang gini kesaya "ibu minta maaf " saat saya melakukan kesalahan, misalnya saat dia memergoki saya belanja dan tidak mengajak dia, sayapun akan minta maaf sambil memberikan berbagai alasan supaya dia mengerti kenapa tadi dia tidak diajak.

Sedikit berbeda dengan adiknya yang laki-laki, kalau berbuat kesalahan sangat sulit diminta untuk minta maaf, bahkan kadang sudah saya bujuk sampai saya paksa dia tetap tidak mau, apakah memang lelaki atau anak lelaki itu lebih sulit meminta maaf di banding perempuan?. Sesekali sih Thoriq mau minta maaf, tapi lebih banyak tidak maunya. Saya yang belum menemukan cara yang tepat buat Thoriq ataukah memang lebih sulit mengajarkan hal ini pada anak laki-laki.

Selasa, 03 November 2015

Cepat Membaca Karena Buku Cerita

Ada hal yang membuat saya senang sekali akhir-akhir ini ditengah hiruk-pikuk diri saya menghadapi trimester pertama kehamilan yang aduhai, karena Tata sudah bisa membaca, apakah bacanya sudah lancar seperti orang dewasa?, belum lah, si mbak kan baru 5 tahun, maksud saya dia mulai bisa membaca kata dan kalimat yang sederhana  tanpa dieja, hanya lambat sesuai suku katanya.

Sebenarnya saya tidak terlalu intens mengajari Tata membaca, tapi dimanapun berada, yang ada tulisannya, saya minta Tata menyebutkan hurufnya, misal didepan toko, dibelakang mobil, kipas angin di depan tipi, merek kompor dan kulkas di dapur, pokoknya apa saja saya suruh dia sebutkan satu-satu hurufnya.

Hal lain yang yang membuat dia semangat belajar membaca adalah cerita majalah bobo, Judulnya " Ulang tahun upik", berpuluh kali saya harus baca cerita itu, saya sampai bosan, dia tidak, bahkan sampai beberapa dialog dia bisa menirukannya, sesekali saya mendengar dia sendiri bercerita dengan bahasanya sendiri tentang Ulang tahun upik ini, tapi tetap meminta saya membaca jika memegang majalahnya, sampai suatu hari saya bilang "makanya bisa baca, jadi bisa baca cerita lainnya", sejak itu lebih mudah mengajarinya membaca.

Kata dan kalimat sederhana seperti ini yang sudah bisa dibaca tanpa di eja.


i bu  

a di

bu de

se pe da

ce me ti

se pa tu

me na ri

ke la pa

bu di   su ka   bo la

bu de   be li    sa wi

a ni    ba ca   bu ku

Untuk kata yang 5 huruf seperti se-bab, ma-kan, mi-num, ka-pan, ke-nyang, pi-sang terkadang masih harus dieja dan diulang. oh ya, saya tidak punya waktu khusus membuatnya mau membaca, tapi saat ini beberapa buku Lancar Membaca untuk TK dan SD 1a dan 1b sudah selesai dibacanya, jika semua halaman sudah dibaca, maka dia akan minta belikan buku yang baru. Saya juga membelikan buku dongeng yang pendek, dia akan mengeja sendiri kata yang dia suka. Sekarang dia asyik dengan tasnya yang berisi majalah bobo dan aneka buku lancar membaca sampai keberatan menyandangnya.









http://enciharmoni.blogspot.co.id/2015/05/mengenalkan-huruf.html

Senin, 02 November 2015

Belum Sekolah di Usia 5 Tahun

15 September kemarin, Tata genap berusia 5 tahun, hingga saat ini belum sekolah, sebenarnya puasa kemarin, saya sudah hampir membayar lunas uang pendaftaran masuk TK, karena waktu itu libur sekolah dan bulan puasa, salah satu pengurus sekolah meminta saya datang saja saat mulai masuk sekolah, begitu biasanya kata ibu itu. ya sudah saya bawa kembali formulir pendaftaran yang sudah diisi ayahnya.

Sebenarnya dari awal saya dan suami masih agak rada-rada ragu, Tata lahir bulan september, jadi kalau tahun ini masuk TK (kami hanya berencana TK 1 tahun), tahun depan SD dan saat itu umurnya 5 tahun 10 bulan, kurang dari 6 tahun, si pemilik yayasan menyarankan demikian juga ke saya, tahun depan langsung SD, sementara suami kekeh untuk belum memasukan Tata ke TK, sementara saya, biasalah ya, emak-emak labil, antara pengen nyekolahin dengan tidak sama kuatnya.

Akhirnya setelah baca-baca beberapa referensi dari beberapa tulisan baik tentang teman-teman yang menyekolahkan anaknya diusia hampir 7 tahun, serta ulasan beberapa phsikolog mengenai hal ini, saya dengan kuat hati tidak menyekolahkan Tata tahun ini, kalo suami lebih beralasan, "ajarin aja di rumah, emaknya juga dirumah" Whats...tapi kan saya pengen hahahihi dengan mahmud-mahmud itu, pengen jajan-jajan dikantin sekolah, pengen ngeceng juga, pengen nggak liat tembok kiri-kanan tiap hari. Bukan kok, saya lebih mikir nanti ketuaan nggak ya, kalo masuk SDnya tahun depannya lagi, kan artinya itu nanti Tata SD pas umur 6 tahun 10 bulan. Takutnya nanti kawan-kawannya 6 tahun, maklum juga di sini ini, malah banyak yang 5 atau kurang dari 6 tahun masuk SD, dan emaknya cerita dengan senang hati kesaya (baca = bangga), apa nggak bikin sesuatu dipikiran saya, wadoh...anak saya belum sekolah.

Ya sudahlah, segala pikiran jelek saya tepis, toh Tata masih susah disuruh bangun pagi, toh sayang belum perlu repot pagi-pagi gedubrakan nyiapin tetek-bengeknya, kalo si mbak sekolah, adiknya juga harus sekolah karena di rumah nggak ada teman, toh disekitar sini banyak anak kecil-kecil kawan main Tata, toh kalo diajarin Tata masih meleng sana meleng sini alias masih belum mau konsentrasi. toh tiap dibilang"mbak tata sekolah yuk" dia akan jawab "nggak ah, mbak sekolah dengan ibu saja", baiklah aku gembira (padahal waktu saya bawa ke TK, nggak mau pulang, asyik mainan perosotan).

Hal lain yang menenangkan saya, satu teman saya yang anaknya lahir bulan september juga, ngajakin TK tahun depan, kebetulan cewek juga dan dia mengajak sekolah di tempat yang sama besok, jadi setidaknya nanti tata sudah punya satu teman yang usianya sama, bagaimanapun, saya tetap merasa kuatir kalau-kalau nanti Tata dibully temannya soal umur ini.

Eh tapi saya nulisin ini bukan anti sekolah cepat loh ya, yang penting menurut saya sih anaknya mampu, soalnya saya sering juga mendengar serta menyaksikan sendiri beberapa ibu bercerita anaknya susah belajar, susah membaca, maunya main-main terus, eh setelah saya tanya emang sekolahnya masih kekecilan, jadi soal kapan menyekolahkan anak ini yang pasti ortunya lebih tau. Dan kapanpun anak kita sekolah, suport orang tua sangat penting, artinya didikan dari guru disekolah saja tidak cukup, karena waktu dan jumlah murid yang banyak, belum lagi kemampuan menyerap pelajaran masing-masing anak berbeda satu sama lain.


sumber :http://edukasi.kompas.com/read/2013/10/14/1618542/Ingat.Efeknya.Biarkan.Anak.Tumbuh.Sesuai.Usianya.

Kamis, 29 Oktober 2015

Trimester 1 Kehamilan : Perjuangan Panjang Menghadapi Ketidaknyamanan

Setelah terharu biru karena akhirnya tespack positif, doa-doa di panjatkan semoga Alloh memberikan kemudahan dikehamilan ketiga ini, pengalaman kehamilan anak pertama dan kedua yang cukup rumit dan diwarnai airmata membuat saya agak kuatir. Hamil ketiga ini saya prediksi sendiri lebih repot, karena sambil nyambi ngasuh 2 anak yang masih berumur 5 tahun dan 2,5 tahun. Meski tekat sudah dikuatkan dari jauh-jauh hari sejak merencanakan kehamilan ini, tapi hati saya tetap ketar-ketir.

Memasuki minggu ke-7 kehamilan, mulai terasa ada yang berbeda, saya mulai merasakan morning sickness alias mabok alias ngidam, atau entah apa lagi istilahnya, yang jelas saya merasa sangat tidak nyaman dengan keadaan ini yang membuat banyak aktifitas terganggu bahkan tidak bisa saya lakukan dan ini berlangsung hingga minggu ke-13 kehamilan, dan itu rasanya lamaaaaa sekali.

Ini beberapa ketidaknyamanan yang saya rasakan kemarin selama hampir 2 bulan :

1. Pusing
Pusing ini mulai dari hilang timbul, pusing 2 jam, dibawa tiduran 1 jam  kemudian menghilang, beberapa saya juga mengalami pusing seharian bahkan lebih dari 24 jam, yang begini ini, asli rasanya pengen besok nggak hamil lagi.

2. Mual-mual
Mual ini kapan saja, bangun tidur mual, masuk kamar mandi mual, bau sabun mandi, parfum, pokoke segala yang harum-harum, bau nasi mendidih, bau ompol, bau ee thoriq (saya sampai harus pakai masker atau kain penutup hidung saat nyebokin thoriq kalau ayahnya nggak ada), bau ketek, bau keringat juga bikin mual. Ternyata segala bau itu menyebalkan. Mual ini juga sering kali disertai muntah dan ini rasanya ampun banget, badan sampai lemas hingga keluar keringat dingin.

3. Mudah Lelah
Rasanya sejak hamil, beresin tempat tidur saja capeknya minta ampun, pokoknya tiap abis ngerjakan sesuatu terus berbaring baru kerja lagi, tiap bangun tidur badan serasa baru kerja keras banting tulang. Maka banyaklah pekerjaan rumah yang tidak mampu saya selesaikan. Tempat berantakan, piring kotor menumpuk, tidak ada makanan, what everlah.. berbaring dan memejamkan mata seharian is the best.

4. Sulit Tidur
Tiap hamil, kenapa juga saya jadi sulit tidur, mata sih merem, maunya berbaring saja, tapi tidak bisa tidur lelap, kalaupun bisa tidur, sebentar-sebentar terbangun, saking kesal kadang saya sampai minta dibelikan obat tidur (tapi nggak pernah dibelikan kok).

5. Sering Kembung
Perut terasa kembung dan sakit, meski tidak melilit, tapi tidak nyaman juga.

6. Mudah Emosi
Mungkin karena rasa tidak nyaman ini seringkali terasa berbarengan, sehingga makin membuat mudah emosi, apalagi di tambah anak rewel minta ini dan itu sementara suami tidak dirumah, banyak-banyaklah istigfar agar emosi bisa dikontrol.

7. Malas 
Semuanya malas, mandi malas, makan malas, jalan malas, bersihin rumah malas, pokonya malas.

Bersyukurlah para ibu yang bisa hamil kebo, alias tidak mengalami apa-apa saat hamil, makan enak, tidur enak, bahkan ada satu teman yang bilang "aku baru sadar hamil pas sudah 4 bulan", hmm enaknya. 

Jujur saja saya sering merasa gagal, mestinya dikehamilan ketiga ini lebih mampu mengatasi keadaan, tapi itulah kenyataannya, yang seringkali menghibur saya, jika ada ibu-ibu yang juga mengalami kehamilan seperti saya, jadi berasa ada teman susah.

Bersyukur juga punya suami yang sangat pengertian, beberapa pekerjaan diambil alih, tidak ngomel kalau pulang diminta tolong mampir ke warung nasi Padang, karena di rumah tidak masak apa-apa, sementara istri cuma tidur saja. Mau ngurusin anak, cuci botol, bikin susu (ya iyalah anak sendiri...).

Ada sih sesekali suami jengkel dan marah, dan itu rasanya.... pengen jambak-jambak rambut sendiri sambil nangis sekencang-kencangnya, pokoknya marah, sedih dan pengen mati...., tapi tidak segitunya kok, saya tau kadang dia terlalu capek, maka diam dan menangis dibalik bantal adalah solusinya.

Ketika menghadapi kehamilan seperti ini, menurut saya suport dari keluarga terutama yang tinggal serumah sangatlah penting, jangan dikira kami nyaman dan suka dengan kondisi ini, kalo bisa memilih, saya lebih suka tidak mengalami ini, bisa mengerjakan semua aktifitas, bisa makan enak, ketawa-ketiwi, ngakak-ngekek, bisa online, liat baju baru, dari pada ngabisin waktu di tempat tidur, uangpun habis untuk membeli aneka obat dan vitamin yang juga tidak mengurangi ketidaknyamanan ini.

Cukup sekian curhatanya.



 











Rabu, 26 Agustus 2015

Anugrah Yang Diharapkan

Saya termasuk wanita yang bisa dikatakan terlambat dalam berumah tangga,  menikah pada 7 Desember 2009, satu bulan kemudian usia saya genap 32 Tahun. Bersyukur sekali tepat satu bulan setelah menikah sayapun hamil, Alloh maha baik. Alhamdulilah.

Prosese hamil hingga melahirkan anak pertama lewat dengan lancar, seperti layaknya ibu-ibu lainnya. Hamil diusia 32 tahun memang cukup aduhai, tiap bangun tidur saya merasakan pegal-pegal, serasa baru mengerjakan  pekerjaan yang teramat berat, punggung hingga pinggang sakit rasanya. Belum lagi mual dan muntah tiap pagi dan sore mewarnai minggu-minggu ditrimester pertama yang terasa panjang.

Anak pertamapun lahir secara normal, meskipun melalui proses induksi semalaman yang sakitnya sungguh luar biasa. Begitu putri cantik kami lahir, sulit melukiskan bagaimana perasaan saya waktu itu, teramat sangat bahagia, semua sakit yang mendera hilang seketika. Proses IMD tidak dilaksanakan, yang saya ingat, bayi mungil itu diperlihatkan kepada saya sangat sebentar lantas dibawa oleh seorang perawat entah kemana. Saya masih harus melewati proses melahirkan lainnya. Aleta Sasikirani, begitulah kami menamainya, putri pemberani yang secantik bulan purnama, Tata panggilannya.

tata dan sepupunya di Bengkulu
Usia, Usia, itulah pertimbangannya, baru 18 bulan umur Tata dan sedang sangat lucu, butuh perhatian ekstra, sayapun hamil anak kedua. Proses yang kurang lebih sama dengan anak pertama, saat itu usia saya 34 Tahun, kehamilan semakin berat, rasa lelah yang mendera semakin menjadi, tensi yang sangat rendah hingga saya terpaksa di infus dirumah karena tidak sanggup berdiri. Untungnya Tata anak yang baik, tidak begitu rewel sepanjang kehamilan.

Proses menyusui langsung saya hentikan, sependek pengetahuan saya, ibu hamil dilarang menyusui, namun setelah banyak membaca tentang kehamilan dari internet, ternyata ibu hamil boleh saja menyusui asalkan mampu, mampu dalam dengan menyusui kesehatan ibu tidak terganggu dan calon janin juga tidakakan kekurangan asupan makanan. Yes, dibulan terakhir kehamilan tatapun mulai menyusu lagi, sayapun berjanji dalam hati, jika nanti saat anak kedua lahir, ASInya banyak, saya kan menyususi Tata lagi (saat tata lahir hingga 18 bulan, produksi ASI hanya sedikit, Tata masih dibantu suffor).

Doa saya di kabulkan Alloh SWT, melalui pilihan operasi cesar, anak kedua saya lahir, berjenis kelamin laki-laki, dengan berat 3,6 kg dan panjang 50 cm, Alhamdulilah ASI lumayan deras, kami beri nama Thariq Ali Umran. Tidak perlu sufor dan saat agak banjir, Tata dengan senang hati menampungnya. Bahkan saat kami masih menginap dirumah sakit, saya sudah menyusui bergantian, rencana agar Tata tidak menginap di rumah sakit tidak tercapai. Saya tidak kuat untuk tidak bertemu Tata. 

Menyusui 2 anak mewarnai hari-hari saya, pokoknya seru, sebelah tata, sebelah thoriq karena terkadang tidak mau bergantian, dan alhamdulilah sekali, thorik tidak pernah merasa keberatan, mereka malah nenen sambil bercandaan dan saya....ibu yang sangat bahagia menatap dua pasang mata mereka. Januari kemarin, Thoriq genap berusia 2 tahun, proses sapih pun sangat mudah dan tidak ada drama menangis serta rewel semalaman, sang kakak pun sudah bisa diberi pengertian untuk tidak nenen, saat itu usianya sudah 4 tahun lebih.

Dua anak, perempuan dan laki-laki, menurut banyak orang, saya sangat beruntung, ya benar, tapi saya tak pernah berhenti meminta pada Alloh SWT akan semua itu, saat anak pertama saya begitu ingin anak perempun dan ketika merencanakan yang kedua, tak henti kami berdoa dan berusaha, saya mencari bagaimana bisa mendapatkan anak laki-laki secara medis, kamipun melakukannya. Atas kuasa Alloh jualah doa saya dikabulkan. Maka saya semakin yakin, doa kita yang baik-baik, insha Alloh akan dikabulkan.

mancing ikan
Terinspirasi dari wanita-wanita beranak banyak, ibu saya, mertua, istri aa gym, ibu ida nur laila (sahabat blogger), serta banyak profil wanita muslimah sukses dimajalah ummi yang rata-rata punya anak banyak, melecut semangat saya untuk punya anak lagi. Saya bilang sama suami segera tambah momongan sebelum usia saya 40. Suami setuju sekali, tapi dia bilang abis lebaran saja, pertimbangannya saat menjelang lebaran, salon kecil saya membutukan tenaga eksta, kasian pelanggan jika saya hamil akan banyak kecewa, saat hamil muda bisanya saya harus banyak istirahat dan tidak bisa bekerja, meskipun ada beberapa asisten yang membantu, saat ramai saya harus turun tangan juga. Ada-ada saja alasan suami, tapi saya memang sudah tidak pakai alat kontrasepsi, doa saya semoga segera hamil.

Pertengan puasa kemarin saya sempet tes, ternyata negatif. Saya cukup sedih, tapi sudahlah artinya saya masih bisa puasa, kerja dan menikmati lebaran dengan jalan-jalan, semoga abis lebaran benar-benar hamil.

Tanggal 17 Agustus pagi, bangun tidur langsung ambil tespack, sebenarnya belum telat haidnya, tapi karena sudah tidak sabar ya sudah tes saja, lagi-lagi negatif, kesal, langsung buang ke plastik sampah. perasaan tetap kurang lega hingga sore hari, saya sangat yakin kalau saya hamil, maka plastik sampah jadi sasaran, syukur tespacknya tidak kotor, masih didalam plastiknya, meski bercampur dengan aneka sampah dapur seperti kulit bawang, bonggol sawi, cabe dan parutan kelapa. Saya lihat lagi baik-baik, Ya Alloh, saya bersorak kecil..., ternyata positif. Terima kasih ya Alloh, saya langsung memeluk suami yang asyik di depan laptop dan menunjukan tespacknya. Raut bahagia terpancar dari wajahnya.


Untuk meyakinkan, dua hari kemudian saya tes lagi dengan alat uji kehamilan yang lebih akurat, hasilnya tetap positif. Saat ini usia kehailan saya memasuki minggu ke-6 terhitung dari HPHT bulan lalu.

Begitulah ternyata Alloh SWT menganugrahkan saya kebahagian, kehamilan yang telah saya nantikan, perjalanan tentu masih panjang, doa tak putus saya panjatkan agar diberi kelancaran hingga putra ke-3 nanti lahir (harapannya cowok), agar hamil kali ini juga tidak merasakan mual, muntah dan pusing karena saya juga harus mengasuh 2 anak yang masih balita.



"Blessful August Giveaways by indahnuria.com"















Selasa, 25 Agustus 2015

Ketika Ibunda Sakit

sumber : moeflich.wordpress.com
Beberapa waktu yang lalu saya menjenguk saudara yang sakit, sepertinya sakitnya lumayan parah sehingga harus di rujuk ke rumah sakit provinsi sebelah yang jaraknya kurang lebih 400 km. dari raut wajah ibu itu sungguh nampak wajah yang kesakitan, setiap kali bergerak, baik berusaha duduk atau miring, tampak meringis menahan rasa sakit. 

Beliau hanya memiliki seorang anak yang berusia sekitar lima belas tahun, seorang perempuan yang saat ini duduk di kelas 3 SMP, saat kami datang sang putri sedang tiduran dengan hp di tangan. postur tubuhnya tinggi,yang jelas lebih tinggi dari saya. tapi tampak sekali prilakunya masih sangat kanak-kanak, mungkin karena anak sematawayang. jaman saya bahkan kelas 3 SD sudah ditugasi menanak nasi, itupun menggunakan kayu bakar, apalagi kelas 3 SMP, urusan masak ibu saya sudah tidak tau menau. oh mudahnya masa kini bagi anak-anak.

Sang putri  tidak mau ikut menemani ibunya di rumah sakit tempat operasi esok, dengan alasan tidak bisa sekolah, saat kami semua akan pulang (kebetulan bareng dengan 2 adik iparnya), si ibu menangis, meminta iparnya itu untuk ikut, namun karena si ipar juga memiliki orang tua yang sangat renta, tentu beliau tidak dapat menyanggupi, saya hanya mendengar cerita dari si iparnya saja. karena waktu itu saya keluar lebih dulu, anak-anak keburu rewel.

Sewaktu di rumah sakit tadi, si ibu sempat mandi, sayapun ikut membantu sebisanya, betapa repotnya orang sakit membuka baju, buka bra,  kekamar mandi, pasang baju lagi, membereskan pakaian yang berserak, memasang mukena (sholat hanya bisa sambil duduk). sungguh semua itu tidak bisa dilakukan seorang diri.

Sampai di rumah saya masih saja kepikiran soal ini, iya benar si suami/ayah anak gadis itu mendampingi, tapi satu orang saja menjaga orang sakit tentu tidak mudah,  ayahnya pasti akan sibuk mengurus berbagai urusan administrasi, belum lagi saat si ayah kelelahan. Saat kami bertanya apa anaknya tidak ikut, si ibu menjawab pelan "tidak mau" dengan muka yang menurut saya sedih.

Dan bukannya juga saat sang putri ada disebelah ibunya, mendampingi saat beliau sakit adalah salah satu obat mujarab, bukankah tertinggal pelajaran 1 minggu atau sebulan itu bukan suatu masalah demi menjaga ibu kita satu-satunya. Terlalu tinggikah harapan saya ini untuk anak berusia 15 tahun.... entahlah. Saya hanya manusia biasa, mungkin juga punya pemikiran yang salah, bagaimana menurut kalian....?.  









Rabu, 19 Agustus 2015

Ngubek-ngubek Tespack di Tempat Sampah

Ceritanya saya sudah pengen nambah momongan sejak Thariq 2 tahun bulan Januari kemarin. Alat kontrasepsi spiral yang saya gunakan pun sudah di buka sejak november tahun lalu, saya pikir kalau hamil yang gak apa-apa meskipun sekecil waktu itu belum genap 2 tahun. 

Beberapa teman dekat yang sering ngobrol dengan saya sampai heran, anak sudah 2 orang, laki-laki dan perempuan pula, masih juga mau hamil lagi. Saya terinspirasi dari ibu dan mertua, ibu saya punya 5 orang anak dan mertua 7, kami berasal dari keluarga yang ramai. kalau ditanya "apa gak takut repot" pasti repot, 2 anak saja repot, apalagi tiga, tapi itu semua tidak menyurutkan semangat saya untuk tambah anak lagi.

Pengalaman selama 2 kali menyusui berakibat pada saya tidak haid, pada anak pertama saya tidak haid sampai 17 bulan, ketika haid bulan depannya langsung hamil, pun ketika anak kedua lahir, karena sudah 2 anak sehingga saya langsung pasang spiral. Saat itu saya kuatir saja kalau langsung hamil lagi jika tidak pakai alat kontrasepsi, sementara adik baru lahir dan si mbak baru 2 tahun 4 bulan.

Kejadian tidak haid berulang lagi, sampai spiral dilepaspun belum juga haid, bagaimana mungkin bisa hamil kalau haid saja tidak, alhamdulilah tepat sikecil 2 tahun saya haid, tapi suami bilang nanti saja habis lebaran hamilnya, sebenarnya saya mau sesegera mungkin, mengingat umur saya sudah diatas 35, sependek yang saya tau, usia segitu sudah rawan untuk hamil.

Bulan ramadhan lalu, saya berharap hamil, tapi setelah di tes, ternyata negatif, saya sedih sekali, kok susah sekali saya hamil lagi, tapi saya juga tidak berhenti berdoa sama Alloh SWT semoga secepatnya bisa hamil, hari ke-4 lebaranpun masih haid, hmm... sedih.

Tanggal 17 agustus pagi, iseng saya tes lagi, sudah penuh harapan bahwa hari itu bakal positif, dengan tespack Rp. 5.000,- saya tes, lagi-lagi saya harus menelan rasa sedih, hanya nongol satu garis, langsung lapor sama suami belum juga hamil, lantas kami berdua terdiam. Tespack langsung dibuang ketempat sampah saking sedihnya, memang saya belum telat. gak sabar saja rasanya pengen segera hamil.

Seharian masih juga mikirin kenapa saya tidak hamil, padahal firasat saya atau mungkin memang hanya harapan saya saja yang terlalu besar, saya merasa bahwa saya hamil, tiap bangun tidur merasa punggung begitu sakit, seperti habis mengerjakan pekerjaan yang begitu berat, 2 kali hamil rasanya seperti itu.

Sampai sore hari ketika hendak mandi, tidak tahan lagi dengan rasa penasaran yang menumpuk didada, saya cari lagi tespack dalam plastik sampah, saya korek-korek diantara kulit bawang, sampah sayur, parutan kelapa, akhirnya dapat juga, tespecknya tidak kotor karena saya masukan dalam platik pembungkusnya, saya lihat lagi baik-baik. Ternyata saudara-saudara...... garisnya dua, saya langsung memperlihatkan sama suami yang lagi asyik di depan laptop, kamipun langsung berpelukan dan berucap " alhamdulilah ya Alloh....".


tespack kedua, lebih meyakinkan.... Alhamdulilah.

Semoga kehamilan ke3 ini lebih mudah dari 2 kehamilan sebelumnya, semoga tidak ada lagi drama diinfus dan mual hingga muntah berdarah. Lancarkan semuanya ya Alloh ya robbal alamin.

Selasa, 28 Juli 2015

Tentang Sampah Plastik

Tiap kali berkunjung kesuatu tempat, mulai dari tempat makan, pasar tradisional, mall, obyek wisata, jalanan, hal yang selalu saya perhatikan bahkan sering juga saya potret adalah sampah plastik yang berserakan dimana-mana. Miris dan sedih banget melihatnya.

Ingat waktu jalan-jalan ke Bengkulu kemarin, sepanjang jalan dari Kepahiang - Bengkulu kota, padahal jalan yang dilalui berbukit-bukit, sebagian nyaris tak berpenghuni, tapi yang namanya sampah, ya ampun..., swear banyak  banget berserak disepanjang jalan. trus sampahnya dari mana? hayo tebak.

Tadi sore juga jalan dari Tebo ke Bungo, sepanjang jalannya berserak sampah, saya perhatikan hampir tiap meternya ada sampah plastik kemasan makanan dan minuman bertebaran. Kira-kira apalah penyebabnya?.

Menurut saya sampah plastik di sepanjang jalan penyumbangnya adalah orang yang lewat jalan itu juga, soalnya di jalan tertentu yang samasekali gak ada rumah, sampahnya juga banyak loh. Saya seringkali menemukan  orang melempar sampah ke pinggir jalan, naik motor, beli minuman botol, abis minum sampah langsung di lempar, pakai mobil bagus mengkilap, buka kaca trus melempar bungkus makanan. Eh yang mobil jelek banyak juga ding melempar sampah gitu.

Begitupun obyek wisata, saat kemarin ke Pantai Panjang  di Bengkulu, ya ampun sampah plasti berserak dimana-mana, saat ke Taplau di Padang, sampah plastik malah terapung-rapung dibawa ombak. Saat kekebun teh, sampah minuman juga berserak dibawah pohon. Trus kemarin juga pas mampir ke air terjun, dekat air terjun itu ada yang jualan, tapi sampahnya dikumpulkan tepat di pinggir air terjun. haduh....

Saya juga pernah berdebat dengan seorang bapak muda yang berjualan makanan, saat itu beliau menyuru anak buahnya agar membuang sampahnya ke sungai, dia bilang kenapa gak boleh, saya jelasin lah bla-bla, dan yang seperti itu masih banyak loh disini, bagaimana dengan disana-sana, pernah juga kah menemukan yang ngeyel model begini.

Sering juga saya ngomel dengan karyawan karena sering buang kulit permen sembarangan, menurut saya, bungkus permen, puntung rokok, tutup botol bahkan korek kuping yang kecil itu tetep sampah. 

Yuk ah, kemanapun kita pergi, jangan meninggalkan sampah disembarang tempat. Apa sih susahnya menyimpan sementara sampah plastik yang kita hasilkan hingga kita bisa membuangnya ketempat yang benar, sedangan di buang di tempat yang benar saja sampah tetap menimbulkan masalah, apalagi sampah plastik dimana-mana. Pernah baca nggak, kalo di Jepang, bahkan saat jalan-jalan ditaman membawa anjing, kotorannyapun dibawa pulang, nah loh. 

Wajah boleh cantik, boleh gagah, tapi kalo buang sampah sembarang, bisa ilang loh kecantikan dan kegagahannya, saya doakan ya, bayangkan kalo rame-rame yang berdoa gitu. yuk kita doakan barengan. trus yang jelek gimana?, apa boleh buang sampah sembarangan, tetep gak boleh ya, bakal saya doakan makin jelek.

Soal kebiasaan buang sampah sembarangan ini bingung juga dikaji dari sudut mana, kalo di bilang budaya, masa ada budaya nyampah, kalo dibilang yang buang sampah gak berpendidikan, ih orang Indonesia sih pendidikannya sudah pada tinggi-tinggi, trus kenapa oh kenapa?.

Ayolah kita jaga lingkungan kita, jangan sampai suatu masa permukaan bumi kita tertutup sampah plastik, jangan sampai saat kita kepantai kita berenang bersama plastik, jangan sampai selokan sekitar kita juga tersumbat oleh plastik dan kalo banjir teriak-teriak menyalahkan anu-anu dan itu-itu. Minimal kita mulai dari diri kita masing-masing, dari anak kita dan dari keluarga kita.

Koleksi foto-foto saya tentang sampah ya :


ne di gentala arasy
di air terjun

dibawah pohon teh
di pantai




Selasa, 14 Juli 2015

Amplop Lebaran Buatan Sendiri



Lebaran tinggal beberapa hari lagi, persiapan menyambut hari raya sudah kah selesai?, baju baru, kue-kue, bersihin rumah, dan THR buat para keponakan?. 

Semenjak sudah berpenghasilan sendiri, tiap tahun saya selalu menyisihkan sebagian uang untuk para keponakan tercinta, nggak banyak-banyak sih tapi dengan duit-duit baru dalam amplop yang lucu, mereka semua akan gembira.

Amplop THR buat anak-anak ini biasanya saya beli saja, praktis meski yang namanya beli tidak ekonomis, apalagi tinggal di daerah macam saya ini, amplop THR lucu-lucu itu jarang ada, sekalipun ada terkadang harganya lumayan mahal. Kemarin sempat ditawarin sama temen dekat sini sebungkus isi 10 lembar harganya Rp.12.000,-. Tuh mahal kan?.

Trus pas jalan-jalan ke Muara Bungo kemarin saya sudah beli, eh karyawan salon juga mau, padahal saya belinya cuma 3 bungkus masing-masing isi 10 dan harga perbungkusnya Rp. 5.000,-, cukup untuk saya saja, alhasil kami bikin sendiri, dari bahan-bahan yang mudah didapat dan murah. peralatan dan bahan yang diperlukan adalah : gunting, kertas kado aneka warna, lem dan mistar.

Cara membuatnyapun mudah sekali :
1. ukur kertas kado sebesar 15 cm x 13 cm, lalu gunting dan lipat-lipat, ini ukuran hasil nyontek amplop yang sudah ada ya, tapi kalau mau bikin ukuran sendiri yang lebih imu-imut juga tidak masalah.



2. Lem bagian sisi ini dan rekatkan.





3. Lipat bagian ujung-ujungnya kira-kira 1 cm.



4. Gunting bagian sudut untuk bagian tutup, seperti gambar dibawah ini :


5. Lem salah satu tepi saja ya, kalo keduanya uangnya gak bisa masuk dong.

6. Ini dia amplonya, lucukan





Nah begitulah caranya buat amplop sendiri, mudah bukan?, satu lembar kertas kado dengan harga Rp. 1000,- bisa  jadi 12 buah amplop, murah meriahkan. ayo buat sendiri dan kreasikan sesukamu. Bisa juga pake kertas-kertas yang lainnya, bisa ditambah gambar-gambar yang lucu-lucu kalo rajin, hehehe. Selamat mencoba.


Artikel ini diikutsertakan dalam #GiveAwayLebaran yang disponsori oleh Saqina.comMukena Katun Jepang NanidaBenoa KreatiSandermdhofaro, dan Minikinizz  



Jumat, 10 Juli 2015

Pentingnya Pengaturan Kolom Komentar


"Ada satu tambahan dari saya, terutama kalau saat blogwalking ke blog teman-teman. Betapa susahnya mau berkomentar tapi nggak ada alternatif pilihan : name/Url. Buat yang pakai platform blog dari blogger tuh, dan ini wasting time karena kita harus login dengan Account Google, sementara kita browsing via handphone/smartphone. Serius deh, malas balik lagi ke blognya, padahal kita ingin meninggalkan jejak atau komentar. Buat yang masih nggak menyediakan komentar Name/Url, coba diganti pilihannya. Jangan berharap banyak yang mau komen kalau masih susah buat komentar

Begitulah salah satu paragraf terakhir dari tulisan Mak Indah Julianti Sibarani yang sangat menohok saya. Sebenarnya sudah berbulan-bulan saya menyadari kalau pengaturan kolom komentar saya tidak oke setelah membaca beberapa yang membahas masalah ini, berat sekali untuk merubahnya karena itu artinya semua komentar di blog saya tidak akan terlihat. 

Pengaturan komentar di blog saya persis seperti tulisan mak Indah itu, harus login dulu ke Account Google agar  bisa berkomentar. Ternyata itu sangat menyebalkan ya.

Setelah membaca tulisan Mak Indah itu, kembali pertentangan batin itu muncul, membayakan seluruh tulisan tanpa komentar, membayangkan tulisan tertentu yang komentarnya puluhan menghilang, aduh pusyiiing. Demi kebaikan kedepannya, akhirnya saya kuat-kuatkan hati mengubah pengaturan kolom komentar agar siapapun bisa berkomentar. 

Caranyapun tidak sulit sebenarnya, seperti ini yang saya lakukan :
  • Login ke blogger
  • Pilih Google plus
  • Hilangkan centang ketiga seperti gambar dibawah
  • Simpan


hapus centang ke-3
Hasilnya seluruh komentar langsung hilang, tapi tak apalah, yang terpenting blog saya akan menjadi lebih baik. Buat teman-teman yang senasib dengan saya dalam pengaturan kolom komentar. Ubahlah segera, jangan tunggu lama-lama, agar blog kalian makin baik.



Sumber :
http://indahjulianti.com/making-money-with-a-blog/



Rabu, 08 Juli 2015

Akhirnya Tata Makan Nasi

Semalam tata mendadak bilang gini 

"bu, mbak mau nasi uduk"
"nasi uduk..." kaget banget donk saya, secara sejak umur 15 bulan tata gak pernah makan nasi barang sebutir.
"iya bu, mau nasi uduk yang kayak kemarin kayak mbak tia makan"

Yup, beberapa hari yang lalu kami buka di warung tenda, sebelum pesan saya tanya dulu siapa yang mau nasi uduk, dan siapa yang nasi putih, tata tentu tidak usah ditanya, karena selama ini dia memang tidak pernah makan nasi, es teh saja cukuplah dia. sepupunya yang pesan nasi uduk dan suami, saya sih lebih suka nasi putih saja.

Sedari kecil tata memang anak yang tidak celamitan soal makanan, sampai umur 1 tahun dia tidak kenal yang namanya krupuk, permen atau aneka cemilan, hanya biskuit yang boleh dia makan. saat melihat orang makan pun dia tidak terlihat kepingin. berbeda dengan adiknya, layaknya anak kecil lain, tiap melihat orang makan, mulutnya akan mengecap-ngecap tanda mau.

Saya tidak tau pasti apa penyebab tata takut sekali dengan yang namanya nasi, jadi hingga kemarin, dia belum pernah makan nasi sejak umur 15 bulan, seperti bayi lain umur 6 bulan saya beri MPASI yang saya buat sendiri, 9 bulan mulai nasi lembut yang dimasak sendiri hingga umur 15 bulan, sampai akhirnya tiap disuapin selalu dilepeh, tapi terus saya coba sampai dia tidak mau sama sekali, bahkan jika saya makan dan duduk disampingnya, diaakan marah, mencium bau nasi saja tata akan langsung pergi.

Mendengar tata minta nasi uduk, saya gembira banget dan langsung bercerita pada suami, semoga harapan saya agar tata makan nasi bisa terwujud, saya selalu optimis, mungkin nanti saat mulai sekolah, tata akan mau makan karena melihat teman-temannya makan, mungkin belum ada satu tahun ini juga tata doyan makan lontong, itupun hanya dengan sate padang dan saya sudah sangat gembira, apalagi ini tata minta sendiri nasi uduk, luar biasa gembira semoga tata beneran doyan.

Dan akhirnya sore tadi, ayahnya membelikan nasi uduk, dengan raut muka yang sangat riang, meminta saya mengambilkan piring dan cuci tangan, padahal makannya pake sendok, biar kayak di warung tenda katanya. semangat banget nyuapin tata, suapan pertama dikunyah dan ditelan dengan sukses. suapan kedua masuk, suapan ketiga dilepeh, trus muntah dan muntah lagi banyak banget, muntah susu pastinya. saya agak cemas, tapi berusaha tenang.

Saya bersihkan tata dan ajak mandi sambil terus dibujuk-bujuk, dia bilang nasinya enak, nasi tuh manis ya bu, syukurlah, saya pikir setelah muntah tadi dia bakal tidak mau lagi makan, ternyata abis mandi masih mau lagi, hanya nasi uduk saja, tidak mau pake bawang goreng, tidak mau pake ikan goreng. ya sudahlah minimal mulai mau makan nasi. 

Ternyata muntah tadi karena masuk tempe goreng dalam suapannya saking semangat si ayah menyuapi, mungkin ada yang aneh langsung di lepeh.

Setelah cukup banyak makan nasinya dan tidak mau lagi, dia bilang gini ke saya :
"besok beli lagi ya bu nasi uduknya "

oke, kita akan beli nasi uduk tiap hari sampai tata doyan nasi putih masakan ibu, huhuhu, tapi jangan lama-lama ya nduk, kalo sampai lama nanti ibu malah yang buka warung tenda sekalian untuk makan tata.


Senin, 29 Juni 2015

Cerita Tata Belajar Mengaji

Tata mulai saya kenalkan dengan huruf hijaiyah sejak umur 2 tahun, belum terlalu intens, hanya deretan huruf yang tertempel didinding, kapan saja Tata mau suru membaca sambil menunjuk huruf satu2, umur 4 tahun baru saya belikan buku iqro, huruf hijaiyah yang di dinding sudah hafal tanpa harus melihat.

Tiap abis magrib mulai saya ajarin baca buku iqro', awalnya susah sekali mengajak Tata konsentrasi melihat buku, matanya jelalatan kesana-kemari, sebentar lari ke huruf hijaiyah yang didinding, balik lagi duduk didepan saya, frekuensi mengaji masih menuruti mood Tata, kadang mau, kadang tidak, yang penting sabar.

Dua bulan terakhir mulai mau duduk konsentrasi, tiap abis solat magrib langsung ngajak ngaji sendiri, mengajarnyapun saya bergantian dengan suami. tata tampaknya memang bukan anak yang sangat jenius, butuh kesabaran eksta untuk mengajarinya ngaji, pernah di iqro' satu mentok di huruf tho, sampai berapa hari nggak bisa-bisa juga, akhirnya setiap ketemu huruf itu saya bilang " siapa nama adiknya", sejak saat itu setiap ketemu huruf tho, dia akan langsung melirik kearah adiknya, huruf hijaiyah lain yang agak tersendat adalah djal dan  dhot, sisanya aman lancar. meski dari huruf satu kehuruf lain temponya tetap agak lambat, tapi nyaris tanpa di beri tahu.

Mulai puasa ini Tata sudah masuk iqro' 2, mulai menyambung 2 dan 3 huruf, di halaman pertama lambat lancar, dihalaman kedua dan ketiga mulai agak kesulitan, kalo ada huruf sambung yang tidak bisa, saya balik lagi ke iqro satu untuk memperlihatkan huruf tunggalnya, alhamdulilah kalo huruf tunggal tata sudah hafal, di iqro'2 ini kendalanya ya itu, kudu bolak-balik ke iqro'1.

Mengajari anak memang tidak mudah, untuk beberapa hal yang kami rasa kami mampu, saya dan suami memutuskan untuk mengajari sendiri kedua anak kami, kami ingin merasakan bagaimana mendidik anak sendiri dipelajaran dasar membca, menulis dan mengaji, merasakan bagaimana seorang guru harus sabar menghadapi anak-anak. tidak mudah buat kami, kadang saya dan suami juga kesal dan marah, apalagi jika Tata lagi membandel dan banyak ulah, tapi kami saling mengingatkan, kalo sudah kesal biasanya pelajaran mending diakhiri dan alihkan ke hal yang lain.

Hal yang saya dapat dari intens mengajari Tata adalah, sabar, sabar dan sabar. intinya mereka insha Alloh bisa, cuma mungkin durasi bisa dari satu anak ke anak lain beda, trus saya jadi sering kepikiran, saya saja kadang nggak sabar menghadapi anak sendiri, apalagi orang lain. saya selalu berdoa semoga selalu diberi kesabaran dalam mengadapi dan mendidik anak. amiin.




Kamis, 25 Juni 2015

Tombol Follower Blog Tidak Terpasang

Pertamanya yang ada dalam pikiran saya, folower blog itu ya follower google +, happy bangetlah karena dah mencapai angka 200an, setelah kemarin mak tian lustiana posting "Manfaat Saling follow blog", ikutan deh ngramein, biasa ya mak, saya ini suka latah ikut-ikutan, kemaren twitter, meski mpe sekarang tetap jarang ngetwit, tapi lumayan nambah juga follower.

Nah setelak klak-klik sana-sini diblog emak-emak cantik, baru nyadar kalo follower blog baru seitungan jari tangan aja #cakar-cakarkulkas#biaradem. ternyata follower blog itu gak sama dengan follower google plus, ya ampun, padahal kemaren sudah geer amir #tutupmuka.

Yang lebih ngenes lagi, selama ini saya  emang gak masang tombol follow this site atau tombol follower itu, ampun deh, pantesan saya gak punya follower yah, padahal tiap blogwalking saya sering banget ngeklik tombol join this site, tapi gak juga nyadar itu penting.

Akhirnya setelah googling, bisa juga pasang widget super penting itu di blog, dan langsung saya tangkringin di bagian kanan paling atas supaya yang mampir ke blog saya langsung lihat dan gak perlu nyari-nyari lagi.

Begini yang saya buat
1. login ke blogger
2. Pilih lay out
3. pilih add gadget
4. pilih more gadget
5. pilih follower
6. simpan

ketik members

pilih member


nah tu nongol follower blog saya...



Nah, begitulah, bisa dilihatkan, ternyata saya masih miskin follower, mumpung bulan baik emak-emak yang juga pada baik hati, boleh donk sedekah ke saya, tambahin deh jumlah follower saya, inshaa Alloh secepatnya saya follow back.




Sabtu, 20 Juni 2015

PMP

Jaman sekolah dulu dari dasar hingga menengah atas, saya masih selalu ingat pelajaran PMP, pendidikan moral pancasila, sekarang sudah tidak ada lagi, sebagai gantinya adalah PPKN atau KWN. saya hafal 36 butir pancasila pada waktu itu, karena memang harus dihafal, apalagi dulu juga ikut cerdas cermat P4 (lupa kepanjangannnya).

Pelajaran PMP dulu mengajarkan banyak hal baik berdasarkan sila pancasila dan lebih dijabarkan lagi dalam tiap butirnya, mengajarkan bagaimana moral kita seharusnya terhadap orang lain, terhadap orang tua kita, orang yang lebih tua, bagaimana menolong sesama, saling menghormati perbedaan agama, budaya, suku serta adat. kita diajarkan untuk berempati terhadap kesulitan orang lain.


Semakin kesini, saya sering merasa bahwa rasa empati, sopan santun, tepo seliro semakin berkurang, kalau dulu tiap ketemu orang selalu menyapa atau minimal tersenyum meskipun tidak kenal, sekarang saya lebih sering menemukan saat berpapasan dengan orang lain pura-pura asyik dengan hape, atau malah melengos, bahkan ketika suami saya menegur orang dijalanan, saya malah tanya "ayah kenal..." tidak jawabnya. Ya ampun, ternyata saya pun sudah begitu.


Pernah juga saat saya, childrenfruit dan tetangga duduk-duduk didepan salon, ada seorang nenek yang rambutnya sudah memutih keseluruhan hendak menyeberang jalan, saya menyuruh salah satu dari mereka menyeberangkan si nenek, apa jawabnya, semua menjawab malu, pernah denger begitu, menolong orang lain itu malu.


Adalagi cerita lain, saat saya asyik ngobrol dengan dokter praktek sebelah, tiba-tiba ada mobil berhenti, bapak tua yang tampak sakit turun, jalan tertatih-tatih seperti hendak jatuh, dari sisi lain keluar pemuda berkacamata, salah tingkah, bukannya menolong malah lambat-lambat jalan sambil otakatik hp, bu dokternya sampe geram dan berkata "eh itu kakeknya dibantu", abis ngobatin pasien, bu dokternya masih menggerutu, kenapa sih bukannya nolongin, malu apa punya kakek yang tua dan sudah tidak tegap lagi.


Bulan ramadahan ini, semoga saya diberi berkah, agar empati saya terhadap sesama bisa lebih baik lagi, semoga saya lebih sensitif terhadap orang-orang yang sedang kesulitan dan membutuhkan bantuan, begitupun 










Senin, 15 Juni 2015

Marhaban Ya Ramadhan

Ternyata, tinggal hitungan jam kita sudah akan kembali memasuki bulan suci ramadahan, bulan terbaik dari 12 bulan yang ada, karena bulan ini penuh pengampunan. Puasa hari kamis besok kan ya, menurut berita yang sudah saya baca puasa kali ini bareng ya, syukur dech.

Bulan ramadhan selalu menjadi bulan yang saya rindukan, penuh keberkahan dan seringkali memunculkan hal-hal baik yang tidak pernah saya sangka dan saya rencanakan, teringat awal menggunakan jilbabpun di bulan ramadhan beberapa tahun yang lalu, semoga tahun ini lebih banyak kebaikan yang bisa saya dapatkan sehingga semakin meningkatkan ketakwaan saya pa Allah SWT.

Suka aja dengan hiruk pikuk bulan ramadahan, beberapa hal yang bikin ramadhan selalu beda dengan bulan lainnya dan bikin kangen adalah :

  • Sebagai ibu rumah tangga merangkap pembantu, kesibukanpun berubah, jadwal memasak menjadi sore hari, suami biasanya ikut membantu mengamankan anak-anak yang juga ingin ikutan membantu saya. biasanya urusan memandikan anak menjadi mutlak tugas suami.
  • Jalan sore, eh motor-motoran sore ding, minggu-minggu awal puasa biasanya tiap hari kami lakukan, sambil menunggu waktu berbuka, juga sambil cari-cari makanan apa buat buka puasa. Tebo seuprit ya, jadi 20 - 30 menit dah nyampe rumah lagi. 
  • Menu selama bulan puasa tidak begitu ribet buat saya dan suami, yang terpenting ada nasi, satu macam lauk dan sayur. sudah cukup, terlalu banyak biasanya malah mubazir dan berakhir di tong sampah.
  • Es buah adalah minuman pembuka yang hampir tidak pernah tinggal, meskipun hari hujan, cuaca adem es buah selalu saya buat, bahannya mudah saja melon, semangka, alpukat, nata the coco, cincau, markisa, selasih, sirup, susu kental manis dan tentu saja es batu... hmmm seger.
  • Saat sahur biasanya saya hanya memasak sayur bening, memanaskan lauk dan bikin susu hangat.
  • Selesai sahur lanjut cuci piring dan beberes sambil menunggu azan subuh, selesai solat subuh lanjut tidur lagi, karena biasanya siang saya sudah tidak bisa istirahat. Bulan puasa berkah tersendiri, warung lebih rame dari biasanya.
  • Menjelang berbuka, biasanya saya mengaji, meskipun hanya beberapa lembar semoga tahun ini bisa lebih banyak.
  • Semenjak punya anak saya tidak pernah tarawih di masjid maupun dirumah, semoga tahun ini bisa tarawih drumah saja sambil ngajarin anak-anak.
  • Saya juga suasana pasar tradisional yang mendadak lebih rame, aneka olahan untuk berbuka banyak dijual yang pada bulan lain tidak di jual.
  • Pasar beduk yang selalu ramai para pembeli, saya sih lewat saja, soalnya jarang banget beli, kami tidak begitu suka ngemil2 (kalo ngemall baru), kalau sekali-sekali beli lebih sering tidak termakan.
  • Bonus yang selalu di nanti biasanya tiap bulan ramadhan BB saya turun, yah semoga tahun ini turunnya lebih banyak.
  • Semoga juga di bulan ramadhan ini, doa saya dikabulkan supaya thoriq cepet punya adik amin.

Nah itu beberapa hal yang berbeda dari biasanya, bagaimana dengan anda? tentu punya keistimewaan juga kan?

Sebelum ramadhan ini juga, saya mohon maaf lahir bathin pada semua penghuni dunia maya, baik yang kenal langsung maupun belum pernah bertatap muka, mungkin banyak kata-kata, tulisan atau cerita saya yang tidak berkenan, menyinggung atau menyakiti kalian semua. maklum saya sering lebay nulis kepanjangan.

Marhaban ya ramadhan bagi semua umat muslim di dunia.





Selasa, 09 Juni 2015

Tentang Jadi Apa


Tiap kali ditanya, akan jadi apa nanti Tata, saya dengan cepat akan menjawab, semoga nanti tata menjadi desainer dan penulis. Sebenarnya Tatapun belum tahu kalo ditanya soal profesi apalagi cita-cita, jawaban saya itu sebenarnya hanyalah merupakan harapan seorang ibu terhadap anaknya, lantas teman saya menjawab "wah, bagus itu, desainer kan banyak duitnya". 

Maka dimulailah perdebatan itu, saya tidak sepakat dengan dengan pendapat seperti itu, sebagai orang tua, saya tidak ingin mengajarin anak saya, bahwa menjadi dokter, Pengacara, pilot, penulis, dosen, insinyur, desainer dan sebagainya karena duitnya banyak, tetapi lebih kepada profesi-profesi mulia itu saat mampu digapainya dapat bermanfaat bagi banyak orang.

Sebenarnya cita-cita memang tidak sama dengan profesi menurut beberapa artikel yang saya baca, tapi karena sudah terlanjur umum dimasyarakat bahwa kalo ditanya cita-cita maka jawabnya adalah salah satu profesi seperti yang saya sebutkan tadi atau profesi-profesi lainnya.

Dulu sewaktu masih sekolah, seringkali saat ngobrol dengan teman mau jadi apa nanti, profesi yang disebutkan pastilah yang penghasilannya besar, malah obrolan seputar enak jadi hakim, polisi atau kerja di kantor pajak, tempatnya basah, hahah, gak pake atap kali kantornya.

Entah darimana pikiran semacam itu datang, tapi begitulah tentang profesi sewaktu kecil dulu, bayangkan kalo sekarang saya bilang sama anak saya "nak, besok kamu kalo sudah besar jadi dokter saja, enak nak, sekali operasi bisa berjuta-juta", atau saya bilang gini "jadi pengacara enak nak, sekali ngurus satu kasus bisa ratusan juta" bayangkan apa yang akan terjadi dengan anak saya, maka siapa saja yang tidak sanggup membayar atau punya uang tidak akan bisa menggunakan jasanya.

Sekarang saya lebih mengenalkan pada anak banyak hal yang baik, misal saat saya memasak saya akan bilang "nanti kalo sudah besar mbak tata pintar masak ya, biar bisa masakin ibu, masakin ayah" atau kalo saya pergi ketukang jait saya bilang "besok mbak tata bisa bikin baju ya, kayak tante ini, liat baju mbak tata bagus", atau saat ke dokter bilang gini "mbak tata mau jadi dokter, nanti bisa ngobatin adik kalo demam", intinya saya lebih mengajarkan manfaat dari profesi tersebut.

Tentang menjadi apa kelak anak saya, sepenuhnya saya serahkan pada mereka nantinya, sebagai ibu, saya pastinya punya harapan, misal untuk anak perempuan, saya lebih berharap anak perempuan saya bisa jadi ibu rumah tangga yang baik dan juga tetap bisa punya penghasilan, kalau bisa malah pekerjaannya fleksible terhadap waktu dan tempat, sehingga prioritas terhadap keluarga lebih utama.

Sedangkan untuk anak laki-laki, harapan saya lebih besar lagi, pilihan profesi lebih banyak, karena anak laki-laki kelak akan menjadi kepala rumah tangga, akan mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap keluarganya. tapi tetep sih, kalo bisa, mahir menulis juga. 

Sebagai orang tua, saya hanya bisa mengarahkan, memberikan bimbingan, memberikan pendidikan sebanyak-banyaknya tentang banyak hal agar kelak mereka bisa mempunyai profesi yang baik.












Senin, 08 Juni 2015

Mainan Thomas

Entah kapan Thoriq mulai suka dengan kartun thomas, mungkin sejak umurnya 1 tahun, sayapun lupa pertama nonton dimana, tapi begitu dia melihat kartun ini, film kartun yang lain lewat, mau sih nonton, tapi tidak akan tahan lama.

Karena kartun thomas diputar pada jam tertentu, sementara Thoriq maunya nonton kapan saja, maka suami mendownload beberapa serial kartun Thomas di laptop khusus mainan Tata dan Thoriq. 

Suatu kali saya belikan baju gambar thomas, tiap saat baju itulah yang mau di pakai, tiap abis mandi mau pakai baju thomas, meskipun baju itu masih diatas jemuran. Akhirnya saya belilah baju thomas, hingga hari ini sudah 6 buah baju thomas dan masih kurang juga, maklum kami nyuci kadang 3 hari sekali. hahaha.

Mainan thomaspun pernah kami belikan, sewaktu iseng ketempat mainan di hypermart, ada mainan thomas, lah kok harganya lumayan mahal, kereta thomas sebesar genggaman tangan saya ini harganya Rp. 90.000 sebiji. mau beli 2 kok sayang yah..#makpelit. belilah satu yang berbentuk thomas. Thoriq kelihatan seneng banget. duh sayapun seneng banget.

Pernah ada keponakan saya yang datang bawa mainan thomas satu set, thoriqpun ikut main, pas pulang dibawa donk, nah si thoriq nangis, maka mencarilah kami thomas yang mirip dengan punya sepupunya itu di toko maianan, ternyata sudah habis. tapi thoriq masih bisa di bujuk kok, beli mainan thomas yang lain. diem dech.

Tapi gak selesai sampai disitu, tiap hari dia mainan thomas dengan sebuah penghapus berwarna biru, katanya penghapus itu toby, oalah, ternyata saya harus beli toby lagi, dan kebetulan kemarin main ke hypermart, nampaklah si toby, harganya sudah naik, Rp. 130.000/biji, biasalah mamak-mamak kayak saya, agak eman beli mainan mahal, seuprit pula, dipegang-pegang sambil masih nyari thomas yang lain, kali aja ada yang lebih murah, memang ada sih tapi lebih kecil lagi dan gak sama mereknya dengan thomas yang dirumah, yo wes ambil saja, pas bayar ternyata diskon, jadi cuma bayar Rp.99.000. Alhamdulilah, setidaknya thoriq gak mainan toby pake penghapus lagi.

Baru nyampe empera toko juga langsung dibuka dan langsung mainin toby, sampae dirumah sibuk nyari thomasnya satu lagi, sekarang kemana-mana thomas dan toby di pegang. kalo pagi sayapun bisa serius masak tanpa diganggu, karena dia asik mainin thomas dan toby.

Nak-nak, kenapa juga sukanya thomas, mungkin karena thomas itu kalo di ulang-ulang jadi mas tho ya, alias mas thorig....hahaha.






Jumat, 29 Mei 2015

Siapa Menelantarkan Siapa (tamat)

Lanjut ya pemirsa....

Jam 21.00

Setelah telfon sana-sini minta pertimbangan, termasuk saya istri tercintanya ini, akhirnya suami membawa Mr. x ke polsek terdekat, menceritakan kembali kronologi dari A sampai Z pada pak polisi, eh ternyata pak polisi yang di polsek juga bingung, mereka menyarankan suami untuk mengantar saja ke kantor satpol PP, ya sudahlah, pergi kekantor satpol PP, karena sudah jam 10 malam, kantornya jelas sudah tutup, sayangnya tidak ada satu orangpun yang bisa ditemui. sempet juga tanya-tanya dengan pemuda-pemuda yang sedang kumpul-kumpul dekat kantor satpol PP itu, dan mereka menyarankan ke Polres saja. tidak ada pilihan lagi, meluncurlah mereka ke Polres daerah tersebut.


Jam 22.00

Sampai di Polres, seperti semula menceritakan kembali dari awal sama pak polisi, terjadilah juga perdebatan disana.

Pak polisi : Eh mas, bapak ini kan sudah tua, nanti kalo meninggal disini gimana, bisa dapat masalah kami

Pak suami : Lah, kalo bapak saja yang bagian dari penegak hukum, paham undang-undang merasa kuatir, apalagi saya, kalo meninggal di tempat saya bukannya penyelidikannya nanti lebih rumit

Mr. x : Sudah-sudah, kalian tidak perlu repot, kalo saya mati, buang saja mayat saya ke sungai, beres..

Pak polisi : oh tidak bisa gitu pak....(lalu semua terdiam #krik-krik)

habaget.com

Mungkin Mr. x juga sudah pusing sendiri, tidak ada lagi yang mau menerima dirinya, setelah berdiskusi hingga tengah malam, diputuskan Mr. x tetap tinggal di Polres, nanti akan diserahkan pada dinas sosial setempat.


Awalnya Mr.x menolak, dia bilang tidak mau di dinas sosial, berkumpul dengan orang stres yang sering tidak pakai baju, dia mau ikut suami saja dan diturunkan dipinggir jalan mana gitu, tapi suami tentu tidak bersedia, mana tega tengah malam begini menurunkan orang tua di pinggir jalan. dan sebelum suami pergi pak tua berkata

"Terima kasih ya mas, atas kebaikannya, semoga yang diatas membalas kebaikan mas, dan semoga suatu hari bisa ketemu lagi" #gubrak, jangan-jangan nanti balik lagi ketempat kami #tepokjidat.

Nah begitulah cerita tentang Mr. x ini,  Mr. x juga sempat curhat dengan adik ipar, bahwa beliau sangat menyesal, hari tuanya seperti ini, tapi nasi sudah menjadi bubur. menurut saya pribadi banyak hikmah dan hal berharga yang bisa saya ambil dari peristiwa dramatis ini, diantaranya  :

  1. Pergunakanlah masa muda sebaik-baiknya, agar masa tua tidak sia-sia seperti Mr.x ini, masa muda yang penuh dengan kemalasan, tidak akan menghasilkan apa-apa.
  2. Jangan pernah mengabaikan, menelantarkan, tidak bertanggungjawab terhadap keluarga, anak, istri, karena kita tidak muda selamaya, suatu hari kita akan menjadi tua dan membutuhkan anak-anak kita.
Sekilas tampaknya Mr. x terlantar, tapi menurut pak polisi beliau malah bisa dijerat dengan UU KDRT, karena sudah menelantarkan keluarganya, waduh..., diakhir cerita saya hanya berdoa semoga Mr. x mendapatkan perawatan yang baik disana, agar tidak mondar-mandir keman-mana, dan tidak lagi nyasar di rumah kami. dan semoga anak-anaknya suatu hari mau menerima Mr.x. Amiin