everything

Sabtu, 21 Desember 2013

Ibu, Cinta Tanpa Akhir


Sejak 15 September 2010, saya resmi menjadi seorang ibu, sulit bagi saya menggambarkan bagaimana perasaan saya saat itu, yang jelas sangat sangat bahagia sekali, sakitnya melahirkan serta beratnya proses kehamilan yang saya alami hilang seketika  bersama keluarnya bayi mungil saya yang cantik. dan sekarang sayapun mendapat anugrah tambahan dengan bayi laki-laki tampan pada 26 Januari  2013, melengkapi kebahagian saya menjadi seorang ibu dengan dua anak laki-laki dan perempuan.

Being a mom....sangat tidak mudah, setelah mempunyai 2 anak, naluri keibuan saya semakin terasah tajam, saya yang dulu kaku terhadap anak2dan  kaku terhadap ibu saya sendiri, sekarang menjadi sangat sensitif, menjadi ibu....ternyata tidak semudah yang di bayangkan...

Sebelum mempunyai anak sendiri, jaman  masih sekolah, saya pribadi yang sangat cuek, sembari sekolah saya sudah sibuk bekerja karena memang keterbatasan materi keluarga kami, hubungan saya dengan ibu  bisa dibilang sangat kaku, saya dan ibu  tidak pernah ngobrol serius atau bahasa sekarang curhat dengan ibu, saya hanya bicara dengan ibu  masalah-masalah yang umum saja, seingat saya, ibu tidak pernah marah kesaya, karena saya anak perempuan yang terkecil, sehingga sewaktu kecil dulu, ibu lebih sering memarahi kakak-kakak saya, atau mungkin juga memang saya anak yang manis....#gubrak. tapi serius, ibu jarang sekali marah.

Ibu  bisa dikatakan tidak banyak bicara, tapi sungguh saya sangat bersyukur memiliki ibu seperti ibu saya ini, dia tidak pernah melarang saya melakukan hal-hal yang saya mau, dia juga sangat jarang menasehati saya untuk melakukan sesuatu seperti yang dia mau, dalam hidup saya ini, ibu  tidak banyak ikut campur terhadap segala keputusan yang saya ambil tentang sekolah, pekerjaan, pertemanan, bahkan jodoh, ketika saya terlambat menikah, saya tau  persis, ibu  sangat kuatir, apa lagi di daerah saya umur 25 tahun saja dah telat banget, sedangkan saya menikah hampir diusia 32 tahun, tapi dia tidak pernah membahas masalah itu kepada saya, dia  ibu yang menyimpan banyak hal  hanya di hatinya.

Awalnya, jujur saja, saya mendambakan memiliki ibu seperti ibu-ibu teman-teman saya, ibu yang gaul, pintar bercerita, sering menasehati anaknya, cerewet, pintar berdandan dan sebagainya. tapi itu dulu ketika saya belum paham menjadi seorang ibu, ternyata ibu saya, dalam diamnya selalau mendoakan kami anak-anaknya, bahkan ketika sekarang saya dan kakak-kakak  beranjak mandiri, ibu tidak pernah meminta apa-apa.

Masih lekat dalam benak saya, ketika saya akan menikah, kala itu saya bisa dikatakan cukup mandiri secara financial, tetapi karena saat itu saya sedang mempunyai bisnis yang harus menguras seluruh tabungan, dan saya tidak dapat membantu banyak dalam pernikahan saya, ibu pun tidak protes, tidak meminta ini-itu layaknya beberapa ibu yang pernah saya temui, saya sedih sekali waktu itu, tapi ibumalah mendudkung saya, bisnis mu juga penting katanya.

Terbiasa jauh dari ibu sejak lepas kuliah, rindu saya dengan ibu saat ini seringkali membuat saya menangis, ketika mendekati minggu kelahiran anak pertama saya, jauh disana, ibu sudah panik duluan, memikirkan saya yang tak jua melahirkan kata kakak, ketika anak kedua saya juga akan lahir, tanpa saya minta, jauh-jauh hari ibu  sudah datang, padahal saya bukan anak kecil, bahkan hampir punya 2 anak, tapi ibu  masih sangat mengkuatirkan diri saya. dia kuatir saya kerepotan karena anak pertama saya saat itu juga baru 2 tahun.

Ada tiga keharuan saya yang tak terkira bersama ibu, saya menangis tersedu-sedu dipelukan ibu  ketika  usai menikah dan ibu sibuk mengusap air matanya, saya menangis tersedu-sedu ketika usai melahirkan anak pertama saya  ketika ibu  datang, dan yang ketiga saat  saya menangis kesakitan pasca operasi anak kedua, ibu  tak henti memijat pinggang saya karena saya tak kunjung buang angin, saya tidak meminta, tapi itulah ibu, dalam diamnya membuat saya sering meneteskan airmata.

Baru  tiga hari yang lalu, ibu  menelepon akan datang kerumah, karena liburan  akhir tahun ini, saya sudah memberi tau tidak bisa pulang kerumah ibu, saya mempertimbangkan banyak hal di akhir tahun, karena usaha kecil saya juga sangat sibuk diakhir tahun, saya baru akan mengunjungi ibu pertengahan januari besok, tapi ibu sudah tidak sabar, biarlah dia yang datang, katanya dalam telepon kemarin, sore ini insya alloh ibu nyampe dirumah saya.

Belajar dari  ibu, saya tidak boleh mengeluh menceboki anak saya, mengendongnya saat menangis, menganti celana yang dipipisinya, menjawab pertanyaan anak saya yang puluhan kali diulangnnya, membujuknya saat marah, menghiburnya saat kecewa, tidak tidur semalaman karena anak saya demam, bangun berkali-kali karena harus memberi asi, saya sudah belajar dari ibu yang telah memberi saya cinta tanpa akhir, sayapun akan melakukan hal sama seperti yang ibu  berikan, saya juga akan menjadi ibu yang memberi cinta tanpa akhir pada anak-anak saya.

Sekarang, setelah menjadi seorang ibu dengan dua anak, saya semakin paham dengan diamnya ibu selama ini, menjadi ibu memang bukan untuk banyak bicara, tapi banyak melakukan. menjadi ibu bukan untuk banyak mengeluh tapi banyak bersyukur, menjadi ibu adalah karunia tak terhingga, menjadi ibu taruhannya  nyawa dan menjadi ibu akan berakhir surga.

Selamat hari ibu special for my mom yang telah melahirkan dan membesarkan saya , dan selamat hari ibu buat semua ibu di dunia, semoga kita semua menjadi ibu terbaik bagi anak-anak kita, ibu terbaik bagi semua orang. 



sumber gambar : katamutiara.co









Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung & meninggalkan komentar, tunggu kunjungan balik saya

If you follow my blog, I will do too