gambar: tebo.newspaper.co.id |
Bulan haji nech ya..., bulan haji sih rasanya selalu identik dengan pesta-pesta pernikahan, hajatan dan semacamnya lah ya, saya tak hendak membahas pesta pestinya, tapi tradisi yang baru saya temukan selama saya tinggal di Tebo yaitu tradisi angkat bapak.
Saya tidak tau bagaimana pastinya tradisi ini bermula, yang saya sering temukan adalah apabila ada pria yang berbeda dusun, akan menikah dengan seorang wanita, maka sipria terlebih dahulu mencari bapak angkat dari warga yang tinggalnya sedusun dengan sang wanita.
Bapak angkat biasanya adalah orang yang cukup tua, yang sudah memiliki anak yang dewasa (gak ada loh bapak angkat yang belum punya anak), mungkin maksudnya bapak angkat bisa bijaksana nantinya apabila ada permasalahan yang terjadi pada si anak angkat
Proses mengangkat bapak ini cukup sederhana, disaksikan beberapa tetuo adat seperti bapak imam, RT, RW, kepala dusun serta para orang yang dituakan, terlebih dahulu diadakan acara selamatan selanjutnya penyerahan bingkisan dari anak angkat sebagai tanda mengakat bapak, bingkisan biasanya berupa kain sarung, baju koko dan kopiah atau peci.
Angkat bapak ini juga tidak selalu dilakukan oleh pria yang akan menikah, beberapa teman pendatang dari kabupaten bahkan provinsi lain, yang kebetulan bekerja di Tebo juga pernah mengangkat Bapak. bisa jadi agar hubungan sosial dengan masyarakat setempat akan lebih baik, dan si pendatang bisa merasa lebih nyaman karena memiliki orang tua angkat.
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung & meninggalkan komentar, tunggu kunjungan balik saya
If you follow my blog, I will do too